Renungan Harian - Thursday, 28 June 2018
70 TAHUN DIBUANG DI BABILONIA
Kamis, 28 Juni 2018
St. Ireneus, UskMrt
2 Raja-raja 24:8-17
Mazmur 79:1-5,8-9
Matius 7:21-29
“Nebukadnezar, raja Babel, menyerang Yerusalem dan kota itu dikepung. Lalu keluarlah Yoyakhin, raja Yehuda, mendapatkan raja Babel, ... Raja Babel menangkap dia ... Ia mengeluarkan dari sana segala barang perbendaharaan rumah TUHAN.” --- 2 Raja-raja 24:11-13
DARI SEJARAH Umum kita mengenal adanya “Pembuangan Babilon” dialami oleh rakyat Israel. Dan pembuangan ini berlangsung selama 70 tahun (587-538 SM). Dan itu berawal sewaktu raja Yoyakhin yang baru berusia delapan belas tahun dan tiga bulan memerintah di Yerusalem. “Ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN tepat seperti yang dilakukan ayahnya.” Kekalahan dan pembuangan seluruh penduduk Yerusalem berserta keluarga raja, dengan semua tukang-nya, ke Babilon, itu dianggap sebagai hukuman dari Tuhan. Dan menurut anggapan mereka itu sebagai gambaran bagaimana Allah marah akan kebejatan raja dan rakyat, Allah menghukum mereka degan kekalahan dalam peperangan dan menyerahkannya kepada musuh. Betulkah?
Ada yang percaya ada yang tidak. Kita boleh menanyakan bagaimana mungkin Allah yang mahakasih dan pemelihara itu memutuskan untuk menghukum umat yang dipilih-Nya. Orang bisa tak percaya bagaimana mungkin Allah menghukum dengan pembuangan dan perbudakan yang sangat keji. Kuat kuasa Allah-lah yang menyelamatkan dan memberi serta membawa damai. Memang kita dapat saja ditangkap dan dibuang entah ke tanah tahanan di mana. Dan kekayaan dari kerohanaian kita dijarah rayah. Apa yang indah dan mulia dalam diri kita dapat saja dicampakkan, seperti halnya ‘piala-piala mas dari Raja Salomo’.
Kitab Suci di sini mencatat juga sejarah sosial politik Israel: peperangan, kemenangan dan kekalahan, dan akhir pembuangan seluruh rakyat Israel. Dan perlu kita ingat, dari segi rohani, kita juga bisa menjadi tawanan dari pelbagai sikap negatif seperti dengki, dongkol dan mangkel serta kemarahan kita dan tidak mau mengampuni. Kita juga bisa menjadi tawanan ‘ketergantungan perilaku yang tak bermoral’ dan menganggap dirinya paling benar dan orang lain salah.
Doa: Bapa, bila ada konflik dan friksi yang tidak mengenakkan, berilah kami rahmat-Mu untuk bebas dari yang jahat, dari pembuangan. Berilah diri kami kembali hati yang mengasihi dan pulang kembali bersama menuju pada-Mu.
Janji: “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Surga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di surga” --- Matius 7:21
Pujian: Karena bujukan iblis, Saraswati meninggalkan Yesus dan keluarganya, dan nikah dengan pemuda yang beragama lain, karena iming-iming yang sangat menggiurkan. Tetapi pada jelang hidupnya berkat doa gencar dari keluarga dan teman-temannya, ia meminta dipanggilkan Romo untuk menerimakan Sakramen Pengurapan Orang sakit. Harapannya dikabulkan Tuhan, terbebas dari pembuangan, meski sudah tak sadar diri disuatu ICU Rumah Sakit, ia menyambut Sakramen Akhir itu.
Penanggung Jawab RH: Rm. Subroto Widjojo, SJ
Bagikan :
Renungan Harian lainnya :
AMANAT AGUNGThursday, 25 Apr 2024 |
YESUS SANG TERANG DALAM KEGELAPANWednesday, 24 Apr 2024 |
KASIH YANG TAK TERPISAHKANTuesday, 23 Apr 2024 |
GEMBALA PARA DOMBAMonday, 22 Apr 2024 |
ANAK-ANAK ALLAHSunday, 21 Apr 2024 |
TETAP SETIA MENGIKUT YESUSSaturday, 20 Apr 2024 |
YESUS DI DALAMKU DAN AKU DI DALAM YESUSFriday, 19 Apr 2024 |
DITARIK TUHANThursday, 18 Apr 2024 |
PERCAYAWednesday, 17 Apr 2024 |
AKULAH ROTI HIDUPTuesday, 16 Apr 2024 |
SANG ROTI HIDUPMonday, 15 Apr 2024 |
MASIH ADAKAH YANG TIDAK PERCAYA KEPADA YESUS SEBAGAI TUHAN YANG TELAH BANGKIT?Sunday, 14 Apr 2024 |