Sunday, March 03, 2013    
Logo BPN      
  Pembaruan Karismatik Katolik  
       
buku pengajaran ISAO LOGO Info Iman Katolik BPN PKK pusat informasi artikel iman sharing dan kesaksian tanya jawab berita dan kegiatan hubungi kami

    | PROFIL | KEGIATAN BPN | VISI & MISI ORGANISASI | BAGAN ORGANISASI | BPPG-BPPG |

Cari:



Alkitab Online


"Lebih baik merendahkan diri dengan orang yang rendah hati daripada membagi rampasa dengan orang congkak."
Kita perlu untuk jujur terhadap satu sama lain dalam menceritakan pelanggaran dan juga kemenangan kita. Saat kita bersikap tulus dan transparan terhadap orang lain, kita memberi mereka kemerdekaan untuk "membuka topeng mereka" di hadapan kita.

Amsal 16:19

 

BUKU-BUKU PENGAJARAN


Items
DIPACU OLEH ROH KUDUS

Pembaruan Karismatik Katolik telah menjadi karunia istimewa dari Roh Kudus kepada Gereja untuk membaruinya. Buku ini adalah panduan yang sangat berguna bagi setiap orang untuk memahami sifat asli dari Pembaruan Karismatik Katolik. Pada hari ini, tanggal 16 Oktober, hari peringatan Baptisan saya, dengan sangat bersukacita  saya merekomendasikan buku ini kepada para gembala umat dan para pemimpin Pembaruan agar supaya dapat membantu mereka di dalam membimbing gerakan itu pada arah yang benar di dalam keuskupan dan daerah mereka. ... [more info]



Items
PEDOMAN DASAR

Telah tersusun PEDOMAN DASAR dengan kepanitiaan yang diketuai oleh Romo Antonius Gunardi, MSF. Pedoman dasar ini telah diterima dan disahkan oleh KWI dalam Sidang tahunannya, November 2005.... [more info]



Items
VISI DAN MISI PEMBAHARUAN KARISMATIK KATOLIK di IN

Mengingat perkembangan Karismatik di Indonesia yang cukup pesat, tetapi tanggapan umat maupun pimpinan Gereja yang sering masih simpang-siur, maka dirasa semakin dibutuhkan bimbingan dan pengarahan dari pimpinan Gereja yang resmi, yang lebih jelas dan sesuai dengan iman Gereja. ... [more info]



Tentang BPN PKK : KEGIATAN BPN
KONVENAS XI: PERSEKUTUAN DOA YANG PENUH BERKAT

Items


Kepemimpinan & Pengelolaan

Persekutuan Doa Yang Penuh Berkat

Budi Sutedjo Dharma Oetomo, S.Kom., MM

Sie Kaderisasi BPN PKKI

 

1. Pendahuluan

Dalam kurun waktu ± 30 tahun, Pembaruan Karismatik Katolik (PKK) telah bertumbuh kembang dan mencatat sejumlah kontribusi penting bagi Gereja Katolik dan masyarakat di Indonesia tercinta.

Tidak terbilang jumlah orang-orang Katolik yang mengalami pembaruan, sehingga mereka menemukan jati dirinya kembali dan  mengalami pembaruan  iman, serta menemukan kesadaran baru untuk hidup menggereja, berbangsa dan bernegara. Tidak sedikit juga keluarga-keluarga Katolik yang menemukan kembali kekuatan Allah yang mempersatukan pasangan suami istri, para imam yang mengalami Kristus yang hidup dalam Ekaristi, biarawan-biarawati yang menemukan  semangat baru dalam melayani, para pengusaha dan kalangan berada tersentuh nuraninya untuk ikut memperjuangkan kaum lemah, miskin dan terpinggirkan, serta pemuda-pemudi yang menemukan panggilan hidup imamat dan membiara. PKK sungguh-sungguh menjadi berkat bagi Gereja.

PKK berperan di tengah kehidupan  umat melalui sarana yang menjadi tulang punggung dan ujung tombaknya, yaitu Persekutuan Doa (PD). Patut disyukuri bilamana hampir di seluruh paroki di keuskupan-keuskupan di Indonesia telah tumbuh persekutuan-persekutuan doa yang telah menjadi oase yang menyejukkan bagi setiap insan yang letih lesu dan berbeban berat, bahkan hilang iman percaya akan Allah.

Melalui gerakan PKK ini, Allah ingin mengembalikan kebahagiaan mereka yang hilang oleh karena situasi dunia atau berbagai  perkara yang merenggutnya. Oleh  karena itu, Allah membutuhkan kerjasama dan partisipasi dari umat kesayangannya (bdk. Markus 3:13-19). Allah memilih, memanggil dan mengutus orang-orang pilihanNya untuk memimpin PD, agar PD menjadi lebih berkembang dan semakin bermanfaat bagi Allah untuk menyentuh  dan memberkati Gereja dan masyarakat.

 

2.         Dis-orientasi PD

Kehadiran PKK di paroki-paroki semakin diterima, sehingga PD tumbuh dan berkembang. Namun, bukan berarti bahwa PD hidup dan berkembang tanpa masalah. Ada beragam persoalan  administrasi, organisasi dan komunikasi sosial antar anggotanya yang melilit PD, sehingga PD mulai tampak lesu, penuh dengan rasa kecewa, rasa tidak puas, perselisihan, pertengkaran tanpa semangat memaafkan lagi. PD menjadi kehilangan tenaga, kasih, sukacita dan puji-pujian yang tulus yang dapat menghadirkan hadirat Allah dan  menggetarkan sukma (bdk. 2 Tawarikh 5:11-14). Selain itu, ada PD yang ditengarai mulai kehilangan arah, tujuan dan identitas kekatolikannya.

Oleh karena itu, Allah membutuhkan orang-orang yang dikasihiNya untuk berani mengemban tugas kepemimpinan guna mengelola PD agar senantiasa melekat pada pokok anggur (bdk. Yohanes 15:1-8), sehati sepikir, harmonis dalam hubungan antar anggota maupun dengan Gereja.

Situasi yang melilit sejumlah PD tersebut kemungkinan disebabkan oleh dis-orientasi para pengelola PD. Oleh karena itu, para pemimpin dan pengelola PD perlu menyelaraskan  kembali dengan tujuan PKK (Fr. Fio Mascarenhas, SJ) yang dimaksudkan untuk menolong umat Katolik agar dapat:

  • Mengalami secara pribadi rahmat pemuridan Kristus, yaitu pengalaman akan kasih yang berkobar dan komitmen yang besar kepada Yesus sebagai Juru Selamat dan Tuhan pribadinya, kepercayaan seperti anak-anak kepada Allah Bapa, suatu keterbukaan terhadap bimbingan dan karunia-karunia Roh Kudus dan komitmen yang hangat kepada Tubuh Kristus, yaitu Gereja;
  • Memahami dan mempergunakan karunia-karunia karismatis, yang merupakan sumber kekuatan bagi orang-orang Kristiani dalam melaksanakan tugas perutusan dan dalam perjalanan mereka menuju kekudusan;
  • Menemukan keindahan dan kekuatan doa, baik doa kolektif maupun doa pribadi, dengan tekanan khusus pada doa pujian, doa permohonan dengan penuh iman dan ikut serta dalam PD bersama-sama dengan saudara-saudara seiman;
  • Memperkenalkan dan mengajak peserta ikut berperanserta dalam evangelisasi baru dengan kuasa Roh Kudus dalam kata, perbuatan dan kesaksian tentang Yesus Kristus secara simpatik di bawah bimbingan Gereja;
  • Memupuk pertumbuhan yang terus menerus dalam kekudusan dan kehidupan yang penuh dari Gereja, melalui partisipasi dalam kehidupan sakramental dan liturgis, penghargaan terhadap tradisi doa dan spiritualitas Katolik, pendidikan yang terus menerus dalam doktrin Katolik dan partisipasi dalam rencana pastoral Keuskupan dan Paroki.

Sangat diharapkan pemimpin dan pengelola PD dapat menjadi agen pembaruan yang berarti membuat segala sesuatu tampak menjadi baru dan aktual, bukan sebaliknya mengganti segala sesuatu dengan hal yang baru.

 

3. Persiapan Diri

Setiap orang yang mendedikasikan dirinya untuk menjadi utusan Allah dalam mengelola PD perlu memiliki persiapan diri agar dapat menjalankan tugas perutusanNya dengan baik. Persiapan pribadi ini sangat penting, agar PD dapat terus bertumbuh dan berkembang selaras dengan kehendak Allah dan tugas perutusan Gereja.

  • Para pemimpin dan pengelola PD perlu memiliki persiapan diri (bdk. Matius 4:1-11). Persiapan ini bukan untuk memperkuat diri, mandiri dan lepas dari Allah, tetapi justru sebaliknya para pemimpin dan pengelola memiliki persiapan iman agar selalu melekat pada sang pokok anggur (bdk. Yohanes 15:1; I Sam 7:3) yang menjadi sumber kehidupan dan pertumbuhannya. Di samping itu, dirinya harus membuka diri untuk dibersihkan agar dapat berbuah banyak (bdk. Yohanes 15:2). Oleh karena itu, dengan menerima arahan, pengajaran dan pembinaan dari Gereja yang satu, kudus, Katolik dan apostolik, berarti orang tersebut mau dipersiapkan agar berbuah lebih banyak (bdk. Kis Ras 2:42). Pengembangan iman dapat dilakukan melalui kegiatan-kegiatan rohani yang dibimbing oleh Gereja Katolik, seperti rekoleksi, retret, ziarah dan lain sebagainya.
  • Para pengelola PD perlu mendalami dengan baik tujuan, pola dan jenjang pembinaan dan praktek PD dalam PKK. Tanpa memahami dengan baik seluk beluk PKK, maka tidak jarang ditemukan PD yang mengalami dis-orientasi, sehingga gagasan dan kreativitas pemimpin atau pengelolanya kurang dapat diterima oleh komunitas PKK sendiri  maupun Gereja. Pemahaman akan PKK dapat dilakukan melalui pertemuan-pertemuan rutin, rapat-rapat kerja, maupun konvensi-konvensi.
  • Para pemimpin dan pengelola PD yang bersedia dengan tulus hati dipakai Tuhan juga perlu membuka diri untuk menumbuh kembangkan softskill-nya yang meliputi antara lain: kemampuan hidup dasar (bdk. Lukas 2:41-52), kepribadian, sikap, komitmen dan tanggung jawab, kemampuan untuk mengatur waktu, dana dan tenaga, serta kemampuan untuk mengembangkan dan memelihara relasi dengan keluarga, teman, sahabat, Gereja dan masyarakat, kemampuan untuk menjaga kesehatan rohani dan jasmani, kemampuan untuk mengembangkan potensi-potensi diri, kepemimpinan, spiritualitas, kreativitas, kecakapan interpersonal, beradaptasi dengan budaya setempat (inkulturasi) dan keterampilan manajerial (bdk. Keluaran 18:13-27) Pembentukan softskill ini tidak dapat sekali jadi, sebaliknya pembentukan ini membutuhkan waktu dan pelatihan-pelatihan yang teratur. Pengembangan softskill ini sangat tepat jika mendapat bantuan dari sistem pendidikan formal, seperti SD, SMP, SMA maupun perguruan tinggi.

4. Kepemimpinan

PD harus dipimpin dan dikelola agar dapat menjadi sumber berkat bagi para peserta yang datang. Oleh karena itu, para pemimpin dan pengelola perlu memiliki jiwa kepemimpinan yang sehat, selalu berpikir positif dan taat kepada Allah.

Jika menilik sejarah dalam Kitab Suci, Allah memilih pemimpin dan pengelola dari orang-orang yang tampak lemah atau tidak diperhitungkan oleh orang banyak, seperti Musa, Samuel, Daud, Yohanes, Petrus dan Paulus. Justru saat pemimpin itu lemah, maka kuasa Allah menjadi sempurna (bdk. 2 Kor 12:9).

Pemimpin dan pengelola yang lemah akan menggantungkan hidup dan kepemimpinannya kepada Allah, serta membuka kesempatan partisipasi dari semua anggotanya dan Gereja yang diwakili oleh Moderator. Pemimpin dan pengelola yang lemah justru dapat menguatkan para anggotanya, karena ia membuka peluang bagi para anggotanya (termasuk moderator) untuk ambil bagian dalam kepemimpinannya. Ia menjadi rendah hati dan mau melayani orang lain dan terbuka untuk dibentuk oleh Gereja dan taat pada hirarki. Hal ini tentu berbeda dengan pemimpin dan pengelola yang merasa dirinya hebat, terkemuka, memiliki pengertian akan Allah sendiri, dimana ia tidak memiliki hati untuk melayani, melainkan ia menantikan hormat, puji-pujian atau sanjungan dari orang lain.

                        Sementara itu, para anggota yang baik juga memiliki ketaatan pada pilihan Allah yang telah diwujudkan melalui proses discernment in the spirit dalam memilih pemimpin yang lemah di mata dunia. Sikap menerima dan mau menolong dari para anggota akan membuat kuasa Allah menjadi sempurna atas komunitas tersebut.

Para anggota yang baik dan taat akan mengembangkan pola followership yang sehat dan positif dengan menolong, menopang dan mendukung sang pemimpin, sehingga lahirlah suasana PD yang penuh berkat, suka cita dan damai sejahtera.

Apabila pimpinan lemah, misalnya dalam hal administrasi dan organisasi, tetapi para anggota yang tahu terus menopang, nisccaya pola administrasi dan organisasi dari komunitas tersebut akan menjadi tertata dengan rapi. Sebaliknya bila pemimpin kuat dalam hal administrasi dan organisasi, maka para anggota tetap perlu mengingatkan akan pentingnya memberi peluang pada gerak Roh Allah, sehingga tercipta keseimbangan.

Sungguh sangat indah bila setiap orang yang tergabung di dalam PD mau saling menjadi roti yang terpecah dan anggur yang tercurah untuk orang lain. Masing-masing saling berlomba untuk memberi hormat dan melayani (bdk. Filipi 2:1-11). Di samping itu, masing-masing anggota tekun berdoa dan patuh pada pengajaran para rasul, sehingga mujizat, tanda-tanda dan karunia-karunia Allah menjadi nyata di tengah kehidupan komunitas PD tersebut. Dengan demikian, hati mereka dipenuhi dengan puji-pujian dan mereka disukai semua orang, sehingga tiap-tiap hari Allah menambah jumlah mereka dengan orang-orang yang diselamatkan (bdk. Kis Ras 2:4-47).

 

5.         Dinamika PD

Kebersatuan pemimpin, pengelola dan anggota (Leaders & Follower) tentu menjadi modal yang sangat berharga untuk mengelola dan mengembangkan PD secara kreatif dan dinamis. Kesatuan pemimpin, pengelola dan anggota dapat melahirkan suasana PD yang indah, penuh damai dan berkat Allah.

Dinamika PD tidak hanya terfokus pada saat ibadah, karena dinamika PD dimulai dari kehadiran para anggota di tempat penyelenggaraan PD. Oleh karena itu, para pemipin dan pengelola sebaiknya sudah hadir terlebih dahulu, melakukan doa persiapan dan menyiapkan penyambutan yang hangat bagi para anggota. Sambutan yang hangat itu akan menciptakan keteduhan hati, sehingga para anggota siap untuk bersatu hati dalam beribadah, memuji dan memuliakan Allah. Sambutan yang hangat membangun iman akan Allah yang penuh kasih sayang yang menyongsong setiap anak-anakNya dengan tulus hati.

Selanjutnya, para anggota yang masuk ke ruang ibadah dengan hati yang gembira  disambut lagi oleh worship leader (WL) atau pemimpin pujian dalam suasana puji-pujian. Seorang WL yang memiliki persiapan akan peka terhadap kehadiran setiap anggota. Jika ada yang letih lesu dan berbeban berat, maka seorang WL dapat menyongsong peserta dengan sabda-sabda Allah yang menguatkan para anggota tersebut. Itulah saat yang indah dimana seorang WL juga menginjil, bukan sebaliknya justru berkomentar, “…kog saya masih belum melihat wajah yang gembira ya”. Komentar seperti itu justru membawa penghakiman dan melemahkan.

Setiap WL memiliki tugas untuk menghantar para anggota masuk dalam hadirat Allah yang Maha Kudus dan dipenuhi dengan Roh Kudus. Seorang WL bertugas untuk mengalirkan pujian dan penyembahan dari hati para anggotanya seturut kehendak dan gerak Roh.

Adapun yang dimaksud dengan seturut kehendak dan gerak Roh bukan berarti dalam membawakan puji-pujian dan penyembahan tanpa keteraturan sama sekali (bdk. 2 Tim 1:7).

Para WL bertugas ibarat guide dalam suatu perjalanan tour ke bait (bukit) Allah (bdk. Mazmur 100). Setiap anggota tentu sangat berharap perjalanan yang indah yang dapat dialaminya hari itu. Oleh karena itu, sebagai seorang tour guide perlu memiliki suatu pola, tata urutan dan suasana perjalanan yang menarik, membangun iman, harapan dan kasih.

Berikut ini salah satu model perjalanan dalam suatu PD:
a.Puji-pujian pembukaan
b.Pertobatan (nyanyian, renungan, doa pertobatan)
c.Syukur
d.Penyembahan
e.Firman
f. Persembahan
g.Doa Umat
h.Doa Penutup

Meskipun perjalanan menuju bait (bukit) Allah disusun dengan pola seperti itu, tetapi gerak Roh tetap perlu diberi tempat. Dimana dalam setiap tahapan para WL perlu selalu peka pada gerak Roh. Apakah umat masih perlu dipersiapkan atau sudah saatnya untuk maju ke tahapan berikutnya.

 Firman tampak menjadi puncak dari perjalanan PD, tetapi bukan berarti bahwa pada tahap itu harus selalu diisi dengan pengajaran. Tahap itu dapat berupa saat hening total guna mendengarkan Allah yang bersabda melalui karunia berkata-kata dalam bahasa Roh, nubuat atau sabda pengetahuan yang dipercayakan kepada para pemimpin, pengelola atau anggota PD saat pencurahan Roh. Selain itu, tahap itu juga dapat diisi dengan sharing, kesaksian atau pembacaan sabda dengan renungan singkat.

Dalam sebuah tour bisa jadi anggota merasakan keindahaan pada tahap-tahap tertentu, misalnya ada saatnya anggota sangat menikmati pertobatan karena memang suasana batinnya memerlukan, sedangkan PD berikutnya anggota khusuk saat penyembahan.  Oleh karena itu, WL seyogyanya terbuka pada gerak Roh, sehingga tidak memaksakan semua lagu yang sudah dipersiapkan untuk dinyanyikan. Jadi kalau waktu sudah larut, maka WL dapat mengurangi nyanyian atau mempersingkat komentar-komentar pada tahapan-tahapan selanjutnya. Demikian juga pembawa firman juga perlu peka pada situasi, agar secara keseluruhan umat merasakan tour ke bait (bukit) Allah dengan sangat menyenangkan bukan sebaliknya sangat membosankan.

Pemimpin dan pengelola PD perlu mengatur waktu, sehingga PD selalu diakhiri dengan fellowship (ramah tamah atau sambung hati), agar semua anggota PD dapat semakin akrab satu sama lain. Selain itu, kesempatan tersebut juga dapat digunakan untuk saling memberikan layanan doa atau konsultasi.

6.         Kreativitas

Suasana dan dinamika PD perlu disegarkan terus agar tidak membosankan. Oleh karena itu, para pemimpin dan pengelola PD perlu mengembangkan kreativitas dan gagasannya untuk terus menyegarkan dan meremajakan dinamika PD.

Bentuk pengembangan kreativitas dapat dimulai dengan menghadirkan lagu-lagu baru, petugas WL dan pemberi renungan yang baru dari hasil usaha kaderisasi dan model dinamika yang baru. Namun, kreativitas tersebut tentu perlu dikonsultasikan  dengan para pembina dan moderator agar tetap sejalan dengan tujuan PKK dan selaras dengan tugas perutusan Gereja.

Kehadiran lagu-lagu baru juga perlu ditinjau baik dari segi kata-kata maupun teologi dan spiritualitas yang terkandung di dalamnya. Pada umumnya, lagu-lagu pop rohani tidak mengandung spiritualitas Tritunggal Maha Kudus, sering kali hanya Yesus atau Roh Kudus saja. Oleh karena itu, sangat disarankan dalam perayaan Ekaristi di PD, lagu-lagu ordinarium (Tuhan Kasihanilah, Kemuliaan, Kudus, Anak Domba Allah, Bapa Kami) wajib digunakan, agar nafas teologi Katolik dengan spiritualitas Tritunggal Maha Kudus dapat terus dipertahankan.

Suasana dapat disegarkan dengan kreativitas WL dan Pembawa renungan untuk membangkitkan semangat, saling menyapa, saling mendoakan atau membaca perikop Kitab Suci oleh para anggota, baik yang duduk di depan maupun di belakang, di kiri maupun di kanan, yang laki-laki maupun perempuan.

Tata urutan seperti mendaki bukit Allah di atas dapat juga digabungkan dengan pola doa Rosario, misalnya :

  • Puji-pujian pembukaan Aku Percaya, Bapa Kami, Salam Puteri Allah Bapa, Salam Bunda Allah Putera, Salam Mempelai Roh Kudus, Kemuliaan, Terpujilah, Bapa Kami, Ya Yesus ….,
  • Pertobatan (nyanyian, renungan, doa pertobatan),Doa salam Maria 10 x, Kemuliaan, Terpujilah, Bapa Kami, Ya Yesus ….
  • Syukur Doa salam Maria 10 x Kemuliaan, Terpujilah, Bapa Kami, Ya Yesus ….
  • Penyembahan Doa salam Maria 10 x Kemuliaan, Terpujilah, Bapa Kami, Ya Yesus ….
  • Firman , Doa salam Maria 10 x,Kemuliaan, Terpujilah, Bapa Kami, Ya Yesus ….
  • Persembahan dan Doa Umat Doa salam Maria 10 xKemuliaan, Terpujilah, Bapa Kami, Ya Yesus ….
  •  Doa Penutup Puji-pujian penutup dan Salam damai 

 7. Karunia-karunia

 Pemanfaatan karunia-karunia Roh Kudus dalam praktek PD jangan sekedar dijadikan cap bahwa kegiatan tersebut merupakan bentuk PD PKK. Karunia-karunia Roh Kudus tersebut perlu disadari, dipahami dan diwujudkan bukan untuk sekedar cap sebagai PKK. Karunia-karunia itu seyogyanya digunakan untuk membangun iman para anggota PD. Selain itu, karunia-karunia itu juga bermanfaat untuk menyegarkan kehidupan komunitas PD.

Karunia-karunia mesianis atau sapta karunia (Yesaya 11:1-3), karunia pembangunan jemaat (kodrati: Roma 12:1-8 dan adikodrati: 1 Korintus 12:1-11) dan karunia-karunia pelayanan jemaat (Efesus 4:11-12) perlu ditumbuh kembangkan secara seimbang dalam diri anggota, pemimpin dan pengelola PD.

Anggota yang memahami dengan benar akan karunia-karunia mesianis yang dianugerakan saat babtis dalam dirinya, maka ia akan menjadi orang Katolik yang penuh hikmat dan pengertian, perkasa dalam menanggung segala sesuatu dan takut (hormat) akan Allah, sehingga ia tidak aakan menghakimi dengan kilas pandang saja atau menjatuhkan keputusan menurut kata orang (bdk. Yesaya 11:1-3).

 Kesadaran sebagai umat Katolik yang baik akan melandasi bertumbuh kembangnya karunia pembangunan dan pelayanan jemaat. Dimana para anggota terbuka untuk dipakai Allah secara khusus dengan mengemban karunia-karunia kodrati, adikodrati atau pelayan jemaat, agar Tubuh mistik Kristus, yaitu Gereja dapat semakin disegarkan, bertumbuh dan berkembang.

 Sikap takut (hormat) akan Allah akan memberikan arah yang tepat dan penggunaan karunia-karunia kodrati, adikodrati dan pelayanan jemaat menjadi proporsional dan tidak berlebihan. Para pemimpin, pengelola dan anggota yang takut (hormat) akan Allah tidak akan sembarangan mengatasnamakan egoismenya sebagai suara Allah, atau melakukan discernment asal-asalan untuk membenarkan keputusannya.

Setiap anggota PD yang kepadanya dipercayakan suatu karunia pembangunan atau pelayanan jemaat akan menggunakannya sebaik-baiknya untuk membangun kekudusan dirinya dan jemaat lainnya, agar bersama-sama Tubuh mistik Kristus dapat terbangun, bukan sebaliknya justru menimbulkan kesombongan dan pertengkaran yang bermuara pada porak porandanya Tubuh mistik Kristus tersebut.

 Karunia-karunia mesianis mempersiapkan setiap orang Katolik untuk dipercaya mengemban karunia-karunia pembangunan dan pelayanan jemaat. Orang-orang Katolik yang takut (hormat) akan Allah akan mempersilakan Allah bekerja seturut kehendakNya (bdk. Luk 1:38) dan menerima anugerah karunia yang dipercayakan kepadanya untuk selanjutnya diperkembangkan.

Apabila di dalam PD, karunia-karunia pembangunan dan pelayanan jemaat belum merata dimiliki oleh para anggota, maka semua anggota komunitas PD tersebut perlu terus berdoa dengan penuh kerinduan agar Allah mempercayakan karunia-karuniaNya kepada seluruh anggota PD tersebut, bukan sebaliknya justru mempertengkarkan karunia apa dan siapa pemilik karunia yang paling hebat.

 8.  Penjadwalan

Perkembangan PD perlu terus diusahakan oleh para pemimpin, pengelola dan seluruh anggota PD. Oleh karena itu diperlukan instrumen yang dapat digunakan untuk mempersiapkan, mengendalikan dan mengevaluasi perkembangan PD. Salah satu instrumen yang dapat digunakan adalah penjadwalan.

 Penjadwalan dapat digunakan untuk menata pelibatan baik pemimpin, pengelola dan anggota dalam tugas-tugas pelayanan penyelenggaraan PD, seperti penerima tamu (pemerhati), worship leader (WL) atau pemimpin pujian, singer (penyanyi), pemusik, (penari), pemberi renungan atau pengajaran, kesaksian, pendukung doa, pendoa, konselor, penata tempat dan peralatan, dan lain sebagainya. Penjadwalan juga dapat digunakan untuk mengevaluasi tentang keseimbangan “makanan” rohani yang diwujudkan dalam tema-tema renungan dan pengajaran.

Penjadwalan sebaiknya disusun minimal satu bulan sekali, sehingga semua yang terlibat dapat mempersiapkan diri dengan optimal. Khususnya persiapan batin dan mental, sehingga mereka dapat menghadirkan suasana kudus dan kasih di tengah-tengah persekutuan.

Meskipun penjadwalan hanya merupakan sarana bukan tujuan, tetapi bila penjadwalan sudah dibuat, sebaiknya semua pihak yang akan bertugas dapat memberi waktu dan hati untuk mewujudkannya. Adapun contoh penjadwalan PD adalah sebagai berikut:

9.  Evaluasi yang membangun

Untuk menjaga kualitas penyelenggaran PD, sebaiknya perlu dilakukan evaluasi setelah selesai pelaksanaan PD. Namun, evaluasi yang dilakukan semangatnya bukan untuk mencari kesalahan orang yang bertugas, melainkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan.

Setiap orang yang bertugas harus siap untuk dievaluasi, sementara tim yang lain memberikan penilaian yang membangun. Jadi point evaluasi seperti contoh di atas yang terdiri dari a, b, c dan d tersebut dapat diartikan a=Dapat dicontoh, b=Dapat dipertahankan, c=Perlu pemantapan, d=Perlu menambah waktu berlatih.

Setiap tim yang memiliki kesempatan menilai, perlu memilih kata-kata yang bijak dalam menyampaikan penilaiannya, agar penilaiannya tidak mematahkan semangat dan kemauan untuk melayani. Sementara tim yang mendapatkan kesempatan untuk dinilai sebaiknya membuka hati, karena Allah ingin menyempurnakan pelayanannya tersebut.

10. Penutup

PD merupakan wahana untuk menyegarkan pengalaman dikasihi Allah dan wahana untuk berlatih membalas kasih Allah. Oleh karena itu, PD perlu dikelola dengan baik dan sehat agar PD dapat bermanfaat bagi semua orang yang terlibat di dalamnya, Gereja dan masyarakat.

Budi Sutedjo Dharma Oetomo, S.Kom., MM

 

sumber: Buku Acara Konvenas XI , Bali 15-18 Oktober 2009


    Informasi lain mengenai : KEGIATAN BPN :
  • Kunjungan BPN ke Dubes Vatican
    Kedatangan BPN yang diwakili oleh Joseph Tedjaindra, Endie Rahardja, Felix Ali Chendra ke kedutaan Vatican diterima oleh duta besarnya yaitu Uskup Agung Leopoldo Girelli. [lebih lengkap ...]

  • PACE,MACE ... BANGKITLAH ! (Sharring Pengalaman Pelayanan ke Papua oleh Agapitus
    9 Agustus 2007, tepat jam 07.00 WIT, ketika pesawat yang membawaku, johan, cello & niko mendarat dengan mulus di bandara Sentani Jayapura. Ingin tahu yang kami lakukan pertama kali? Hal pertama yang kami lakukan berempat begitu menginjak tanah Papua adalah BERFOTO.... Mungkin itu juga yang membuat panitia penjemput yang terdiri dari Pak Iwan dan Pak Gunawan tidak kesulitan mengenali rombongan sie kepemudaan dan langsung menyapa kami, “Pitus yang mana?” [lebih lengkap ...]

  • ISAO MEETING di Singapura
    Pada tanggal 9 – 11 Desember 2006, di Singapore diadakan ISAO meeting yang dihadiri delegasi dari 13 negara. Delegasi Indonesia diwakili oleh: Mgr. M. Angkur, OFM, Joseph Tedjaindra, Rm. Subroto Wijoyo, SJ, dan Felix Ali Chendra. Wimpie Santosa juga hadir karena mendapat undangan khusus dari Pastor Bart.Tujuan pertemuan adalah untuk menghimpun keluarga karismatik di Asia Pasific dan makin saling mengenai antar kedaerahan. [lebih lengkap ...]

  • Temu Wicara BPN PKKI dengan KWI
    Pada hari Kamis tanggal 25 Januari 2007, diadakan pertemuan antara pengurus BPN PKKI dengan KWI, bertempat di kantor KWI, Jalan Cut Meutia No. 10. BPN PKKI diwakili oleh Bp. Joseph Tedjaindra , Bp. George Wangsanegara, Bp. Ali Rachman, Bp. Endie Rahardja dan Bp. Felix Ali Chendra. [lebih lengkap ...]

  • 11 April 2007 BPN PKKI bertemu dengan Uskup Agung Jakarta
    Pada pertemuan BPN dengan Uskup Agung Jakarta, Mgr. Julius Darmaatmadja,SJ tanggal 11 April 2007, team BPN melaporkan kepada Uskup hal-hal yang penting antara lain, bahwa PKK sudah mendapat 3 dokumen, yaitu pada tahun 1983, 1993, 1995 dan diterima BPN. Sekarang ini judulnya adalah Aneka Karunia, Satu Roh dan di dalamnya dengan judul Pembaruan Hidup Kristiani sebagai Karisma Roh   [lebih lengkap ...]

  • Konvensi Nasional I, Jakarta. 3 s/d 6 Juni 1981

    Tema       : “Jadilah SaksiKu.” Peserta    : 250 orang dari 12 keuskupanPembicara tamu : Pastor Fio Mascarenhas SJ, Direktur Internasional Catholic Charismatic Renewal Office di Roma, dan Pastor Rufus Pareira Pr, Wakil Ketua Pembaharuan Karismatik Katolik di India. [lebih lengkap ...]

  • Konvensi Nasional II, Malang 24 Juni s/d 1 Juli 1983

    Tema: “Kamu akan diberi Kuasa” (Kis 1:8) dengan jumlah peserta 372 orang dari 18 keuskupan. Pembicara tamu : Fr. Michael Marsch, OP (Perancis – Jerman) & Miss Kim Colins, USA .Peninjau: 5 orang dari Malaysia Timur (Sabah) [lebih lengkap ...]

  • Konvensi Nasional III, Salatiga, Semarang. 9 – 13 Juli 1985

    Tema: “Jadilah Jantung Gereja” Peserta tercatat 870 (yang hadir lebih dari 900) orang dari 37 Kota di 19 Keuskupan.Peninjau 1 orang awam dari Singapura. [lebih lengkap ...]

  • Konvensi Nasional IV di Bandung, 5 – 9 Juli 1988
    Konvenas ini mengambil tema Aku Mengutus Kamu” dengan jumlah peserta 961 orang dari 23 Keuskupan dan peninjau 18 orang dari Brunei, Serawak, Malaysia, dan Singapore. [lebih lengkap ...]

  • Konvensi Nasional V di Surabaya. 1 – 3 Juli 1990
    Dengan tema “Kuasa Dalam Kesatuan” dan jumlah peserta    : +/- 1500 orang dari seluruh Indonesia (Data arsip belum ditemukan) [lebih lengkap ...]

  • Konvensi Nasional VI di Wisma Kinasih, Caringin, Bogor. 30 Juni – 3 Juli 1993
    Dengan Tema “Siapkan Jalan Bagi Tuhan” dan dihadiri oleh peserta 1200 orang. [lebih lengkap ...]

  • Konvensi Nasional VII di Batu, Malang. 26 – 29 Juni 1996

    Tema“Kamulah Bangsa Terpilih” dan peserta  Diikuti oleh 29 Keuskupan, dan diperincikan sebagai berikut. Konvensi Top Leader A denga jumlah 151 peserta dan Konvensi Leader A dan B  dengan jumlah 633 peserta, juga diikuti tamu kita dari Keningau (4 orang awam) dan dari Singapura (6 orang awam).Acara : Kaderisasi Top Leaders bagi Leader A, dalam bentuk Renungan / Ceramah Umum dan Refleksi dan Pengajaran (Session) bagi Leader B (BPK). [lebih lengkap ...]

  • Tema Konvenas PKK Indonesia
    Konvensi nasional (Konvenas) merupakan ajang pertemuan bagi para leader Pembaruan Karismatik Katolik (PKK) Indonesia, yang pada umumnya dilaksanakan setiap tiga tahun sekali. [lebih lengkap ...]

  • SERBA-SERBI Perayaan 25 tahun BPN di Padang

    Kamis, 10 April 2008 subuh… kami tiba di Terminal 1, Cengkareng agak pagi, karena jalanan belum macet. Ketika masih di dalam Taksi aku sempat bilang ke Pak Endie bahwa mungkin kami yang tiba lebih dulu.. jebule… eh.. ternyata.. bapak Uskup malah sudah tiba di Terminal 1 sejak jam empat pagi, beliau berangkat pagi-pagi sekali dari kediamannya di Bogor sebelum ayam jantan berkokok, sebelum matahari menampakkan wajah dari peraduannya di balik awan kelabu, karena alasan yang sama takut macet. Memang beberapa hari sebelumnya akses menuju Bandara Cengkareng sempat pamer paha -- padat merayap tanpa harapan. Tapi tetap saja kami salut dengan bapak Uskup, yang walau sudah menanti lebih dari dua jam masih tampak fresh… Salut untuk bapak Uskup yang telah memberikan contoh sebagai gembala yang baik, selalu berada di depan kami, domba-domba yang kadang masih suka nakal dan membuat Sang Gembala sakit kepala.

      [lebih lengkap ...]

  • Temu Konsultasi Teologis seputar Pembaruan Karismatik Katolik

    Selaku Ko-Moderator Badan Pelayanan Nasional  Pembaruan Karismatik Katolik Indonesia (BPN PKKI), Romo Anton Gunardi, MSF, mengantar pertemuan itu dengan menjelaskan bahwa temu konsultasi teologis seputar pembaruan karismatik katolik ini dalam kesempatan memperingati  seabad munculnya gerakan pentakostalsime,   empat puluh tahun lahirnya pembaruan karismatik dalam Gereja,dan dua puluh lima tahun berdirinya BPN PKKI.Romo BS. Mardiatmadja, SJ, penasehat teologi KAJ, mengarahkan Temu Konsultasi ini  dengan mengatakan: “Tujuan pertemuan kita adalah melakukan konsultasi perihal masalah-masalah yang secara teologis relevan dengan fenomen Pembaruan Karismatik Katolik  di Indonesia” .
    [lebih lengkap ...]

  • Memelihara Semangat Pelayanan
    Bulan Oktober 2008 yang lalu BPN menggelar sidangnya yang kedua di tahun 2008.  Pada Misa Pembukaan  Romo Alex Fandy dari Padang dalam homili memberikan pembedaan antara pengalaman beriman dan pengalaman mendapat mujizat. Kasih Tuhan ataupun mujizat belum tentu mengubah orang dengan sebetulnya. Dan pengalaman iman bukan soal mujizat. Dalam kitab suci pun kita melihat, banyak orang yang disembuhkan Yesus tetapi tidak mengikuti Yesus. Yang membuat orang memiliki pengalaman iman adalah Taqwa (adalah sikap takut akan Allah).
    [lebih lengkap ...]

  • DARI BUMI KATULISTIWA PONTIANAK

    Pagi itu jam masih menunjukkan pukul 11.00 WIB ketika aku berangkat ke bandara International Juanda. Tapi diluar sana suasana sudah mirip malam hari. Gelap sekali. Ya, menurut laporan Badan Meteorologi dan Geofisika hampir di sebagian besar wilayah Surabaya di lingkupi oleh awan hitam gelap, dan kilat tampak menyambar-nyambar di iringi oleh tiupan angin yang kencang sekali. Itu merupakan gejala alam akibat pengaruh awan kemulunimbus. [lebih lengkap ...]

  • Konvenda V Manado di Tomohon
    Tomohon adalah kota yang sejuk dengan tanah yang subur dan terkenal sebagai “Kota Bunga”, dengan pelaksanaan Konvenda V Pembaharuan Karismatik Katolik di Tomohon, maka Keuskupan Manado mendapat kehormatan untuk kedua kalinya mengadakan Konvenda, yang pertama tahun 1995 dan yang kedua yang diadakan sekarang ini.Konvenda diikuti peserta dari Keuskupan Agung Makassar (Kota Makassar, Rantepao dan Makale), Keuskupan Amboina (Kota Ambon, Ternate) dan dari Kesukupan Manado ( Kota Manado, Palu, Bitung) dengan jumlah peserta lebih kurang 300 orang dan dihadir juga oleh pastor–pastor dan suster biara yang aktip dalam Pembaharuan Karismatik Katolik. [lebih lengkap ...]

  • PERAYAAN EKARISTI SYUKURAN BERSAMA HUT KE-13 PERHIMPUNAN SHEKINAH BINA INSANI
    Acara diawali dengan sambutan yang ramah oleh Bpk. Irwanta pada pukul 09.00 pagi. Bersama tim pujian dari St. Bartholomeus-Taman Galaksi, Bekasi, seluruh undangan yang berjumlah sekitar 80 orang, diajak memuji kebaikan Tuhan dengan nyanyian S bab Tuhan Dia baik dan mengiring awal Perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Pater Anton Gunardi MSF sebagai selebran utama yang didampingi oleh Pater Susilo MSC dan Pater Koelman SJ, dengan nyanyian Besar Anug rahMu. [lebih lengkap ...]

  • Konferensi ICCRS 2009 di Kkottongnae, Korea Selatan
    Konferensi ICCRS tahun 2009 ini mengambil tempat di Kkottongnae, Korea Selatan (Lihat kolom Sejarah Kkottongnae). Tema besar yang diambil untuk kali ini adalah LOVE IN ACTION. Acara diadakan mulai tanggal 1 – 9 Juni 2009 dan dihadiri oleh Kardinal Albert Vanhoye selaku Emiritus of the Pontifical Biblical Institute in Rome, 13 orang Uskup dan Uskup Agung, puluhan Imam, biarawan dan biarawti, lebih dari 300 peserta dari 45 negara, serta lebih dari seribu peserta dari Korea Selatan. Dari Indonesia sendiri yang berangkat melalui BPN adalah Rm. F.X. Sukarno, Rm. Hendra Kimawan dari Bandung, Rm Lioe Foet Khien dari Banjarmasin,  Bp. Felix Ali Chendra, Bp & Ibu Endie Rahardja dan Bp. Saut Lumban Tobing dari Medan. [lebih lengkap ...]

  • Jika Komitmen Dilakukan Dengan Kasih, Maka Semuanya Dapat Terjadi
    Sabtu (18/4) diadakan misa upacara pelantikan Pengurus Perhimpunan Shekinah Bina Insani (PSBI), masa bakti 2009-2012, dipimpin oleh Romo Vikjen Keuskupan Agung Jakarta yaitu Romo Yohanes Subagyo, Romo Koelman dan Romo Subroto. [lebih lengkap ...]

  • SIDANG PLENO BESAR BPN PKKI 13 - 15 Oktober 2009
    Pada tanggal 13 - 15 Oktober 2009 menjelang akhir periode kepengurusan BPN 2006-2009 yang dikoodinir oleh JosephTedjaindra digelar Sidang Pleno Besar.  Orang-orang yang hadir di dalam pertemuan ini terdiri atas para pengurus organisasi pendukung BPN, BPPG dan BPK-BPK dari Keuskupan-keuskupan mewakili seluruh Gereja dalam keluarga besar PKK. [lebih lengkap ...]

  • Sidang Pleno Kecil II 2009 BPN PKKI
    BPN kembali mengelar sidang pleno kecil pada tanggal 3 -5 Desember 2009 di MegaMendung. Pak Joseph Tedjaindra membawakan materi tentang HISTORY OR VICTORY dalam melayani pentingnya menghasilkan buah-buah Roh daripada hanya mengingat pengalaman masa lalu. [lebih lengkap ...]

  • KONVENAS XI, Bali 15-18 Oktober 09- Semakin Menyala-nyala Dalam Melayani Tuhan
    Acara Pembukaan Konvenas dimulai dengan masuknya Perarakan Vandel. Paling awal vandel BPN Karismatik Katolik Indonesia, disusul vandel-vandel dari BPK-BPK yaitu Denpasar, Bali dan Lombok, Amboina, Atambua, Bandung, Banjarmasin, Bogor, Fakfak, Keuskupan Agung Jakarta, Ketapang, Kupang, Makassar, Malang, Manado, Maumere, Manokwari -Sorong, Medan, Padang, Palangkaraya, Palembang, Pangkalpinang, Pontianak, Ruteng, Samarinda, Sanggau, Keuskupan Agung Semarang, Sibolga, Singapura, Cikuna, Surabaya, Tanjungkarang, Tanjungselor, Timika, Timor Leste, Weetebula dan Mimika. [lebih lengkap ...]

  • MISA PELANTIKAN PENGURUS BPN PKKI 2009-2012

    “Dengan Roh Semakin Menyala Meningkatkan Koordinasi dan Kaderisasi Pembaruan Karismatik Katolik”.Rasa penuh syukur memenuhi sanubari umat saat diselenggarakan Misa Pelantikan Pengurus BPN PKKI 2009-2012 dengan tema: “Dengan Roh Semakin Menyala Meningkatkan Koordinasi dan Kaderisasi Pembaruan Karismatik Katolik” yang diadakan tanggal 11 Maret 2010 pada hari Kamis, puku 18.00 WIB di Gereja St. Laurentius, paroki St. Laurentius, Bandung dengan rangkaian acara, Puji-pujian, Misa Pelantikan, dan Ramah Tamah. [lebih lengkap ...]

  • PERTEMUAN PENYEMANGATAN PLENO BPK PKK SURABAYA

    Sekitar 90 orang berkumpul di ruang atas Catholic Center, jalan Bengawan 3, Surabaya pada hari Minggu tanggal 28 Maret 2010 yang lalu.Mereka adalah para aktivis, pengurus, anggota team pelayanan BPKPKK Surabaya, PDKK-PDKK yang berada dalam keuskupan Surabaya. Kota asal bukan hanya dari Surabaya dan sekitar, melainkan juga dari Madiun, Mojokerto, Wlingi, dan lain-lain. [lebih lengkap ...]

  • Pertemuan Para Leaders BPK Makassar - “Back to Basics”
    Dalam rangkaian kunjungan kerja di kota Makassar tanggal 25 April  2010 Bapak Felix Ali Chendra melakukan tatap muka sekaligus melayani umat PKK di BPK Makassar, pada hari pertama Minggu tiba dari Jakarta. Beliau langsung menuju tempat acara di Restaurant Imperial  dimulai pada jam 11.00 WIT dengan agenda temu para Leader dengan pembahasan Back To Basics. [lebih lengkap ...]

  • Retret Karunia Roh Kudus di Oelolok (Timor).
    Nama tempat ini baru pertama kali saya dengar ketika tiba di kota Kupang – Timor pada hari Minggu tgl 1 Agustus 2010.Perjalanan darat dengan bus malam yang membawa kami dari Kupang menuju Oelolok membutuhkan waktu 7 jam.Jalan yang cukup sempit (untuk ukuran Pulau Jawa) penuh dengan kelokan tajam yang tak kunjung henti. Penduduk Timor mengatakan bahwa jalan tersebut disebut “letter S”, karena belokan-belokan berbentuk huruf “S” mengantarkan kami sampai ke tempat tujuan.  [lebih lengkap ...]

  • KONVENSI NASIONAL MUDA - MUDI KATOLIK IV
    Sobat, hari Kamis 28 Oktober 2010 yang notabene merupakan hari Sumpah Pemuda, juga menjadi awal bagi sebagian teman – teman kita, untuk memulai langkah yang baru. Dengan mengikuti rangkaian acara Konvensi Nasional Muda Mudi Katolik IV yang diselenggarakan pada 28 – 31 Oktober 2010 di Bukit Doa Immanuel (BDI), Prigen, Jawa Timur, para pemimpin muda mudi Katolik bersatu untuk belajar bersama menjadi pemimpin yang berjiwa pelayan untuk membawa berkat dari Tuhan untuk semua. “Be A Blessing Servant Leader” sesuai dengan tema Konvenas tersebut. Dihadiri 280 peserta dan 35 fasilitator serta puluhan undangan yang datang dari berbagai daerah di Indonesia, mulai dari Sumatera hingga Papua, menjadikan peserta dapat saling bertukar pikiran mengenai kemajuan Persekutuan Doa atau lingkungan Katolik Karismatik di tempat asal mereka. [lebih lengkap ...]

  • Visi Tema Konvenas Muda Mudi Katolik IV
    Visi tema Konvensi Nasional Muda Mudi Katolik IV yaitu “Be a Blessing Servant Leader” dimulai dari beberapa bulan sebelum saya resmi dilantik menjadi Ketua Sie Kepemudaan BPN PKKI pada bulan Maret 2010. Beberapa waktu lamanya Tuhan beri dorongan dan visi yg kuat mengenai satu hal yaitu orang2 muda diajak dan diharapkan untuk menjadi pemimpin/leader, bukan sembarang leader. Tuhan ingin kita menjadi leader/pemimpin yang sungguh berani memberikan diri untuk melayani dan mau menjadi berkat bagi orang-orang di sekeliling kita. Be a Blessing Servant Leader ! [lebih lengkap ...]

  • KONVENDA PERTAMA BPPG SAMARINDA
    Setelah dinanti-nantikan sekian lama, akhirnya Konvenda I BPPG Samarinda diadakan pada tanggal 8 – 9 Mei 2010, bertempat di Bukit Rahmat, Putak, Loa Duri, Samarinda. Tema yang diambil dalam acara Konvenas ini adalah “Berakar, bertumbuh dan berbuah”. Konvenas ini diikuti oleh sekitar 120 peserta dari 3 Keuskupan, yaitu Keuskupan Palangka Raya, Keuskupan Banjarmasin dan Keuskupan Agung Samarinda. Peserta dari Keuskupan Tanjung Selor menyatakan akan hadir, namun ternyata tidak muncul sampai acara penutupan. [lebih lengkap ...]

     
Copyright © 2007 Pembaruan Karismatik Katolik. All rights reserved.