Monday, March 04, 2013    
Logo BPN      
  Pembaruan Karismatik Katolik  
       
buku pengajaran ISAO LOGO Info Iman Katolik BPN PKK pusat informasi artikel iman sharing dan kesaksian tanya jawab berita dan kegiatan hubungi kami

    | Artikel Menarik | ROH KUDUS | TEOLOGI | SABDA TUHAN | SAKRAMEN | DOA | EVANGELISASI | ICCRS Newsletter | KONVENAS XII - Jakarta 2012 |

Cari:



Alkitab Online


Untuk hari ini belum ada !

 

BUKU-BUKU PENGAJARAN


Items
DIPACU OLEH ROH KUDUS

Pembaruan Karismatik Katolik telah menjadi karunia istimewa dari Roh Kudus kepada Gereja untuk membaruinya. Buku ini adalah panduan yang sangat berguna bagi setiap orang untuk memahami sifat asli dari Pembaruan Karismatik Katolik. Pada hari ini, tanggal 16 Oktober, hari peringatan Baptisan saya, dengan sangat bersukacita  saya merekomendasikan buku ini kepada para gembala umat dan para pemimpin Pembaruan agar supaya dapat membantu mereka di dalam membimbing gerakan itu pada arah yang benar di dalam keuskupan dan daerah mereka. ... [more info]



Items
PEDOMAN DASAR

Telah tersusun PEDOMAN DASAR dengan kepanitiaan yang diketuai oleh Romo Antonius Gunardi, MSF. Pedoman dasar ini telah diterima dan disahkan oleh KWI dalam Sidang tahunannya, November 2005.... [more info]



Items
VISI DAN MISI PEMBAHARUAN KARISMATIK KATOLIK di IN

Mengingat perkembangan Karismatik di Indonesia yang cukup pesat, tetapi tanggapan umat maupun pimpinan Gereja yang sering masih simpang-siur, maka dirasa semakin dibutuhkan bimbingan dan pengarahan dari pimpinan Gereja yang resmi, yang lebih jelas dan sesuai dengan iman Gereja. ... [more info]



Artikel Iman : Artikel Menarik
KARISMA DISCERNMENT (MEMBEDA-BEDAKAN ANEKA MACAM ROH)

Items


Rasul Yohanes menulis: “Janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah... dan setiap roh, yang tidak mengaku Yesus (sebagai Anak Allah), tidak berasal dari Allah”. Santo Paulus menulis: “Ujilah apa yang berkenan kepada Allah” (1Yoh. 4:1,2,3; Ef. 5:10). Ia juga menulis: “Janganlah padamkan Roh Kudus, ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik” (1Tes. 5:19,21).

Sabda Tuhan menasihati kita untuk mengikuti bimbingan Roh Allah yang Kudus, membiarkan Roh itu tetap menyala dan jangan dipadamkan. Hal itu tidak mudah dilakukan. Dalam kehidupan ini, kita menghadapi berbagai macam “roh”, misalnya dalam bentuk faktor-faktor “dari luar diri kita” (seperti nasihat, perintah, larangan, teladan, adat-istiadat, agama, peristiwa, orakel dll.) dan juga dalam bentuk “dari diri kita sendiri” (seperti nafsu, keinginan, perasaan, ketakutan, mimpi, penglihatan, dsb.). Semua hal itu dapat mempengaruhi kita, atau bahkan mendorong kita untuk melakukan suatu tindakan. Karena itu, kita perlu melakukan seleksi terlebih dahulu, “roh” mana yang baik, “roh” mana yang tidak baik. Dengan demikian, kita dapat membuat keputusan yang bijak untuk mengikuti atau tidak mengikuti petunjuk dari “roh” itu.

Pada penjelasan di bab sebelumnya, kita sudah merenungkan tentang Sabda Pengetahuan dan Sabda Hikmat/Kebijaksanaan. Sabda-sabda tersebut menolong kita dengan memberikan petunjuk-petunjuk dalam situasi konkret, agar mampu mengetahui dan memutuskan tindakan yang sesuai dengan kehendak Allah. Sekarang ini, kita merenungkan bahwa manusia juga dapat ditolong oleh Roh Kudus supaya menjadi mampu untuk memilih, untuk membeda-bedakan apakah suatu “roh” itu berasal dari Roh Allah, atau dari roh jahat, atau dari roh manusia sendiri. Karisma itu disebut “karisma discernment. Karisma ini juga sering disebut sebagai “penegasan rohani”, “mendengarkan suara Tuhan”, “karunia telinga”, “pembedaan macam-macam roh”, “suara hati nurani”, atau “bimbingan Allah”.

Karisma discernment sangat berguna, ketika kita harus mengambil suatu keputusan yang penting, yang sangat menentukan arah perkembangan kehidupan pribadi atau kelompok. Bagi mereka yang menjadi gembala umat, pemimpin kelompok, komunitas dalam umat,  karisma ini sangat diperlukan.

Sama seperti karisma lainnya, karisma ini juga merupakan suatu kasih karunia, yang hanya dapat diberikan oleh Roh Kudus. Karisma ini tidak dapat diperoleh hanya dengan mengandalkan usaha manusia dan ilmu pengetahuan. Orang yang tinggal dalam Roh dan Firman Allah, yang rajin berdoa dan hidup setia dalam komunitas iman, menjadi lebih mudah terbuka, dan dengan intuisi suci dapat memilih sesuai dengan kehendak Allah.

Melihat perlunya bimbingan Roh Allah dalam perjalanan hidup, kita perlu memiliki kemampuan untuk memilih karya Roh Allah, kemauan Tuhan Yesus, rencana Allah  bagi kita. “Jadi, tidak cukuplah kalau aku sendiri mau bekerja untuk Tuhan (yang mungkin tidak diperintahkan oleh Tuhan!), tetapi aku harus melakukan pekerjaan Tuhan , yang diperintahkan oleh Dia (bdk. Mat. 7:21). 

Banyak orang yang mau bekerja untuk Tuhan, tetapi tidak berdoa dan bertanya-tanya terlebih dahulu, apakah hal itu adalah karya Tuhan, sesuai dengan kehendak Allah; tidak menyelidiki dulu, apakah ia digerakkan oleh roh Allah; apakah dorongan atau inspirasi itu sungguh rencana Tuhan dan panggilan Tuhan bagi dirinya. Dalam hal ini ada dua sikap ekstrem.

Pertama, ada orang yang merasa dalam segala keadaan dapat  langsung kontak dengan Tuhan, Allah Bapa, Yesus, Roh Kudus, Bunda Maria. Orang yang demikian merasa bahwa seakan-akan ia memiliki saluran telepon hotline langsung ke meja Tuhan dan karenanya semua hal harus ditanyakan dulu kepada Tuhan. Orang yang demikian tidak mau tahu mengenai ajaran dan peraturan yang sudah dengan jelas ada dalam tradisi iman Gerejanya.

Kedua, ada orang yang hanya mau hidup taat kepada perangkat hukum dan peraturan yang secara tradisional sudah dianut dalam agamanya. Orang yang demikian tidak memiliki kepercayaan bahwa dirinya juga diberikan bimbingan dan inspirasi Roh Kudus Allah yang hidup. Padahal sebagai murid-murid Yesus, anak-anak Allah, kita sudah dibaptis dan digerakkan oleh Roh Kudus, sebab kita hidup untuk seseorang, ialah untuk Tuhan yang hidup (bdk. Gal. 2:19-20), dan bukan hidup dengan mempersembahkan diri untuk suatu paket hukum dan peraturan yang merupakan benda mati.

 

Sumber:

L.Sugiri SJ. (1993). Karunia Membedakan Bermacam-macam Roh, dalam buku: Gerakan Kharismatik, Jakarta: BPK Gunung Mulia.

 

Karisma Discernment Dalam Kitab Suci

 

Bagaimana karisma discernment dialami oleh umat dalam Perjanjian Lama? Umat Israel pada zaman dahulu belum mengenal Roh Kudus Allah. Hanya beberapa tokoh, seperti nabi, raja, atau imam yang mengalami urapan Roh Kudus. Dengan urapan tersebut, mereka dipilih dan digunakan oleh Tuhan untuk membimbing bangsa Israel. Pandangan mereka mengenai Allah juga masih kurang berkembang. Mereka memandang Allah Yahwe sebagai  Pencipta yang jauh, yang tidak dapat dikenal, dan tidak dapat dihubungi secara pribadi.

Pada perkembangan selanjutnya, mereka mulai memandang Allah sebagai Raja yang menguasai dan mendikte hidup. Mereka belum memiliki kebebasan  dan tanggung jawab untuk memilih sendiri. Pada zaman para nabi, umat Israel mulai berani memandang Allah sebagai Bapa, yang mencintai mereka sebagai anak-anakNya. Sejak itu mereka mulai menjadi lebih dewasa dalam iman. Mereka mulai mengenal tanggung jawabnya terhadap Perjanjian dengan Allah. Mereka belajar untuk tetap setia kepada perintah-perintahNya, belajar mencari kehendak Allah, belajar membeda-bedakan nubuat mana yang asli dari Tuhan, dan mana yang berasal dari nabi palsu.

Nubuat mengenai murka Allah seringkali lebih asli daripada nubuat “bahagia”. Nubuat asli dikenal dari tanda-tanda nyata, yang membuktikan bahwa tugas nabi itu adalah karya Allah. Misalnya, ketika Nabi Elia menghidupkan anak seorang janda, baru janda tersebut percaya bahwa Elia itu datang dari Allah (1Raj 17:24; Yoh. 10:38; Mat. 11:4-6). Yang bernubuat secara otentik atas nama Tuhan, haruslah orang yang setia kepada iman umat, melakukan kehendak Allah, tidak bertentangan dengan perintah-perintah Allah, membangun kesatuan hidup umat, menghasilkan buah-buah Roh Kudus, dan melakukan semua perbuatannya demi kemuliaan Allah (bdk. Yes. 6; Yer. 1:4-10; Kel. 3; Hos. 1-3). 

Dalam Perjanjian Baru, Yesus dan para rasulNya dipenuhi oleh Roh Kudus. Yesus tidak begitu saja menerima institusionalisasi atau pelembagaan ketaatan kepada Allah. Yesus beberapa kali mengkritik pemimpin agama sebagai orang munafik, yang sering merusak ide wahyu dari Allah (bdk. Mat. 15:1-20; 6:1-18). Menurut Yesus, agama adalah soal batin. Allah itu Bapa dan kita menjadi anak-anak yang dewasa, yang dapat mencari kehendak Allah dengan penuh tanggung jawab sendiri dan bersama dalam komunitas iman.

Yesus mengadakan discernment mengenai Diri sendiri dan MisiNya; Ia mengenal dan menerima diriNya sebagai Anak dan utusan Allah ke dunia. Para muridNya juga mengenal identitas Yesus itu (Mat. 16:13-23; 1Kor. 12:10; 1Yoh. 4:11). Namun, berbeda dengan Yesus, para murid terkadang masih ragu-ragu dan keliru dalam hal discernment. Karena itu, terkadang tanpa sadar mereka digerakkan oleh roh jahat (Mat. 16:23; Yoh. 1:47; 2:25; 6:68-69; Kis. 5:10-11).

Tetapi hal itu tidak berlangsung terus-menerus. Setelah para murid dipenuhi, dikukuhkan, dan diutus dalam kuasa Roh Kudus, mereka menjadi sangat mantap dan tegas dalam membedakan macam-macam roh yang menggerakkan manusia. Pengalaman batin akan Roh Allah, Roh Yesus, memberikan keyakinan dan terang kepada mereka. Pengalaman itu menghasilkan kepercayaan yang teguh dan mengusir segala ketakutan. Roh Kudus bekerja dalam hati mereka yang ditandai dengan hasil buah-buah Roh di dalam komunitas kristiani: saling mengasihi dalam cinta Yesus (1Yoh. 4:20; 2:9; 3:10; Gal. 5:19-23).

          Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa diperlukan kriteria objektif untuk menilai apakah Tuhan sudah memberikan karisma discernment yang berfungsi dengan benar. Kriteria tersebut mencakup: (1) memiliki kesetiaan dalam iman; (2) setia kepada pimpinan resmi umat Gereja (Magisterium/ Kegembalaan); (3) setia dalam cinta persaudaraan; (4) memiliki hidup batin yang baik; (5) hidup dalam komunikasi dengan Allah Tritunggal; (6) menghasilkan buah-buah Roh Kudus.

Untuk mengalami karisma discernment yang asli dan otentik ini, semua kriteria tersebut perlu dipenuhi. Jika tidak terpenuhi, mungkin akan terjadi kekacauan, dengan kata lain bimbingan dari “roh” dapat ditunggangi oleh roh jahat (bdk. 2Kor. 11:4).

 

Sumber:

Valles, Carlos G. SJ. (1998). Art of Choosing; Seni Memilih. Yogya: Kanisius.

 

Discernment Dalam Hidup Gereja dan Perkembangannya

Sepanjang sejarah, Gereja ditolong oleh Roh Kudus, lebih-lebih bilamana harus mengambil suatu keputusan penting di dalam kehidupan dan perkembangannya. Misalnya, seperti ditulis dalam Kisah para Rasul pada masa Gereja Perdana (bdk. Kis. 1; 2; 3; 6; 15). Roh Kudus memberikan karisma discernment, suatu intuisi rohani, untuk membeda-bedakan aneka macam roh, dan untuk memilih sesuai dengan gerakan Roh Kudus. Roh Kudus memberikan suatu keterampilan untuk memilih kehendak Allah dalam situasi yang konkret.

Santo Ignatius Loyola, seperti santo-santa lainnya, terkenal karena dikaruniai karisma discernment. Santo Ignatius menjelaskan bagaimana ia dapat menggunakan karunia itu dalam memilih panggilan Tuhan, dan bagaimana ia hidup sesuai panggilan itu. Dalam perkembangan selanjutnya, karisma ini merupakan bagian penting dalam retret atau “latihan rohani” yang diwariskannya kepada Gereja. Discernment menjadi suatu alat praktis, baik bagi pribadi maupun komunitas, terutama ketika membuat suatu keputusan penting yang sesuai dengan kehendak Allah.

Kapan discernment perlu dilakukan? Kita perlu mengadakan discernment ketika menghadapi suatu perubahan penting dalam hidup, peralihan yang membawa dampak besar untuk masa depan kita atau komunitas kita. Misalnya: pendidikan apa yang ingin ditempuh? Panggilan hidup apa yang ingin dijalani, berkeluarga atau hidup selibater?, dan lain-lain. Meskipun semua pilihan itu baik, tetapi kita belum mengetahui apa yang dikehendaki Allah.

Akan berbeda halnya apabila kita dihadapkan pada pilihan melakukan perbuatan dosa atau status hidup yang sudah jelas. Hal semacam itu bukanlah bahan untuk melakukan discernment. Dalam situasi dan kondisi itu, kehendak Tuhan sudah jelas.

Bagaimana cara melakukan discernment? Hal mendasar yang perlu dilakukan ialah kita menciptakan suasana batin yang benar. Yang dimaksud, ialah berserah secara total kepada Tuhan Yesus, Allah Bapa, dan Roh Kudus. Kemudian, kita merindukan dan memohon keterbukaan untuk dapat menemukan kehendak Allah, seperti terungkap dalam doa Yesus: “Bukan yang Ku-kehendaki, tetapi yang Kau-kehendaki” (Luk. 22:24). Untuk bersikap demikan kita harus memiliki sikap rendah hati, berani, dan menempatkan diri dalam terang Roh Allah.

Sumber: L.Sugiri van den Heuvel SJ dan B.S. Mardiatmadja SJ. (2005). Discernment, Karunia Membeda-bedakan Roh, Jakarta: Putri Sion.

 

Kapankah Terjadinya Discernment? 

Waktu yang pertama dan utama, ialah ketika Tuhan sendiri memberikan suatu wahyu atau revelasi, misalnya seperti lokusi, orakel, peristiwa dahsyat, suatu penglihatan, mimpi kuat, nubuat, penampakan, tanda ajaib, Sabda Pengetahuan, Sabda Hikmat Kebijaksanaan yang sangat jelas. Namun demikian, kita perlu meminta bantuan pemimpin komunitas rohani atau pembimbing rohani supaya semua tanda tersebut diuji dan dinilai. Kita perlu memastikan apakah tanda itu pengalaman otentik asli dari Tuhan atau tidak. Sebab, roh jahat juga dapat membuat “mukjizat” dan memakai kedok “malaikat”.

Waktu yang kedua, ialah ketika kita mengalami pergolakan perasaan-perasaan kita sendiri. Manusia dapat mengalami aneka macam perasaan, itulah salah satu bentuk energi dan semangat kita, yang dapat mendorong kita untuk bertindak. Energi ada yang bersifat positif (konsolasi) dan ada yang negatif (desolasi). Dalam konsolasi maupun dalam desolasi, kita menguji manakah karya Roh Kudus , manakah yang bukan. Konsolasi yang otentik adalah karya Roh Allah dalam jiwa. Kita mengalami sukacita, damai, semangat, tabah, dekat dengan Tuhan dan dicintaiNya, dinaungi Roh Kudus, dll. Terkadang, konsolasi juga disertai dengan tanda-tanda seperti wangi-wangian, mendengar suara Tuhan, merasa hangat dan terharu, dll. Semua buah Roh ini dapat diberikan tanpa jasa kita sendiri, bahkan buah Roh juga dapat dialami dalam keadaan yang sulit, menderita atau rela berkorban demi cinta kasih. Hal yang perlu diperhatikan di sini adalah bahwa konsolasi palsu juga dapat diberikan oleh roh jahat dalam kedok “malaikat” (misalnya: ekstase, visi halusinasi, mimpi duniawi, peristiwa ajaib, kekuatan okkult, dan tanda-tanda dari paranormal). Oleh karena itu, semua pengalaman ini perlu diuji, apakah pengalaman itu datang dari karya Roh Allah, atau dari roh manusia, atau bahkan dari roh jahat. Desolasi terjadi ketika orang mengalami kelesuan rohani. Misalnya, orang merasa terpisah dan jauh dari Tuhan; orang mengalami kegelapan jiwa, kekacauan batin, kecenderungan hati ke arah negatif, godaan untuk tidak percaya terhadap Tuhan, tanpa harapan dan cinta kepada Tuhan dan sesama. Karena perasaan-perasaan itu, orang merasa malas, sedih, lesu, seakan-akan tidak mau hidup dalam Roh, dan tidak mau maju dalam hidup rohani, dalam hidup iman.

Perlu diingat bahwa desolasi memang dapat dialami setiap orang, namun hal itu bukanlah buatan Tuhan. Apabila orang malas mencari Tuhan, malas berdoa, malas melakukan meditasi dan latihan rohani, mereka dapat mengalami desolasi. Desolasi juga dapat dialami ketika orang membiarkan dirinya hanyut dalam gaya hidup duniawi, atau bahkan membiarkan roh jahat membujuk untuk meninggalkan Tuhan dan panggilanNya. Tuhan tidak menyebabkan kelesuan rohani, paling-paling Ia membiarkan kita mengalaminya, seperti yang dialami oleh Ayub (Ay. 1:6-12; 2:4-6).

Dengan mengalami cobaan, orang akan mengalami pertumbuhan iman yang lebih cepat, cintanya kepada Tuhan akan dibersihkan dan diperdalam (bdk. “Malam Gelap” dari Yohanes dari Salib; “Sumur Kering” dari Theresia Avila; “Cloud of the Unknowing” dari seorang rahib Inggris). Dengan berpegang pada pengalamannya, orang-orang suci memberikan nasihat: ketika mengalami desolasi (kelesuan rohani), jangan melakukan perubahan keputusan panggilan hidup yang dulu pernah diambil dengan tenang dan tegas sebagai panggilan Tuhan. Sebaliknya, lawanlah godaan itu dengan memperbaharui iman, berdoa, bermeditasi, dan menyelidiki hidup batin. Namun, hendaklah waspada supaya jangan jatuh dalam sikap selfpity, overactivity atau overcommitment. Dalam situasi dan kondisi tersebut, yang diperlukan adalah kesetiaan dalam kerendahan hati, sambil memuji Tuhan.

          Waktu yang ketiga, ialah ketika tidak ada tanda-tanda istimewa, dan juga tidak ada dorongan perasaan yang menggerakan kita. Ketika mengalami keadaan ini, kita perlu memakai kemampuan berpikir dan daya perhitungan. Kita perlu mencari informasi selengkap mungkin. Kemudian, kita perlu mengkategorikan setiap informasi yang diperoleh ke dalam dua kategori, yaitu pro atau kontra, untung atau rugi. Setelah itu, kita perlu meminta nasihat dari pembimbing yang benar dan memiliki kompetensi di bidangnya.

Setelah melakukan tahapan-tahapan itu, kita dapat memulai proses discernment yang sebenarnya. Kita dapat membawa pilihan pertama ke dalam doa sambil mempertimbangkan untung ruginya selama seminggu. Dalam waktu seminggu itu, kita menulis perasaan yang dialami selama doa, apa yang dikatakan Tuhan. Kemudian, pada minggu berikutnya, kita membawa pilihan yang kedua atau ketiga dalam doa selama seminggu. Kita kembali membawa pilihan-pilihan itu ke hadapan Tuhan, sambil mempertimbangkan untung ruginya. Kita juga mencatat perasaan dan apa yang dikatakan Tuhan dalam doa-doa itu. Setelah selesai mempertimbangkan semua pilihan dalam doa, kita bertanya kepada Tuhan, manakah pilihan yang paling berkenan kepadaNya, manakah yang paling memuliakan Dia, manakah yang paling memberikan konsolasi dan kegembiraan dalam Tuhan? 

Sumber: Rex A. Pai SJ. (2002). Discernment: a way of life - Membedakan Roh-Roh. Medan: Bina Media.

 


    Informasi lain mengenai : Artikel Menarik :
  • Doa sebelum memasuki dunia maya (internet)
    St. Isidorus dari Sevilla,Pesta : 4 April.  Diangkat sebagai Santo Pelindung Internet Users (Proposed Patron Saint of Internet Users).Doa sebelum memasuki dunia maya (internet) [lebih lengkap ...]

  • Businessmen Dinner Gathering
    Jumat, 22 Agustus 2008, aku di undang Dinner bersama Uskup Surabaya Mgr.  Vincentius Sutikno Dan para pengusaha besar di Surabaya. Dalam dinner tersebut Mgr.  Sutikno ingin menjelaskan mengenai motto Keuskupan Surabaya Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, Dan mempunyainya dalam segala kelimpahan kepada seluruh pengusaha di Surabaya.  Dan dinner tadi malam juga dijadikan ajang untuk launching program PSR (Personal Social Responsibility). [lebih lengkap ...]

  • Peserta Konvensi New Dawn ( Inggris) - Harapan Bagi Gereja
    Saya merasa ada yang berbeda pada konvensi New Dawn tahun ini, yang selalu dihadiri kira kira 3,000 orang setiap tahun. Pengajaran dan pewarta dan kegiatan liturginya seperti biasanya selalu baik. Pewarta yang hadir diantaranya termasuk Pastor Bob Faricy, SJ ( USA), yang kembali setelah lama menghilang, Michelle Moran dan Charles Whitehead ( UK), Pastor Chris O Donnel O,Carm ( Irlandia), Pastor John Bashibora ( Uganda), Pastor Stan Fortuna CFR ( Bronx), Roy Shoeman, seorang Yahudi yang menjadi Katolik dan Pastor Rufus Pereira ( India). Saya pikir perbedaannya terletak pada besarnya kehadiran umat dan iman mereka yang terlihat  dengan cara yang berbeda-beda [lebih lengkap ...]

  • Cara- Cara Doa Karismatik?
    Seseorang pernah bertanya mengenai  cara2  berdoa karismatik dan terus terang saya sendiri tidak tahu.  Yang jelas umat Katolik yang ikut pembaruan kharismatik Katolik, tetap Katolik. Jadi doa-doanya ya biasa secara Katolik umum. Doa pribadi, doa liturgi di gereja dan doa bersama di kelompok atau lingkungan. Sama!!!!! [lebih lengkap ...]

  • USKUP DAN KEBENARAN INJIL
    Dengan turunnya Roh Kudus pada hari Pentakosta, Gereja Yesus Kristus diberi kuasa untuk memberitakan Injil ke seluruh penjuru dunia. Pada mulanya berita Injil ini tidak ditulis melainkan hidup di dalam hati dan pikiran murid-murid Yesus, terutama ke duabelas. Kedua belas rasul terlatih untuk memahami dan mengajarkan amanat Yesus sebagaimana belum paernah dilakukan orang lain, karena mereka mempelajarinya dengan berjalan bersama Yesus melalui saat-saat pencobaan dan kemuliaan. Demikianlah sejak awal kristianitas pengajaran rasul-rasul Yesus adalah sumber yang paling diandalkan mengenai kebenaran tentang Yesus. [lebih lengkap ...]

  • Pemberi, Pengambil , Penyimpan
    “Ya Allah yang Mahabaik, tolonglah aku agar menjadi pemberi, pertama kepadaMu lalu kepada orang lain – dan tak pernah hanya menjadi pengambil atau penyimpan. Terima kasih untuk mendengarkan dan menjawab doaku. Aku bersyukur di dalam nama Yesus. Amin.” [lebih lengkap ...]

  • “Engkau tidak akan takut lagi kepadaKu, engkau hanya akan mengasihiKu”
    “Siapakah seperti Tuhan, Allah kita, yang diam di tempat yang tinggi, yang merendahkan diri untuk melihat ke langit dan ke bumi?” Inilah yang dinyanyikan Israel di dalam salah satu Mazmur (113:5,6), memuji keagungan Allah maupun kedekatan kasihNya kepada manusia. Allah berada di tempat tinggi, namun Ia turun kepada kita…. Allah itu besar tak terhingga, dan jauh, jauh di atas kita. Inilah pengalaman pertama kita tentang Dia. Jaraknya tampak tidak terbatas. Pencipta alam semesta, Sang penjaga segala sesuatu, sangat jauh dari kita: atau demikianlah tampaknya pada awalnya. Tetapi kemudian datanglah kenyataan yang mengherankan: Dia yang tak terbandingkan, yang “bertahta di tempat tinggi”, menujukan pandanganNya ke bawah kepada kita. Ia membungkukkan diri kepada kita yang di bawah. Ia melihat kita, dan Ia melihat saya. Perbuatan Allah yang melihat ke bawah jauh lebih besar dari sekedar melihat dari atas. [lebih lengkap ...]

  • KELUARGA YANG HIDUP DI HADIRAT ALLAH
    Oleh orangtua kita diajarkan banyak hal yang indah tentang kebenaran tetapi pemberian terbesar yang dapat mereka berikan kepada kita adalah, suatu iman yang hidup dan percaya penuh kepada Allah. Iman dan kepercayaan ini tidak hanya diajarkan, namun juga ditangkap dari mereka yang memiliki pengalaman akan Allah. Berbahagialah anak-anak yang bertumbuh di dalam rumah tangga di mana mereka melihat orangtua yang hidup di hadirat Allah setiap hari. Mereka tahu bahwa orangtua mereka adalah manusia biasa dan memiliki kelemahan-kelemahan, namun mereka juga melihat kekuatan dan rahmat yang didapatkan orangtua dari Allah di dalam doa, untuk mengampuni, mengasihi dan berbagi. [lebih lengkap ...]

  • BERBUAH MAKIN LEBAT DAN MAKIN BAIK
    Baru-baru ini, menurut berita UCAN, 310 peserta (dari 44 negara) menghadiri konperensi ke-13 Pelayanan Pembaruan Karismatik Katolik Internasional (ICCRS, International Catholic Charismatic Renewal Services) yang berlangsung pada tanggal 2-9 Juni 200 9 di Institut Kesejahteraan Kkottongnae yang dikelola Gereja di Eumseong. Tema konperensi adalah Kasih dalam Aksi” (Love in Action). Sangat menarik bahwa Bruder James Shin Sang-hyun dari Kkottongnae, sekretaris panitia pelaksana setempat, menyatakan bahwa para pemimpin pembaruan karismatik Katolik berjanji untuk melayani orang miskin, khususnya anak-anak dengan HIV/AIDS di Afrika. [lebih lengkap ...]

  • Salib Katolik
    “Mengapa kamu banyak sekali menggantung Salib? Hampir setiap kamar ada Salib. Seakan kamu menyalibkan Yesus di mana-mana.” Kata Andi kepada Beti ketika Andi berkunjung ke rumah Beti sahabat karibnya. Kebetulan Beti adalah seorang Kristen Katolik. [lebih lengkap ...]

  • Komitmen Dalam Tugas

    Dalam setiap pertemuan pengurus baik Badan Pelayanan di tingkat Paroki, Kevikepan maupun Keuskupan, sering ada laporan dari peserta tentang masalah komitmen. Permasalahan klasik terjadi berulang-ulang dan di berbagai tempat.Persekutuan Doa menjadi lesu dan kurang bersemangat, karena kurangnya komitmen dari tim pelayanan. Mulai dari kurangnya latihan, persiapan jasmani dan rohani, hingga kurang mampunya membagi waktu antara kegiatan yang satu dengan lainnya, sehingga Persekutuan Doa sering menjadi pihak yang harus dikalahkan. [lebih lengkap ...]

  • The Need for Pentecost Now

    Last year, when speaking to the African Synod, Pope Benedict XVI proclaimed: “We pray that Pentecost may not only be an event of the past, at the very beginning of the Church, but that it may be today, indeed now... Let us pray that the Lord may bring about the outpouring of his Spirit now, and recreate his Church and the world.” One can easily see why the Pope would have us pray that the Lord recreate the world, but why would the Pope ask God to recreate his Church? [lebih lengkap ...]

  • PARA IMAM DIBAHARUI OLEH ROH KUDUS

    Pada  hari  Jumat,  tanggal  23 Juli 2010, pukul 10 pagi  di  Shekinah, sekitar 32 iman dari beberapa paroki di Keuskupan Agung Jakarta,  Bandung,  Sorong termasuk Bapak Uskup Mgr. Petrus Boddeng Timang, Pr dari Keuskupan Banjarmasin  hadir dalam pertemuan dengan Pastor Robert Faricy, SJ dan Sheryl Nguyen  dari Amerika. Pastor  Robert Faricy, SJ dan Sheryl Nguyen sudah melakukan pelayanan bersama  sebagai satu  tim selama 8 tahun.  Sheryl  Nguyen selaku orang  awam juga  melakukan kaul kemiskinan, kesetiaan dan ketaatan sama seperti kaul Pastor Robert Faricy, SJ. Sebelum terlibat dalam pelayanan Sheryl Nguyen seorang  ahli teknik  yang beberapa tahun yang  lalu memberikan dirinya untuk pelayanan secara penuh bagi  Tuhan. [lebih lengkap ...]

  • BUNDA MARIA,TELADAN KITA
    Khususnya di bulan Mei dan Oktober kegiatan umat berdoa Rosario bersama  di lingkungan masing-masing sangat terasa. Demikian juga dengan kegiatan novena serta banyak  juga yang melakukan ziarah ke gua-gua Maria. Selain itu ada kelompok-kelompok umat  yang khusus berdevosi kepada Bunda Maria. Pertanyaannya, apakah   kita sudah benar-benar  meneladani Bunda Maria dalam kehidupan kita sehari-hari? Dan apa sih yang bisa kita teladani dari Bunda  Maria? [lebih lengkap ...]

  • SIDANG AGUNG GEREJA KATOLIK INDONESIA (SAGKI) 2010
    Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia (SAGKI) merupakan pertemuan akbar 5 tahun sekali. SAGKI dihadiri oleh utusan dari 37 Keuskupan di Indonesia yang terdiri dari para Uskup, imam, biarawan-biarawati, dan sejumlah wakil umat. SAGKI 2010 berlangsung dari tanggal 1 sampai dengan 5 November 2010 di Wisma Kinasih, Caringin – Bogor, Jawa Barat dan tercatat dihadiri 385 orang. SAGKI 2010 merupakan kesempatan untuk merayakan pangilan kita sebagai Gereja yang dipanggil untuk mewartakan Kabar Gembira Keselematan (Evangelisasi). [lebih lengkap ...]

  • HARI RAYA ORANG KUDUS, KEKUDUSAN BAGI SEMUA ORANG

    Kekudusan merupakan sesuatu yang diberikan  untuk tiap-tiap orang yang sudah dibaptis, tanpa memandang tipe kepribadian, karier, umur, ras, atau status perkawinan. Dalam sakramen baptis, kita  semua telah dilahirkan kembali dengan otot rohani yang diperlukan untuk memampukan kita untuk mencapai garis akhir. Namun otot ini harus dipelihara dan dilatih jika mereka masih dapat untuk dikembangkan dan membawa kita pada jarak sepenuhnya. [lebih lengkap ...]

     
Copyright © 2007 Pembaruan Karismatik Katolik. All rights reserved.