Monday, March 04, 2013    
Logo BPN      
  Pembaruan Karismatik Katolik  
       
buku pengajaran ISAO LOGO Info Iman Katolik BPN PKK pusat informasi artikel iman sharing dan kesaksian tanya jawab berita dan kegiatan hubungi kami

    | PROFIL | KEGIATAN BPN | VISI & MISI ORGANISASI | BAGAN ORGANISASI | BPPG-BPPG |

Cari:



Alkitab Online


Untuk hari ini belum ada !

 

BUKU-BUKU PENGAJARAN


Items
DIPACU OLEH ROH KUDUS

Pembaruan Karismatik Katolik telah menjadi karunia istimewa dari Roh Kudus kepada Gereja untuk membaruinya. Buku ini adalah panduan yang sangat berguna bagi setiap orang untuk memahami sifat asli dari Pembaruan Karismatik Katolik. Pada hari ini, tanggal 16 Oktober, hari peringatan Baptisan saya, dengan sangat bersukacita  saya merekomendasikan buku ini kepada para gembala umat dan para pemimpin Pembaruan agar supaya dapat membantu mereka di dalam membimbing gerakan itu pada arah yang benar di dalam keuskupan dan daerah mereka. ... [more info]



Items
PEDOMAN DASAR

Telah tersusun PEDOMAN DASAR dengan kepanitiaan yang diketuai oleh Romo Antonius Gunardi, MSF. Pedoman dasar ini telah diterima dan disahkan oleh KWI dalam Sidang tahunannya, November 2005.... [more info]



Items
VISI DAN MISI PEMBAHARUAN KARISMATIK KATOLIK di IN

Mengingat perkembangan Karismatik di Indonesia yang cukup pesat, tetapi tanggapan umat maupun pimpinan Gereja yang sering masih simpang-siur, maka dirasa semakin dibutuhkan bimbingan dan pengarahan dari pimpinan Gereja yang resmi, yang lebih jelas dan sesuai dengan iman Gereja. ... [more info]



Tentang BPN PKK : PROFIL
WAWANCARA DENGAN BAPAK JOSEPH TEDJAINDRA DAN IBU IRENE TEDJAINDRA



11 Okt 2008

Wawancara dengan Bapak Joseph Tedjaindra dan Ibu irene Tedjaindra

 

Setia Kepada Gereja dan Bimbingan Roh Kudus

Bapak Joseph Tedjaindra adalah awam pertama yang menjabat sebagai Koordinator Badan Pelayanan Nasional Karismatik Katolik Indonesia.

Khusus untuk Perayaan 25 tahun BPN, beliau dan isteri mau diajak berwawancara dan bertanya-jawab.

 

Anda merupakan awam pertama yang terpilih menjadi Koordinator BPN. Bagaimana perasaan dan pikiran anda ketika terpilih itu?

Saya tidak pernah memikirkan, mengharapkan ataupun punya cita-cita menjadi koordinator dan tidak terpikir bahwa saat itu saya yang terpilih. Waktu ikut nominasi pun hanya main-main sebab masih banyak awam yang lebih senior dari saya.

 

Apa cita-cita dan harapan anda bagi PKK Nasional melalui BPN pada awal masa jabatan?

Pada awal masa jabatan harapan saya adalah bagaimana kita sebagai orang awam menyadari panggilan Tuhan karena kita semua dipilih Tuhan di dalam pelayanan untuk memajukan gereja lewat gaya hidup kita yang disucikan oleh Tuhan.

Saat saya mengunjungi daerah-daerah perdalaman, dimana umat jarang dikunjungi pastor, ada keinginan untuk memberikan pembinaan pendalaman iman semakin menjadi kerinduan. Bagi umat di kota besar, saya mempunyai harapan agar mereka yang aktif semakin setia kepada Gereja dan bekerja sama dengan pimpinan gereja, juga mengikuti bimbingan Roh Kudus.

 

Bagaimana koordinasi yang anda lakukan untuk memadukan segala pelayanan di daerah-daerah menjadi pelayanan skala nasional?

Dengan struktur BPN yang sudah ada saya melakukan koordinasi bagi skala nasional. Dari BPN ke Badan Pelayanan Provinsi Gerejawi(BPPG) lalu ke BPK-BPK yang diharapkan juga aktif menyampaikan sesuatu apa yang menjadi keputusan-keputusan bersama lalu BPK-BPK menyampaikan juga ke PD parokial atau kategorial / komunitas. Dalam hal ini BPN khususnya koordinator tidak lagi mendengarkan laporan dari BPK tetapi dari BPPG. Karena koordinator BPN dipilih oleh BPK maka dia mengemban tugas atas permintaan dari BPK dan kemudian melaksanakannya dengan BPNH yang bersidang sebulan sekali. Yang menjadi pelaksana-pelaksana selanjutnya adalah BPN Inti. Koordinasinya sebenarnya sudah ada jalurnya, kita tinggal mengikutinya walaupun tidak terlalu  mudah untuk menekankan apa yang telah diputuskan bersama.

Semenjak Sidang Pleno Besar di Surabaya tahun 2006, ada perbedaan yang mendasar dalam penyelenggaraan Sidang-sidang Pleno. Perbedaannya adalah, kalau dulu BPN yang menerima laporan-laporan dari BPPG-BPPG dan BPK-BPK mengenai tugas-tugas yang diterima dari BPN, maka sekarang BPN yang sebelumnya telah menerima permintaan-permintaan dari BPK-BPK yang diteruskan oleh BPPG-BPPG kepada BPN, memberikan laporan kepada Sidang-sidang Pleno tentang hasil kerjanya. Hal ini mulai dilakukan semenjak tahun 2006 di dalam Sidang Pleno Besar menurut keputusan sidang sebelumnya.

 

Apakah BPN mengalami kesulitan-kesulitan dalam kerjasama dengan Keuskupan dan paroki-paroki?

Dalam melayani Gereja, secara struktural BPN mempunyai penasehat epsikopal yaitu Mgr. Michael Angkur, OFM yang menjembatani ke KWI, lalu BPN bekerja sama dengan Badan Pelayanan Provinsi Gerejawi (BPPG), selanjutnya BPPG berkoordinasi dengan Badan Pelayanan Keusukupan (BPK), yang juga mempunyai pastor moderator yang diangkat oleh Uskup. Kita sudah mempunyai job desc bagi para pastor moderator sehingga ada aturan main sederhana, pastor moderator akan berhubungan dengan Uskup, menyampaikan keinginan Uskup kepada PKK dan juga menjelaskan kepada Uskup perkembangan PKK setempat. Seandainya BPPG ada kesulitan dalam berhubungan dengan BPKnya, BPN juga ikut berkoordinasi dengan BPK. Jadi BPN berkoordinasi kesemua tingkatan. Dari BPK maupun para Uskup se Indonesia banyak sekali dukungan dan mereka berharap agar BPN dapat memberikan masukan tentang pembinaan, serta perkembangan PKK.

 

Bagaimana tentang dukungan dari pihak Gereja yang anda alami sampai sekarang?

Sekarang ini BPN sungguh didukung oleh Gereja.  Dari semua keuskupan di seluruh Indonesia ini boleh dikatakan 80% dari para uskup sendiri sangat terbuka. 20% yang lain tidak menolak juga tidak terlalu terang-terangan mengatakan silahkan berkarya. Mereka diam tetapi juga tidak banyak beraksi. Hanya kalau ada suara-suara sumbang mengenai PKK maka uskupnya mulai bereaksi memberi pengarahan pada PKK. Keputusan dalam kebersamaan dengan BPNH mengatakan agar koordinator BPK atau staffnya melakukan pendekatan  pribadi terhadap uskup dan staffnya. Seringkali pihak keuskupan hanya mendengar dari umat saja, di sisi lain, PKK sendiri juga agak takut atau sungkan mendekati uskupnya. Selain itu BPN juga melakukan pendekatan-pendekatan terhadap uskupnya secara informal. Contohnya: Saat para uskup mengadakan pertemuan di Jakarta, maka kami melakukan pendekatan untuk meminta agar dapat bertemu dengan mereka untuk berbicara mengenai PKK. Pada umumnya uskup menerima baik jika kita ingin bertemu dengan mereka. Demikianlah terjadi suatu pertemuan resmi antara presidium KWI dengan BPN, suatu pertemuan yang membicarakan tentang PKK.

Tetapi juga ada beberapa hal yang kurang positif yang terjadi di keuskupan terhadap PKK, yang disebabkan oleh sikap dan cara mengambil keputusan dari para pemimpin yang kurang simpatik terhadap uskupnya, ataupun hal-hal yang menimbulkan anggapan uskup bahwa PKK ini terlalu mau jalan sendiri. Hal semacam itu memang menyebabkan terjadinja kesulitan. Secara pribadi, para uskup mendukung PKK.

 

Menjelang ulang tahun BPN ke 25, terbentuk ISAO dimana PKK Indonesia dipercaya untuk berperan tidak kecil dengan diangkatnya Felix Ali Chendra sebagai Wakil Ketua ISAO dan mempercayai PKKI sebagai tuan rumah pada Konperensi pertamanya. Langkah-langkah apa yang dilakukan BPN untuk memaksimalkan performance PKKI sebagai tuan rumah nanti?

Dalam hal ini usaha Pak Felix cukup gencar. Sebulan sekali dia bertemu dengan orang-orang inti ISAO sendiri. Ketuanya dari India, sekretarisnya dari Singapore. Bendaharanya dari Wellington daerah Australia. Pertemuan mereka berputar di Singapore kemudian juga di Wellington dan beberapa kali di Jakarta seraya menyakinkan mereka bahwa Indonesia aman. Fasilitas yang kita miliki adalah untuk 600-800 orang. Kami mulai membuat kepanitiaan serta mulai mencari tempat untuk mengadakan KRK dan Conference. Kami memperoleh tempat di Wisma Kinasih. Harga yang diputuskan panitia ISAO di Indonesia ini lebih murah dibandingkan di negara-negara lain.

Para tokoh PKK internasional mengatakan bahwa PKK Indonesia sangat hidup. Itulah salah satu alasan dipilihnya PKKI sebagai tuan rumah untuk Konperensi ISAO yang akan datang.

Karena ini merupakan pertemuan antar anggota saja maka tidak disebar luaskan. Namun di sisi lain pertemuan ini mencakup para leaders di Asia Oceania sehingga pejabat-pejabat pemerintah juga perlu diundang.

 

Hasil-hasil apa saja yang telah dicapai BPN selama anda menjabat Koordinator?

Kita sudah mempunyai pedoman dasar yang sudah dijadikan pedoman dalam kinerja. Misalnya pertemuan BPNH satu bulan sekali telah dijalankan, demikian juga pertemuan BPN inti dengan seksi-seksinya setahun 2 kali serta pertemuan pleno setahun 2 kali. Selain itu juga cara bagaimana membentuk suatu anggaran keuangannya yang mana setahun di muka sudah mulai dipersiapkan. Sikap kehadiran angggota dalam pertemuan pertemuan pun mulai diperhatikan, meskipun kadangkala koordinator BPPGnya kesulitan hadir sehingga diwakilkan kepada orang lain. Sudah ada buku materi jenjang pembinaan yang bisa dipakai BPK-BPK. BPN sendiri punya inisiatif untuk mengunjungi BPK-BPK tanpa diundang walaupun harus mencari dana sendiri sebab BPK-BPK di daerah juga kesulitan untuk membiayai kehadiran BPN ke daerah-daerah.

Komunikasi melalui email, telepon dan sms sudah mulai ada kemajuan. Terutama adanya Sekretariat yang sangat aktif untuk menghubungi anggota-anggota. BPN mengatur kinerja sendiri dalam melaksanakan keputusan-keputusan yang dilakukan oleh BPNH sebagaimana permintaan dari banyak BPK. Paling tidak, di kantor BPN selalu siap ada orang menerima mereka.

Setelah 25 tahun buku jenjang pembinaan baru dapat terbit tetapi belum lengkap.  Dan buku-buku seperti SHDR dipakai diseluruh Indonesia. Dulu materi ini sudah ada tetapi saat ini lebih ditegaskan bahwa buku-buku itu digunakan. Dan buku-buku tersebut sudah di imprimaturkan.

Bahkan jika para BPK membutuhkan bantuan BPN untuk mencetak pengajar-pengajarnya, maka akan dilaksanakan training course. Sekarang BPN harus menghidupi dirinya sendiri untuk perjalanan ke BPK-BPK dan masih ada kendala-kendala di sana-sini. Dan BPK pun mempunyai kesulitan-kesulitan dalam hal waktu dan kesiapan mereka di dalam menerima kedatangan BPN saat BPN sendiri menawarkan bahwa kami mau datang dan melakukan sesuatu.

Sebetulnya BPN saat sekarang hanya mengkonkritkan keputusan Sidang Pleno Besar untuk melaksanakan kunjungan sedangkan dulu BPN agak menunggu undangan BPK. Kalau dulu lebih terfokus pada inisiatif ketuanya, sekarang lebih pada pendelegasian.

Hal ini menyangkut dana, dimana bapak Ali Rachman sebagai bendahara dan seluruh staffnya menyadarinya dan mereka sangat mendukung BPN untuk mengunjungi BPK dan menyemangati mereka. Seksi dana berusaha semaksimal mungkin. Dalam hal Pertemuan ISAO tidak seluruhnya di danai BPN, bahkan ada bagian-bagian ISAO yang menghidupi dirinya sendiri dan pelayan-pelayan ISAO yang mendanai diri sendiri.

 

Hal-hal apa yang diharapkan namun belum tercapai?

Saya berharap akan adanya koordinasi yang baik di dalam kepengurusan PKK. Di dalam koordinasi antara pengurus yang lama dan baru sering ada missing link di dalam BPK-BPK. Seringkali mereka tidak tahu Visi dan Misi karena koordinator yang lama tidak memberitahukan hal tersebut. Mereka saling kenal akan tetapi instruksinya sering kurang jelas. Bila ada  keputusan bersama, setelah disampaikan ke suatu BPK, pengurus BPK yang mengambil keputusan tersebut tidak menyampaikan kepada BPK pelaksana sehingga ada keluhan dari BPK pelaksana.

Untuk menjadi koordinator disyaratkan sudah mengalami Pencurahan Roh. Tetapi ada koordinator yang terpilih karena dia adalah orang yang gigih, yang tidak mau ikut Pencurahan Roh namun banyak duit, sehingga dia pun mendapat suara terbanyak.

BPN sudah mengingatkan hal-hal tersebut karena seharusnya BPK-BPK sudah tahu. Ada kalanya orang-orang yang secara pribadi menonjol, langsung dipilih menjadi koordinator BPK atau PD padahal sebetulnya dia itu belum terlibat dalam kepengurusan yang ada dan dia mempelajari PKK menurut ukuran dia.

Dalam suatu kepengurusan perlu adanya pertemuan inti. Tetapi setelah ganti kepengurusan menurut koordinatornya, “jika sudah ikut acara PD ya cukuplah karena saya tidak mempunyai waktu untuk pertemuan inti. Kenapa sibuk?” Semangat yang demikian menjadikan keakraban PDnya menurun. Visi dan Misi untuk memenangkan jiwa, membawa orang pada Kristus, membawa mereka untuk melayani di dalam gereja mulai berkurang gregetnya.

Saya berharap bahwa pada perayaan 25 Tahun BPN di Padang dengan tema “Melayani Lebih Sungguh” jangan sampai kita kendor di dalam melayani tetapi lihatlah pada visi kita. Misalnya, ada gejala Karunia-karunia sudah mulai menghilang, namun hal itu tidak ditekankan oleh para pemimpin. Dewasa ini karunia nubuat sudah mulai tidak kedengaran, lalu karunia bahasa roh sudah mulai hilang maknanya karena musiknya terlalu keras sehingga orang sulit untuk menyembah dalam Roh. Kesempatan yang diberikan kepada Roh mulai mengendor.

 

Menurut anda, kira-kira orang yang bagaimana yang akan menjadi penerus anda bila masa jabatan anda berakhir?

Sejak dulu, setahu saya, di BPN tidak pernah ada hal mempersiapkan putra mahkota sebagai penerus. Yang kita lakukan adalah berdoa jauh hari sebagai persiapan. Lalu melakukan pemilihan melalui prosedur-prosedur yang dihadiri serta harus diketahui oleh seluruh BPK seIndonesia.

Mereka akan memilih dari orang-orang BPN yang sudah ada, meskipun tidak membatasi masukan dari BPK yang ada sehingga pemilihan berjalan lebih mengandalkan bimbingan Roh. Yang sudah terjadi selama ini memang calon-calonnya dari orang-orang yang telah terlibat di BPN, paling tidak dalam Pleno Kecil. Pemilihan dilakukan seperti umat perdana dahulu.

Saya juga tidak akan mempersiapkan putera mahkota . Pengurus-Pengurus akan berganti tetapi sekretariatlah yang harus mengingatkan dan meneruskannya kepada pengurus baru.

Saya sudah mempersiapkan sekretariat paling tidak melalui file yang ada. Katakanlah ada surat dari BPK, misalnya minta pengajaran evangelisasi, maka surat itu kami file. Lalu surat tersebut masuk ke file BPK KA Surabaya dan Seksi Evangelisasi. Dari surat tersebut bisa di evaluasi sejauh mana hal tersebut memberi kontribusi bagi paroki maupun keuskupan dan juga pribadi. Jika seandainya kita ingin mengetahui ada kegiatan apa saja sich yang telah diprogramkan di keuskupan Surabaya, maka pengurus baru bisa melihat dari File tersebut untuk kegiatan yang telah dilaksanakan. Misalnya, berapa paroki yang telah ada PKK, berapa yang baru, berapa yang mati. Itu semua sedang di coba untuk dipantau, walaupun belum dengan teliti tapi sistem tersebut telah mulai berjalan.

 

Apa pesan yang ingin anda sampaikan kepada umat PKK melalui media ini?

Waktu 25 tahun untuk BPN adalah suatu perjalanan yang panjang. Seharusnya sumbangan PKK terhadap gereja sudah baik. Untuk itu diharapkan para leaders bersemangat untuk melayani Tuhan dengan Roh yang menyala-nyala dan juga bekerjasama dengan pimpinan Gereja, jangan mau-maunya sendiri. Dan diharapkan juga semua saling bekerjasama sehingga tidak ada yang bekerja sendiri (one man show), lalu ada kepemimpinan yang majemuk yang juga saling mendengarkan. Sebagai pemimpin hendaknya jangan hanya hadir dalam tugas atau rapat saja tetapi juga hidup dalam sabda, doa, pujian dan penyembahan.

 

Ibu Irene, bagaimana suka duka Ibu di dalam mendampingi  Koordinator BPN?

Dalam mendampingi Pak Joseph pertama-tama sukacitanya adalah bisa mengikuti kehendak Tuhan. Ketika Sidang Pleno Besar tahun 2003 sedang berlangsung, mereka menelpon saya di rumah untuk menanyakan apakah saya mengijinkan Joseph jadi Ketua BPN. Kalau menurut kehendak sendiri, berat untuk mengijinkannya karena saya menganggap ”Joseph hanya milikku”, tetapi karena mau mengikuti teladan Bunda Maria sebagai seorang ibu, saya dapat menjawab, “Terjadilah padaku menurut kehendakMu.” Setelah itu saya lakukan, rasanya hatiku amat bersukacita. Sekarang kami memiliki lebih banyak lagi saudara-saudara seiman yang mengasihi kami berdua di seluruh Indonesia. Juga merupakan sukacita yang lain bila kadang-kadang bisa mendampingi beliau dalam pelayanan ke daerah-daerah.

Bila beliau sedang bertugas, masalah-masalah di rumah harus saya hadapi sendiri, namun semua bisa saya atasi bersama Tuhan. Saat Pak Joseph pulang dari pelayanan dalam keadaan cape, sakit, saya merasakan kasihan kepadanya, namun saya bersyukur karena boleh memberikan kasih dan pelayanan kepadanya.

 

Adakah juga perkembangan pribadi sehubungan menjadi pendamping dalam kehidupan suami?

Banyak hal kami alami semenjak mulai pelayanan berdua di MBK 1981 sampai sekarang dalam keterlibatan dengan PKK yang sudah berjalan 30 tahun lamanya. Yang indah adalah bahwa saya mengalami kasih Yesus yang pada awalnya yang dinyatakanNya dengan menyembuhkan batinku dan merubah hidupku (dulu ingin dilayani, egois, tidak percaya diri, rendah diri, tidak bisa mengasihi). Hal-hal pahit juga ada, mulai dari omongan negatif, tuduhan-tuduhan sampai  mengalami fitnahan, namun kasih Yesus saya yakini lebih besar dari semua persoalan itu. Tuhan Yesus tidak pernah meninggalkan saya ataupun mengecewakan saya. Saya belajar mentaati Lukas 6:27,28 yang merupakan kunci keberhasilan di dalam mengampuni orang-orang yang menyakiti hati saya.

Saya juga dikuatkan oleh ayat- ayat KS yang lain dan berpegang teguh pada ayat-ayat tersebut, di antaranya Kel 14:14, Rm 8:28, 1Kor 10:13, Ams 16:7, dll.

Saya mempersembahkan suami saya kepada Tuhan dan mohon agar Tuhan terus mengurapinya dengan Roh Kudus sehingga beliau dapat melayani Tuhan dengan penuh kasih dan kerendahan hati bagi  kemuliaan nama Tuhan. **


    Informasi lain mengenai : PROFIL :
  • Mengunjungi Koordinator BPPG Semarang Plus di kota Malang
    BPPG Semarang Plus mencakup BPK-Semarang, BPK Purwokerto, BPK Surabaya, BPK Malang, BPK Denpasar dengan Bpk. Hendrono sebagai Koordinatornya. Beliau telah bertugas pada periode 2002 - 2005 dan kembali ditugaskan untuk periode  2005-2008.Dalam kesempatan berwawancara dengan beliau Warta Shekinah menanyakan apa kiatnya menjadi koordinator yang dinilai berhasil baik sehingga terpilih kembali. Beliau menjawab bahwa kiatnya adalah kerjasama yang baik dari BPK-BPKnya [lebih lengkap ...]

  • Mengenal Lebih Dekat dengan Dr.Gun
    Sejak hidup baru tahun 1984 hidup doa mulai tumbuh, bahkan pernah mengalami masa semacam jatuh cinta kepada Yesus, membaca kitab suci sampai berjam-jam bahkan pernah sampai 4 jam, seperti mengejar ketinggalan karena dulu tak pernah membaca KS. Pembimbing, seorang pastor, menasihatkan agar jangan berlebihan karena dapat menimbulkan kebosanan dant idak baik kalau meninggalkan pekerjaan-pekerjaan dunia. Sekarang kami tetap berdoa meskipun kadang-kadang mengalam masa kering dan menerapkan disiplin, doa dengan firman selama 1 jam atau lebih,”demikian kata Pak Gun. [lebih lengkap ...]

  • Mgr.Michael Cosmas Angkur OFM
    Anak petani kelahiran Flores ini menjalani proses panggilan imamatnya sejak ia masih anak-anak. Hingga 40 tahun ia mengabdikan diri sebagai abdi Allah, ia tetap ingin rendah hati, berusaha menjalani dan menerima keterbatasannya. [lebih lengkap ...]

  • Meretas Jalan Imamat
    Dibesarkan dalam latar belakang keluarga Katolik, serta dukungan Tarekat MSF, telah membentuk Pastor Antonius Gunardi Prayitna, MSF menjadi imam yang memiliki daya juang dan rasa  kekeluargaan yang besar untuk umat. [lebih lengkap ...]

  • Profil - Maria Helena Monica Judy Nuradi
    Sosok wanita yang low profile ini, adalah Kepala Sentra Evangelisasi Pribadi Santo Yohanes Penginjil BPK PKK Surabaya tahun jabatan 2003 sampai dengan tahun 2009. Berangkat dari keluarga bukan Katolik, sosok yang akrab dipanggil ibu Judy ini, mengenal agama Katolik dari Sekolah Katolik dimana beliau menuntut ilmu sejak kecil.
    [lebih lengkap ...]

  • Andreas Sardjono, Koordinator BPPG PKK Palembang
    Sore menjelang malam di kota Palembang saat itu angin bertiup sepoi-sepoi basah seakan sebentar lagi akan turun hujan. Akhirnya saat yang ditunggu-tunggu pun tiba. Bpk. Andreas Sarjono, Koordinator BPPG PKK Palembang, datang bersama ibu Maria Josephine Tyra. Hujan gerimis mulai nampak turun. Akhirnya kami memutuskan wawancara dilakukan sambil makan malam di restoran yang ada di hotel yang jaraknya hanya sekitar 1,5 km rumah keluarga bapak Andreas.
    [lebih lengkap ...]

  • PROFIL : JUNGKY JUNANTO
    Kali ini Warta Shekinah (WS) memilih seorang tokoh muda sebagai “Profil”. Seorang profesional muda yang aktif bukan saja dalam dunia usaha tapi juga giat berkiprah dalam pelayanan sosial kerohanian. Ayah dari dua orang putra ini bernama Jungky Junanto. Saat ini Jungky Junanto menjabat antara lain sebagai Ketua Sie Kepemudaan BPN PKKI periode 2009 – 2012. Penulis mewawancarai beliau dari jarak jauh, namun terasa sangat dekat seperti layaknya bertatap muka, yaitu melalui surat elektronik (email).  [lebih lengkap ...]

     
Copyright © 2007 Pembaruan Karismatik Katolik. All rights reserved.