Jawaban :
JAWAB
Umum : Ini bidang tafsir Kitab Suci. Mereka-mereka yang pernah ikut KPKS tentu juga bisa menjawabnya.
Khusus :
1. Sebelum orang berhubungan dengan Dhat Nan Mutlak yang dikenal dengan sebutan Tuhan berarti lebih dulu orang percaya akan Ada-Nya. (Ini ranah Filsafat Ketuhanan dan juga Sosiologi Agama).
Dari nalar dan budi kita kita bisa menerima Ada-Nya. Di sini kita merasa keterbatasan kita, kita merasa butuh bantuan-Nya > terciptalah hubungan dengan Dia dan kita ujudkan dalam doa atau ibadat.
Tetapi hanya Wahyu (Tuhan Allah-lah) yang bisa memberi tahu Siapa Dia
dan Apa yang menjadi kehendak-Nya Nah, pewahyuan hal-hal itu disampaikan oleh para Nabi yang diutus-Nya, al. Nabi Musa.
Tuntunan yang diterima Musa serta penafsiran Musa tentang hal itu menjadi kriteria yang benar untuk mengatakan pujaan dan cara lain beribadat yang tidak selaras dengan apa yang diterima, dianggap sebagai bukan Allah atau berhala; bukan dari wahyu melainkan akal manusia saja. Nah untuk menegaskan bahwa Musa benar-benar menerima wahyu, hal ini dikokohkan dengan semua mukjizat yang Musa lakukan atas perintah Tuhan.
2.Tuhan Allah tidak mempunyai nama.
Kepada Musa hanya diwahyukan Aku adalah Aku (Kel 4:14).
Kalimat itu dalam bahasa Ibrani disingkat YHWH (dibaca Yahwe)- di Alkitab diterjemahkan dengan kata TUHAN - huruf besar- yang dimaksud sebagai mana kita pahami ada Allah.
Selain itu dalam budaya Yahudi ada gelar-gelar lain seperti
- Elohim,
- Adonai,
- El Shadai dsb dsb.
- Bagi kita (Jawa) Gusti, Pangeran, Junjungan dsb
- Dalam bahasa Inggris Lord
- Yunaninya Kurios dan
- Latin Dominus .
Entah bagaimana kita menerjemahkan Tuhan, yang seharusnya Tuan .
Dan Tuhan bahasa Indonesia bisa berarti Allah atau juga sekedar gelar.
3. Dari sejarah agama-agama ataupun dari sosiologi agama, ada usaha manusia mencari dan berusaha berhubungan dengan hal-hal adikodrati, dari agama-agama alami (bukan wahyu) kekuatan-kekuatan ghaib itu dipersonalisasikan berujud dewa, bisa satu bisa banyak, tergantung sifat-sifat dan tugasnya sejauh dipersepsi.
Sedang agama dari pewahyuan itu sifatnya monotheisme - satu-takterbagi-tiada lain!
Tentang Aku Tuhan Allahmu ...dsb Coba silakan baca Kel 20: 1-2 , ttg permulaan kalimat dari Kesepuluh Perintah Allah Musa yang menyampaikannya, agar diterima bukan dari kata-kata Musa melainkan dari Tuhan Allah sendiri. Maka dipakai Aku, Tuhan Allah, ... dan kedua ada unsur sejarah, bahwa Tuhan Allah yang sama Yang membawa bangsa Israel keluar dari perbudaan di Mesir dengan Tuhan Allah yang memberi Kesepuluh Perintah-Nya! Lalu bandingkan dengan Kesepuluh Perintah Allah versi Ulangan (Ul 6:1-24) yang bersifat penyampaian pengajaran dengan penjelasannya!
Subroto Widjojo SJ
Tanya Jawab untuk Artikel : Artikel Iman
KIRIMKAN PERTANYAAN ANDA !
Apakah Anda memiliki pertanyaan ? Silakan isi formulir di bawah ini untuk menanyakan mengenai iman.
Setiap pertanyaan akan dijawab oleh pihak yang berkompeten. Terima kasih !