Monday, March 04, 2013    
Logo BPN      
  Pembaruan Karismatik Katolik  
       
buku pengajaran ISAO LOGO Info Iman Katolik BPN PKK pusat informasi artikel iman sharing dan kesaksian tanya jawab berita dan kegiatan hubungi kami

    | Artikel Menarik | ROH KUDUS | TEOLOGI | SABDA TUHAN | SAKRAMEN | DOA | EVANGELISASI | ICCRS Newsletter | KONVENAS XII - Jakarta 2012 |

Cari:



Alkitab Online


Untuk hari ini belum ada !

 

BUKU-BUKU PENGAJARAN


Items
DIPACU OLEH ROH KUDUS

Pembaruan Karismatik Katolik telah menjadi karunia istimewa dari Roh Kudus kepada Gereja untuk membaruinya. Buku ini adalah panduan yang sangat berguna bagi setiap orang untuk memahami sifat asli dari Pembaruan Karismatik Katolik. Pada hari ini, tanggal 16 Oktober, hari peringatan Baptisan saya, dengan sangat bersukacita  saya merekomendasikan buku ini kepada para gembala umat dan para pemimpin Pembaruan agar supaya dapat membantu mereka di dalam membimbing gerakan itu pada arah yang benar di dalam keuskupan dan daerah mereka. ... [more info]



Items
PEDOMAN DASAR

Telah tersusun PEDOMAN DASAR dengan kepanitiaan yang diketuai oleh Romo Antonius Gunardi, MSF. Pedoman dasar ini telah diterima dan disahkan oleh KWI dalam Sidang tahunannya, November 2005.... [more info]



Items
VISI DAN MISI PEMBAHARUAN KARISMATIK KATOLIK di IN

Mengingat perkembangan Karismatik di Indonesia yang cukup pesat, tetapi tanggapan umat maupun pimpinan Gereja yang sering masih simpang-siur, maka dirasa semakin dibutuhkan bimbingan dan pengarahan dari pimpinan Gereja yang resmi, yang lebih jelas dan sesuai dengan iman Gereja. ... [more info]



Artikel Iman : Artikel Menarik
“ENGKAU TIDAK AKAN TAKUT LAGI KEPADAKU, ENGKAU HANYA AKAN MENGASIHIKU”



Homili Benediktus XVI pada Misa Malam Natal di gereja St. Petrus:

 

“Engkau tidak akan takut lagi kepadaKu, engkau hanya akan mengasihiKu”

 

Ya Tuhan, bantulah kami untuk melihat sesuatu dari kemegahan kemuliaanMu. Dan berilah damai di bumi. Jadikanlah kami pembawa damaiMu. Amin.

Roma (Kantor Berita Vatikan)

 

Saudara dan Saudari yang terkasih,

 

“Siapakah seperti Tuhan, Allah kita, yang diam di tempat yang tinggi, yang merendahkan diri untuk melihat ke langit dan ke bumi?”

Inilah yang dinyanyikan Israel di dalam salah satu Mazmur (113:5,6), memuji keagungan Allah maupun kedekatan kasihNya kepada manusia. Allah berada di tempat tinggi, namun Ia turun kepada kita…. Allah itu besar tak terhingga, dan jauh, jauh di atas kita. Inilah pengalaman pertama kita tentang Dia. Jaraknya tampak tidak terbatas. Pencipta alam semesta, Sang penjaga segala sesuatu, sangat jauh dari kita: atau demikianlah tampaknya pada awalnya. Tetapi kemudian datanglah kenyataan yang mengherankan: Dia yang tak terbandingkan, yang “bertahta di tempat tinggi”, menujukan pandanganNya ke bawah kepada kita. Ia membungkukkan diri kepada kita yang di bawah. Ia melihat kita, dan Ia melihat saya. Perbuatan Allah yang melihat ke bawah jauh lebih besar dari sekedar melihat dari atas.

Pandangan mata Allah itu giat. Kenyataan bahwa Dia melihat saya, bahwa Ia memandang saya, mengubah saya dan dunia di sekitar saya. Mazmur mengatakan: “Ia mengangkat orang miskin dari dalam debu….” Dengan melihat ke bawah, Ia mengangkat saya ke atas, Ia mengambil saya di telapak tanganNya dan menolong saya - saya! – untuk bangkit dari dasar menuju keatas. “Allah membungkukkan diri ke bawah”. Ini kata nubuatan. Malam itu di Betlehem , menjadikan makna yang sama sekali baru. Perbuatan Allah membungkukkan diri menjadi nyata secara tak masuk akal. Ia membungkukkan diri – Ia sendiri turun ke bawah sebagai seorang anak di dalam kandang hina, lambang segala kebutuhan dan kesendirian manusiawi. Allah sungguh-sungguh turun. Ia menjadi seorang kanak-kanak dan meletakkan diriNya dalam ketergantungan khas seorang bayi yang baru dilahirkan. Sang Pencipta yang memegang segala sesuatu di tanganNya, kepada siapa kita semua bergantung, menjadikan diriNya kecil dan butuh akan kasih manusia. Allah berada di dalam kandang. Di dalam Perjanjian Lama, Bait Allah dianggap seperti tatakan kaki Allah; tabut perjanjian yang kudus adalah tempat kehadiranNya yang rahasia di tengah-tengah pria dan wanita.

 

Di atas Bait Allah, tersembunyi, berdiri awan kemuliaan Allah. Sekarang awan itu berdiri di atas kandang. Allah hadir di dalam awan kemiskinan seorang anak tunawisma: awan yang tak dapat ditembus, namun – awan kemuliaan! Sesungguhnya bagaimana kasihNya bagi manusia, perhatianNya bagi kita, dapat nampak lebih besar dan lebih murni dari cara ini? Awan ketersembunyian, awan kemiskinan seorang anak yang mutlak membutuhkan cinta, adalah sekaligus awan kemuliaan. Karena tak ada sesuatupun yang lebih luhur, tak ada sesuatu pun yang lebih besar daripada cinta yang membungkukkan diri, turun, menjadi tergantung. Kemuliaan Allah yang benar menjadi nyata bila mata hati kita terbuka di hadapan kandang Betlehem.

 

Catatan St. Lukas tentang kisah natal, yang baru kita dengar dari bacaan Injil, mengatakan bahwa pertama kali Allah membuka tabir ketersembunyianNya kepada orang-orang yang berkedudukan sangat rendah, orang-orang yang dipandang rendah oleh sebagian besar masyara-kat – kepada para gembala yang menggembalakan kawanannya di padang sekitar Betlehem. Lukas mengatakan bahwa mereka ”sedang berjaga”. Ungkapan ini mengingatkan kita akan suatu tema pokok dari pesan Yesus, yang mendesak kita untuk berjaga, bahkan sampai kepada Sakrat Maut di Getsemani- perintah untuk tetap terjaga, untuk mengenali kedatangan Allah, dan siap. Di sini ungkapan itu juga menyangkut lebih dari sekedar terjaga secara lahiriah pada malam hari. Para gembala sungguh-sungguh orang yang “berjaga”, dengan rasa yang hidup akan Allah dan kedekatanNya. Mereka sedang menunggu Allah, dan tidak berhenti meskipun Allah nampak jauh dari hidup sehari-hari mereka. Kepada hati yang berjaga, kabar sukacita besar dapat diwartakan: Bagimu malam ini telah lahir Juruselamat. Hanya hati yang berjaga yang mampu mempercayai pesan itu. Hanya hati yang berjaga yang dapat membangkitkan keberanian untuk pergi menemukan Allah dalam rupa seorang bayi di sebuah kandang. Marilah kita mohon kepada Tuhan untuk menolong kita juga untuk menjadi orang yang “berjaga”.

 

Santo Lukas mengatakan selanjutnya bahwa para gembala sendiri “dipenuhi” kemuliaan Allah, awan terang. Mereka mendapati diri dicekam oleh kemuliaan yang bercahaya di sekeliling mereka. Terbungkus oleh awan kudus, mereka mendengar pujian malaikat: “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepadaNya.” Dan siapakah orang-orang yang berkenan kepadaNya kalau bukan yang miskin, yang berjaga, yang berharap, yang mengharapkan kebaikan Allah dan mencari Dia, mencari Dia dari tempat jauh?

 

Para Bapa Gereja memberikan suatu pernyataan yang penting akan nyanyian para malaikat untuk menyambut Penebus. Hingga saat itu – kata para Bapa bangsa- para malaikat mengenal Allah dalam kejayaan alam semesta, di dalam keberadaan dan keindahan kosmos yang berasal dari Dia dan mencerminkan Dia. Para malaikat telah mendengar, boleh dikatakan, nyanyian pujian penciptaan yang sunyi dan telah menjadikannya musik surgawi. Namun sekarang sesuatu yang baru telah terjadi, sesuatu yang mengherankan mereka. Dia, tentang siapa alam semesta berbicara, Allah yang menyelenggarakan segala sesuatu dan menopangnya di dalam tanganNya – Dia sendiri telah masuk kedalam sejarah manusia, Dia telah menjadi seseorang yang bertindak dan menderita di dalam sejarah. Dari kekaguman penuh sukacita yang muncul dari peristiwa tak terbayangkan ini, dari cara Allah yang baru dan lebih lanjut untuk membuat diriNya dikenal – kata para Bapa Bangsa – lahir suatu nyanyian baru, satu ayat seperti yang disajikan Injil Natal bagi kita: “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi.”

 

Dengan mengikuti susunan puisi Ibrani, kita dapat mengatakan bahwa, dua bagian dari ayat ganda ini pada pokoknya mengatakan hal yang sama, namun dari sudut pandang berbeda. Kemuliaan Allah ada di tempat tinggi, tetapi kedudukanNya yang tinggi sekarang berada di kandang – apa yang rendah sekarang menjadi luhur. Kemuliaan Allah berada di bumi, yaitu kemuliaan kerendahan hati dan kasih. Dan lebih lagi: kemuliaan Allah adalah damai. Di mana Dia berada, di situ ada damai. Dia hadir bila manusia tidak mencoba, terpisah dariNya, dan bahkan dengan kekerasan, mengubah dunia menjadi surga. Dia berada bersama hati yang berjaga; bersama yang rendah hati dan yang menemui Dia di tingkat “ketinggian”nya sendiri, tingkat kerendahan hati dan kasih. Kepada mereka itu Allah memberikan damaiNya, agar melalui mereka, damai turun ke bumi ini.

 

Teolog abad pertengahan William dari St.Thierry pernah mengatakan bahwa Allah –  sejak zaman Adam – melihat bahwa keagungan-Nya menimbulkan perlawanan dalam diri manusia, bahwa kita merasa terbatas di dalam diri kita dan tertipu di dalam kebebasan kita.

Karena itu Allah memilih suatu jalan lain. Ia menjadi seorang bayi. Ia menjadikan diriNya bergantung pada orang lain dan lemah, membutuhkan kasih sayang kita.

Sekarang – Allah ini yang telah menjadi seorang bayi mengatakan kepada kita – engkau tidak dapat takut lagi kepadaKu, engkau hanya dapat mengasihiKu.

 

Dengan gagasan itu, malam ini kita mendekati bayi Betlehem – kepada Allah yang demi kepentingan kita memilih menjadi bayi. Di dalam setiap bayi kita melihat Bayi Betlehem. Setiap bayi menuntut kasih sayang. Maka malam ini, merilah kita terutama memikirkan bayi-bayi yang tidak mendapat kasih sayang orang tuanya. Marilah kita mengingat anak-anak jalanan yang tidak memiliki karunia keluarga, akan anak-anak yang digunakan sebagai tentara dan dijadikan sarana kekerasan, ketimbang pewarta-pewarta pengampunan dan perdamaian. Marilah kita mengingat anak-anak yang menjadi koran industri pornografi dan setiap bentuk pelecehan, dan karenanya terluka hingga jiwanya yang terdalam. Bayi Betlehem memanggil kita untuk sekali lagi melakukan segala sesuatu di dalam kuasa kita untuk mengakhiri penderitaan anak-anak itu; melakukan segala sesuatu yang mungkin untuk menyentuh setiap hati dengan cahaya Betlehem. Hanya melalui pertobatan hati, hanya melalui perubahan di hati kita yang terdalam penyebab semua kejahatan itu dapat dikalahkan. Hanya bila orang berubah maka dunia berubah; dan untuk berubah orang membutuhkan cahaya yang datang dari Allah, cahaya yang begitu tiba-tiba memasuki malam kita.

 

Berbicara mengenai Bayi Betlehem, marilah mengingat juga tempat yang dinamai Betlehem, mengingat negeri di mana Yesus hidup, negeri yang sangat dikasihi Yesus. Dan marilah berdoa agar damai tercipta di sana, agar kebencian dan kekerasan berhenti. Marilah berdoa bagi pengertian timbal balik, agar hati orang-orang terbuka, sehingga batas-batas dapat dibuka. Marilah berdoa agar damai turun di sana, damai yang dinyanyikan para malaikat pada malam itu.

 

Di dalam Mazmur 96 [95], Israel dan Gereja, memuji keagungan Allah yan dinyatakan di dalam ciptaan. Segala makhluk diundang untuk ikut menyanyikan pujian ini, maka Mazmur itu juga mengandung undangan ini: “Biarlah segala pohon di hutan bersorak-sorai di hadapan Tuhan, sebab Ia datang” (ay. 12).

Gereja membaca mazmur ini sebagai nubuatan dan juga sebagai suatu tugas. Kedatangan Tuhan ke Betlehem berlangsung dalam keheningan. Hanya para gembala berjaga di sana, untuk sesaat, dikelilingi pancaran cahaya kehadiranNya dan dapat mendengar sesuatu dari nyanyian baru itu, yang lahir dari kekaguman dan sukacita para malaikat atas kedatangan Allah. Kedatangan kemuliaan Allah yang hening ini berlanjut sepanjang abad.  Di mana ada iman, di mana sabdaNya diwartakan dan didengarkan, di sana Allah mengumpulkan umatNya dan memberikan diriNya kepada mereka di dalam TubuhNya; Ia menjadikan mereka TubuhNya. Allah “datang”.  Dan secara ini hati kita menjadi terjaga. Nyanyian baru para malaikat menjadi nyanyian semua orang selama berabad-abad senantiasa secara baru menyanyikan kedatangan Allah sebagai bayi – dan bersukacita di lubuk hati yang terdalam. Dan pohon-pohon di hutan datang kepadaNya dan memuliakan Dia. Pohon di lapangan St. Petrus berbicara tentang Dia, pohon itu ingin mencerminkan semarakNya dan mengatakan: Ya, Ia telah datang, dan pohon-pohon di hutan bersorak-sorai di hadapanNya. Pohon-pohon dikota-kota dan dirumah-rumah kita harus lebih bernilai daripada sekedar kebiasaan perayaan:  pohon-pohon itu menunjuk kepada Dia yang menjadi sebab sukacita kita – Allah yang demi kepentingan kita menjadi seorang bayi. Pada akhirnya, nyanyian pujian ini, secara paling men-dalam, berbicara tentang Dia yang merupakan pohon kehidupan baru. Melalui iman kepadaNya kita menerima hidup. Di dalam Sakramen Ekaristi Ia memberikan diriNya kepada kita – Ia memberi kita kehidupan yang berlangsung sampai kekal. Saat ini kita bersatu dengan nyanyian pujian segala makhluk, dan pujian kita sekaligus sebuah doa: Benar, Tuhan, tolonglah kami untuk melihat sesuatu dari semarak kemuliaanMu. Dan berilah damai di bumi. Jadikanlah kami pembawa damaiMu. Amin. serenelight

 

Zenit News Agency (www.zenit.org)

 diterjemahkan dan dikutip dari Warta Shekinah 1/th 5


    Informasi lain mengenai : Artikel Menarik :
  • Doa sebelum memasuki dunia maya (internet)
    St. Isidorus dari Sevilla,Pesta : 4 April.  Diangkat sebagai Santo Pelindung Internet Users (Proposed Patron Saint of Internet Users).Doa sebelum memasuki dunia maya (internet) [lebih lengkap ...]

  • Businessmen Dinner Gathering
    Jumat, 22 Agustus 2008, aku di undang Dinner bersama Uskup Surabaya Mgr.  Vincentius Sutikno Dan para pengusaha besar di Surabaya. Dalam dinner tersebut Mgr.  Sutikno ingin menjelaskan mengenai motto Keuskupan Surabaya Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, Dan mempunyainya dalam segala kelimpahan kepada seluruh pengusaha di Surabaya.  Dan dinner tadi malam juga dijadikan ajang untuk launching program PSR (Personal Social Responsibility). [lebih lengkap ...]

  • Peserta Konvensi New Dawn ( Inggris) - Harapan Bagi Gereja
    Saya merasa ada yang berbeda pada konvensi New Dawn tahun ini, yang selalu dihadiri kira kira 3,000 orang setiap tahun. Pengajaran dan pewarta dan kegiatan liturginya seperti biasanya selalu baik. Pewarta yang hadir diantaranya termasuk Pastor Bob Faricy, SJ ( USA), yang kembali setelah lama menghilang, Michelle Moran dan Charles Whitehead ( UK), Pastor Chris O Donnel O,Carm ( Irlandia), Pastor John Bashibora ( Uganda), Pastor Stan Fortuna CFR ( Bronx), Roy Shoeman, seorang Yahudi yang menjadi Katolik dan Pastor Rufus Pereira ( India). Saya pikir perbedaannya terletak pada besarnya kehadiran umat dan iman mereka yang terlihat  dengan cara yang berbeda-beda [lebih lengkap ...]

  • Cara- Cara Doa Karismatik?
    Seseorang pernah bertanya mengenai  cara2  berdoa karismatik dan terus terang saya sendiri tidak tahu.  Yang jelas umat Katolik yang ikut pembaruan kharismatik Katolik, tetap Katolik. Jadi doa-doanya ya biasa secara Katolik umum. Doa pribadi, doa liturgi di gereja dan doa bersama di kelompok atau lingkungan. Sama!!!!! [lebih lengkap ...]

  • USKUP DAN KEBENARAN INJIL
    Dengan turunnya Roh Kudus pada hari Pentakosta, Gereja Yesus Kristus diberi kuasa untuk memberitakan Injil ke seluruh penjuru dunia. Pada mulanya berita Injil ini tidak ditulis melainkan hidup di dalam hati dan pikiran murid-murid Yesus, terutama ke duabelas. Kedua belas rasul terlatih untuk memahami dan mengajarkan amanat Yesus sebagaimana belum paernah dilakukan orang lain, karena mereka mempelajarinya dengan berjalan bersama Yesus melalui saat-saat pencobaan dan kemuliaan. Demikianlah sejak awal kristianitas pengajaran rasul-rasul Yesus adalah sumber yang paling diandalkan mengenai kebenaran tentang Yesus. [lebih lengkap ...]

  • Pemberi, Pengambil , Penyimpan
    “Ya Allah yang Mahabaik, tolonglah aku agar menjadi pemberi, pertama kepadaMu lalu kepada orang lain – dan tak pernah hanya menjadi pengambil atau penyimpan. Terima kasih untuk mendengarkan dan menjawab doaku. Aku bersyukur di dalam nama Yesus. Amin.” [lebih lengkap ...]

  • KELUARGA YANG HIDUP DI HADIRAT ALLAH
    Oleh orangtua kita diajarkan banyak hal yang indah tentang kebenaran tetapi pemberian terbesar yang dapat mereka berikan kepada kita adalah, suatu iman yang hidup dan percaya penuh kepada Allah. Iman dan kepercayaan ini tidak hanya diajarkan, namun juga ditangkap dari mereka yang memiliki pengalaman akan Allah. Berbahagialah anak-anak yang bertumbuh di dalam rumah tangga di mana mereka melihat orangtua yang hidup di hadirat Allah setiap hari. Mereka tahu bahwa orangtua mereka adalah manusia biasa dan memiliki kelemahan-kelemahan, namun mereka juga melihat kekuatan dan rahmat yang didapatkan orangtua dari Allah di dalam doa, untuk mengampuni, mengasihi dan berbagi. [lebih lengkap ...]

  • Karisma Discernment (Membeda-bedakan Aneka Macam roh)

    Rasul Yohanes menulis: “Janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah... dan setiap roh, yang tidak mengaku Yesus (sebagai Anak Allah), tidak berasal dari Allah”. Santo Paulus menulis: “Ujilah apa yang berkenan kepada Allah” (1Yoh. 4:1,2,3; Ef. 5:10). Ia juga menulis: “Janganlah padamkan Roh Kudus, ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik” (1Tes. 5:19,21). [lebih lengkap ...]

  • BERBUAH MAKIN LEBAT DAN MAKIN BAIK
    Baru-baru ini, menurut berita UCAN, 310 peserta (dari 44 negara) menghadiri konperensi ke-13 Pelayanan Pembaruan Karismatik Katolik Internasional (ICCRS, International Catholic Charismatic Renewal Services) yang berlangsung pada tanggal 2-9 Juni 200 9 di Institut Kesejahteraan Kkottongnae yang dikelola Gereja di Eumseong. Tema konperensi adalah Kasih dalam Aksi” (Love in Action). Sangat menarik bahwa Bruder James Shin Sang-hyun dari Kkottongnae, sekretaris panitia pelaksana setempat, menyatakan bahwa para pemimpin pembaruan karismatik Katolik berjanji untuk melayani orang miskin, khususnya anak-anak dengan HIV/AIDS di Afrika. [lebih lengkap ...]

  • Salib Katolik
    “Mengapa kamu banyak sekali menggantung Salib? Hampir setiap kamar ada Salib. Seakan kamu menyalibkan Yesus di mana-mana.” Kata Andi kepada Beti ketika Andi berkunjung ke rumah Beti sahabat karibnya. Kebetulan Beti adalah seorang Kristen Katolik. [lebih lengkap ...]

  • Komitmen Dalam Tugas

    Dalam setiap pertemuan pengurus baik Badan Pelayanan di tingkat Paroki, Kevikepan maupun Keuskupan, sering ada laporan dari peserta tentang masalah komitmen. Permasalahan klasik terjadi berulang-ulang dan di berbagai tempat.Persekutuan Doa menjadi lesu dan kurang bersemangat, karena kurangnya komitmen dari tim pelayanan. Mulai dari kurangnya latihan, persiapan jasmani dan rohani, hingga kurang mampunya membagi waktu antara kegiatan yang satu dengan lainnya, sehingga Persekutuan Doa sering menjadi pihak yang harus dikalahkan. [lebih lengkap ...]

  • The Need for Pentecost Now

    Last year, when speaking to the African Synod, Pope Benedict XVI proclaimed: “We pray that Pentecost may not only be an event of the past, at the very beginning of the Church, but that it may be today, indeed now... Let us pray that the Lord may bring about the outpouring of his Spirit now, and recreate his Church and the world.” One can easily see why the Pope would have us pray that the Lord recreate the world, but why would the Pope ask God to recreate his Church? [lebih lengkap ...]

  • PARA IMAM DIBAHARUI OLEH ROH KUDUS

    Pada  hari  Jumat,  tanggal  23 Juli 2010, pukul 10 pagi  di  Shekinah, sekitar 32 iman dari beberapa paroki di Keuskupan Agung Jakarta,  Bandung,  Sorong termasuk Bapak Uskup Mgr. Petrus Boddeng Timang, Pr dari Keuskupan Banjarmasin  hadir dalam pertemuan dengan Pastor Robert Faricy, SJ dan Sheryl Nguyen  dari Amerika. Pastor  Robert Faricy, SJ dan Sheryl Nguyen sudah melakukan pelayanan bersama  sebagai satu  tim selama 8 tahun.  Sheryl  Nguyen selaku orang  awam juga  melakukan kaul kemiskinan, kesetiaan dan ketaatan sama seperti kaul Pastor Robert Faricy, SJ. Sebelum terlibat dalam pelayanan Sheryl Nguyen seorang  ahli teknik  yang beberapa tahun yang  lalu memberikan dirinya untuk pelayanan secara penuh bagi  Tuhan. [lebih lengkap ...]

  • BUNDA MARIA,TELADAN KITA
    Khususnya di bulan Mei dan Oktober kegiatan umat berdoa Rosario bersama  di lingkungan masing-masing sangat terasa. Demikian juga dengan kegiatan novena serta banyak  juga yang melakukan ziarah ke gua-gua Maria. Selain itu ada kelompok-kelompok umat  yang khusus berdevosi kepada Bunda Maria. Pertanyaannya, apakah   kita sudah benar-benar  meneladani Bunda Maria dalam kehidupan kita sehari-hari? Dan apa sih yang bisa kita teladani dari Bunda  Maria? [lebih lengkap ...]

  • SIDANG AGUNG GEREJA KATOLIK INDONESIA (SAGKI) 2010
    Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia (SAGKI) merupakan pertemuan akbar 5 tahun sekali. SAGKI dihadiri oleh utusan dari 37 Keuskupan di Indonesia yang terdiri dari para Uskup, imam, biarawan-biarawati, dan sejumlah wakil umat. SAGKI 2010 berlangsung dari tanggal 1 sampai dengan 5 November 2010 di Wisma Kinasih, Caringin – Bogor, Jawa Barat dan tercatat dihadiri 385 orang. SAGKI 2010 merupakan kesempatan untuk merayakan pangilan kita sebagai Gereja yang dipanggil untuk mewartakan Kabar Gembira Keselematan (Evangelisasi). [lebih lengkap ...]

  • HARI RAYA ORANG KUDUS, KEKUDUSAN BAGI SEMUA ORANG

    Kekudusan merupakan sesuatu yang diberikan  untuk tiap-tiap orang yang sudah dibaptis, tanpa memandang tipe kepribadian, karier, umur, ras, atau status perkawinan. Dalam sakramen baptis, kita  semua telah dilahirkan kembali dengan otot rohani yang diperlukan untuk memampukan kita untuk mencapai garis akhir. Namun otot ini harus dipelihara dan dilatih jika mereka masih dapat untuk dikembangkan dan membawa kita pada jarak sepenuhnya. [lebih lengkap ...]

     
Copyright © 2007 Pembaruan Karismatik Katolik. All rights reserved.