Jawaban :
97 l1vy4
Maaf saya tidak memahami apa yang dimaksud dengan “dari pertanyaan di atas” – yang mana ?
Yang jelas, kami umat katolik tidak takut, tak perlu takut, mengapa harus takut?
Kami umat katolik telah belajar selama 2000 tahun dalam perjalanan sejarah Gereja, sejak zaman para Rasul, terjadi perbedaan pandangan dalam hal ajaran dan praktek penghayatan iman. Nah ini membuahkan perpecahaan dalam gereja sepanjang sejarah. Dan kita-kita menjadi korban sejarah dari perpecahan itu, dan kita-kita lalu saling meng-klaim kami yang benar – kamu salah dst ! Dan sampai saat ini tiap hari muncul gereja baru, karena pimpinan atau gembalanya tidak cocok dengan satu sama lain. Ini realitas. DAN inilah suatu skandal besar untuk persatuan umat kristiani dan sekaligus hambatan besar untuk pewartaan atau penginjilan!
Bagaimana kita bisa memperkenalkan Kristus kepada orang-orang yang belum kenal, kalau kita sendiri terepecah belah, berantem ????
Adalah hal yang wajar kalau umat katolik sakit hati dan lalu membenci, kalau dikatakan oleh umat Kristen lain, bahwa umat katolik itu kafir, menyembah berhala, Gereja katolik adalah Pelacur dari Babilon, Gereja yang telah kuno dan menyimpang dari ajaran asli. Tentu kami-kami akan tenang-tenang saja, dan dapat berdoa: “Ampunilah mereka karena mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan (katakana) !”. Tetapi umat katolik biasa tentu tidak dapat bersikap seperti ini.
Meski kita berbeda pandangan, kita tetap mencintai umat lain, malahan kita juga wajib tetap mencintai umat lain yang belum kenal Kristus, memusuhi, malahan kita harus mendoakannya!
Tetapi dalam Ajaran (Credo) dan penghayatan iman, kita bisa berbeda, tetapi umat katolik tetap teguh berpegang pada ajaran yang diwariskan para rasul lewat Gereja sampai sekarang. Tentu kami-kami tidak bisa beribadat bersama , dalam satu gereja, dengan saudara-saudara yang tidak percaya akan Tritunggal Mahakudus, tidak percaya bahwa Yesus Kristus ya Allah ya Manusia. Memang kita perlu lebih mencari kesamaan-kesamaan bukan perbedaan. Tetapi kita juga harus tetap menghargai perbedaan yang ada. Umpama saja, umat katolik percaya akan Ekatisti kudus, penghadiran kembali korban Kristus: wafat dan kebangkitanNya, yang kami rayakan hari Minggu sejak zaman para rasul, dan Yesus Kristus benar-benar hadir secara sakramental dalam Ekaristi, bukannya symbol atau kenangan biasa! Juga tentang sakramen Tobat: umat katolik percaya bahwa Allah itu Maharahim dan mengutus Yesus PuteraNya menebus dan mengampuni dosa, dan kuasa mengampuni dosa, Yesus berikan kepada Gereja, dan kita rayakan sampai sekarang. Dan umat Kristen non-katolik tidak percaya itu semua. Ya itu hak mereka dan perlu kami hormati, dan sebaliknya kami-kami juga meminta saling menghargai.
Tetapi Puji Syukur kepada Tuhan, telah mulai pendekatan ke arah kesatuan yang disebut Oikumnisme, ada dialog dsb dsb. Meski gereja katolik tidak menge-klaim adalah “Gereja Kristus”, tetapi percaya “Gereja Kristus” hadir dalam Gereja Katolik. Maka kami tidak heran semakin hari semakin banyak teolog, gembala dan umat Kristen non-katolik menemukan kepenuhan kerinduannya dalam beriman ke dalam Gereja Katolik. Baca saja buku-buku Scott Hamn yang telah diterjemahkan, umpama “Rome Sweet Home” !
Tuhan memberkati!
Subroto Widjojo SJ
Tanya Jawab untuk Artikel : Artikel Iman
KIRIMKAN PERTANYAAN ANDA !
Apakah Anda memiliki pertanyaan ? Silakan isi formulir di bawah ini untuk menanyakan mengenai iman.
Setiap pertanyaan akan dijawab oleh pihak yang berkompeten. Terima kasih !