Sunday, March 03, 2013    
Logo BPN      
  Pembaruan Karismatik Katolik  
       
buku pengajaran ISAO LOGO Info Iman Katolik BPN PKK pusat informasi artikel iman sharing dan kesaksian tanya jawab berita dan kegiatan hubungi kami

    | PROFIL | KEGIATAN BPN | VISI & MISI ORGANISASI | BAGAN ORGANISASI | BPPG-BPPG |

Cari:



Alkitab Online


"Lebih baik merendahkan diri dengan orang yang rendah hati daripada membagi rampasa dengan orang congkak."
Kita perlu untuk jujur terhadap satu sama lain dalam menceritakan pelanggaran dan juga kemenangan kita. Saat kita bersikap tulus dan transparan terhadap orang lain, kita memberi mereka kemerdekaan untuk "membuka topeng mereka" di hadapan kita.

Amsal 16:19

 

BUKU-BUKU PENGAJARAN


Items
DIPACU OLEH ROH KUDUS

Pembaruan Karismatik Katolik telah menjadi karunia istimewa dari Roh Kudus kepada Gereja untuk membaruinya. Buku ini adalah panduan yang sangat berguna bagi setiap orang untuk memahami sifat asli dari Pembaruan Karismatik Katolik. Pada hari ini, tanggal 16 Oktober, hari peringatan Baptisan saya, dengan sangat bersukacita  saya merekomendasikan buku ini kepada para gembala umat dan para pemimpin Pembaruan agar supaya dapat membantu mereka di dalam membimbing gerakan itu pada arah yang benar di dalam keuskupan dan daerah mereka. ... [more info]



Items
PEDOMAN DASAR

Telah tersusun PEDOMAN DASAR dengan kepanitiaan yang diketuai oleh Romo Antonius Gunardi, MSF. Pedoman dasar ini telah diterima dan disahkan oleh KWI dalam Sidang tahunannya, November 2005.... [more info]



Items
VISI DAN MISI PEMBAHARUAN KARISMATIK KATOLIK di IN

Mengingat perkembangan Karismatik di Indonesia yang cukup pesat, tetapi tanggapan umat maupun pimpinan Gereja yang sering masih simpang-siur, maka dirasa semakin dibutuhkan bimbingan dan pengarahan dari pimpinan Gereja yang resmi, yang lebih jelas dan sesuai dengan iman Gereja. ... [more info]



Tentang BPN PKK : KEGIATAN BPN
TEMU KONSULTASI TEOLOGIS SEPUTAR PEMBARUAN KARISMATIK KATOLIK



PERISTIWA LANGKA terjadi

Temu Konsultasi Teologis seputar Pembaruan Karismatik Katolik

Wisma Samadi Klender, Jakarta, tanggal 16 – Juni, 2008 lalu.

 

 

Selaku Ko-Moderator Badan Pelayanan Nasional  Pembaruan Karismatik Katolik Indonesia (BPN PKKI), Romo Anton Gunardi, MSF, mengantar pertemuan itu dengan menjelaskan bahwa temu konsultasi teologis seputar pembaruan karismatik katolik ini dalam kesempatan memperingati

  • seabad munculnya gerakan pentakostalsime
  • empat puluh tahun lahirnya pembaruan karismatik dalam Gereja
  • dua puluh lima tahun berdirinya BPN PKKI
     

Romo BS. Mardiatmadja, SJ, penasehat teologi KAJ, mengarahkan Temu Konsultasi ini  dengan mengatakan: “Tujuan pertemuan kita adalah melakukan konsultasi perihal masalah-masalah yang secara teologis relevan dengan fenomen Pembaruan Karismatik Katolik  di Indonesia” .

Para peserta diajak untuk “melihat, mengkritisi dan menyikapi apa yang terjadi manakala Gereja kita bertemu dengan PKK. Bagaimana kita melihat pelbagai hal yang muncul di dalamnya sebagai peristiwa iman dan dari sudut bagaimana kita memandangnya sebagai proses pengalaman iman.”

Dibanding dengan Gereja di negara-negara lain, para Uskup Indonesia sangat tanggap akan adanya pembaruan karismatik yang terjadi di kalangan umat katolik di Indonesia. Belum ada sepuluh tahun gerakan pembaruan karismatik katolik dalam Gereja, sudah ada dan berkembang di Indonesia.

Ada dua dokumen penting dalam hal ini yang menjadi Pedoman baik para gembala (pastor) dan umat dalam membimbing dan menghayati Pembaruan Karismatik Katolik.

Pertama,  “Aneka Karunia – Satu Roh” (1993), Konferensi Waligereja mengalamatkan dokumen ini kepada para bapak uskup, para pastor dan umat katolik di Indonesia, suatu Surat Gembala mengenai Pembaruan Karismatik Katolik.

kedua, “Pembaruan Hidup Kristiani” (1995), yang ditujukan kepada komunitas karismatik katolik di Indonesia.Sejak Pembaruan Karismatik Katolik diperkenalkan secara resmi oleh Gereja, di Indonesia,  dan setelah terbitnya kedua dokumen KWI itu, teryata telah ada banyak hal yang terjadi seputar PKK. Maka BPN PKKI ingin melihat bersama: Hal-hal Teologis mana yang relevan untuk dicermati dalam rangka pelayanan dalam PKKI.

Sebagai bahan pembantu ber-refleksi dalam temu konsultasi ini, Romo Deshi  Ramadhani SJ, penulis buku “Mungkinkah Karismatik Sungguh Katolik” (2007) , menulis paper .. Latar belakang tulisan yang dibuatnya adalah menawarkan apa yang sedang menjadi “proyek” yang lebih besar sebagai lanjutan bukunya yang pertama tentang Karismatik yang sudah beredar. Ia mengajak untuk melihat kembali gerakan Karismatik Katolik (1967) sebagai acuan dan melihat lebih ke belakang lagi pada apa yang melatar belakangi lahirnya karismatik Katolik..

 

Menanggapi permasalahan yang muncul

Beberapa pokok yang dianggap relevan dalam tulisan paper Romo Deshi  adalah 

  • Baptisan dalam Roh Kudus,
  • Bahasa Roh,
  • Komunitas Basis,
  • Exorsisme dan
  • Resting in the Spirit

Pertama, Baptisan Roh Kudus

dikenal sekarang sebagai Pencurahan Roh Kudus dan dianggap biasa karena semua orang diandaikan punya paham yang sama tentang hal tersebut, padahal tidak demikian adanya. Yang dipertanyakan dalam pencurahan Roh Kudus: Apa yang dialami dulu (orang-orang yang mengalami pertama kali gerakan Karismatik Katolik (KK) ) berbeda dengan apa dialami orang yang terjadi sekarang. Orang-orang KK  awal merupakan orang-orang yang sangat terlibat dengan Gereja, tetapi yang terjadi sekarang, banyak dari mereka berasal / berada di luar hidup menggereja. Apakah perbedaan latar belakang ini dapat memunculkan suatu pengalaman yang sama atau sebenarnya mereka berbeda.

 Di lapangan, sering kali banyak pertanyaan dari umat: ada orang-orang yang ikut Seminar Hidup Baru Dalam Roh (SHDR) adalah belum katolik atau paling tidak masih katekumen. Bandingkanlah dengan peristiwa  dalam Kisah Para Rasul ketika Petrus bertemu dengan keluarga Kornelius (Kis 10: 47). Bagaimana pencurahan Roh  terjadi justru pada orang yang belum dibaptis, lalu menjadi pertanyaan pada teologi baptisnya sendiri dan akibatnya pada pengampunan dosa. Lebih serius lagi, bila hal itu dikaitkan dengan Sakramen Krisma. Banyak dari mereka yang sudah menerima Baptisan Roh Kudus justru belum menerima Sakramen Krisma. Yang lalu menjadi pertanyaan adalah  bagaimana sakramen krismanya mau dimaknai.  

Pencurahan Roh Kudus dan Baptisan Roh Kudus tidak dapat dipahami secara sama. Yang sedang terjadi dalam Baptisan Roh Kudus ini: apakah suatu momen yang baru atau sesuatu yang sama sekali berbeda (paham evangelical – terkait dengan altar call yakni untuk membuat suatu commitment ).

Persoalan teologis yang terkait dengan Karismatik Katolik di sini adalah yang berhubungan  dengan soal teologi rahmat dan kodrat.

 

Pokok kedua, Bahasa Roh.

Ini suatu kharisma yang paling banyak dialami. Dapat dilihat pada banyaknya buku-buku yang menelaah soal ini. Akses pertama orang yang berhubungan dengan Karismatik pastilah berhadapan dengan fenomena bahasa roh (lidah). Bila melihat Kitab Suci, Paulus bicara tentang charisma untuk berkata-kata, fenomennya berbeda. Ini bukan yang digolongkan sebagai charisma. Jadi ini Ber-Bahasa  Roh merupakan kemampuan berdoa. Bila demikian, diusulkan untuk membuat semacam panduan berdoa karismatik. Dan sebagai konsekuensi: Bahasa Roh  dapat dipelajari dan diajarkan.
Bila kharisma Bahasa Roh dipahami sebagai suatu karunia (gift), maka gejala itu tidak dapat dipelajari. Itu karunia atau anugerah dari Tuhan. Tetapi bila hal itu bisa dipelajari, maka tidak dapat digolongkan sebagai kharisma. Hal ini penting untuk menelaah Bahasa Roh. Sebagai kemampuan rohani, apakah mungkin Bahasa Roh ditempatkan sebagai karunia apabila orang yang mengalaminya itu  justru tidak aktif dalam gereja dan di luarnya ?

Selain kedua pokok itu masih ada lagi yang sering  ditanyakan umat. Contoh lagu-lagu Kristen- protestan dan Kristen-karismatik yang kemudian masuk dan dapat diterima dalam (liturgy) Gereja Katolik. Dan perlu dicatat dalam lagu-lagu yang bercorak karismatik, untuk KAJ , atas permintaan Bapak Uskup Yulius sendiri, Seksi Liturgi KAJ telah menerbitkan buku “Kidung Syukur” (2006) sebagai supplement “Puji Syukur”, khususnya untuk orang muda katolik . Dalam hal lagu-lagu ini, ada soal yang dapat dipertanyakan: Bagaimana persoalan teologis yang sebenarnya, kalau diteliti  berseberangan, namun ternyata dapat masuk dan diterima dalam liturgi Gereja Katolik, upama “Anak Domba”, juga perbedaan pengertian istilah Altar .  Apakah ini hanya soal waktu saja ? Terkait dengan hal itu, Liturgi Ekaristi bisa menjadi pokok penting karena dapat menjadi titik sambung antara Gereja Katolik dan Gerakan Karismatik, namun juga bisa memunculkan masalah-masalah terkait dengan Tata Perayaan Ekaristi dalam Misa gaya Karismatik, yang menimbulkan pro dan kontra !

Pokok ketiga, Komunitas Basis

mencontohkan suatu komunitas yang berkembang menjadi semakin eksklusif, bahkan menjadi “gereja” sendiri. Bagaimana pembaruan karismatik katolik lebih terbuka dan menjadi motor pembaruan umat setempat!

Pokok terakhir, soal Excorsisme dan  Resting in the Spirit . “Exorcisme atau pengusiran setan sudah diatur dalam tata pelayanan Gereja. Tetapi dalam praktek hal itu sering dilakukan meskipun secara obyektif betulkah orang bersangkutan kerasukan iblis, dapat dipertanyakan. Banyak orang mengalami ganggun jiwa menunjukkan gejala yang sama. Perlu dibedakan “Pengusiran” dan “Pembebasan” dari ketergantungan perilaku menyimpang yang kerap diproyeksikan sebagai roh jahat sebagai penyebabnya. Orang lebih difokuskan dan disibukkan pada roh jahat daripada Roh Kudus! Sedang  Resting in the Spirit , yang tidak mempunyai dasar Biblis, disarankan diganti  “jatuh” dalam Roh. Persoalannya, fenomen jatuh sering menimbulkan masalah karena sering dijadikan patokan apakah orang mengalami roh atau tidak. Lebih parah lagi, karena hal itu juga dikaitkan dengan menilai adanya “power” (kuasa) atau tidak. Misalnya, untuk melihat apakah imamnya mumpuni ( diurapi ) atau tidak. Paham yang keliru ini sering didukung oleh sikap yang mirip dari imam-imamnya.

 

Diskusi berlanjut  mengenai permasalahan Teologi di bidang Eklesiologi tentang Gereja yang Satu, Kudus, Katolik dan Apostolik dan agar Mistagogi (pendalaman iman setelah Baptis yang perlu terus menerus dilakukan ) sebagai bagian Katakese. Bahan jenjang-jenjang pembinaan dalam PKK dapat dipakai dalam Mistagogi umat setempat. Pembinaan warga komunitas PKK diusahakan agar tetap patuh terhadap pimpinan Gereja setempat dan Magisterium Gereja.

Berdasarkan pembicaraan-pembicaraan pada pertemuan ini dianggap perlu mengadakan jenjang pembinaan untuk kelompok PKK . Ini suatu hal yang tidak mengikat tetapi sebagai wujud komitment.  Sebagai rekomendasi dari temu konsultasi kepada BPN PKKI, yakni  dibutuhkan fokus per topik dengan pendasaran-pendasaran teologis yang lebih komprehensif.

 

Mau ketemu lagi

Karena dirasa belum tuntas dalam pembahasan, maka  dicapai kesepakatan akan adanya pertemuan kedua di kemudian hari dengan pembahasan lebih lanjut tentang masalah-masalah di atas.

 

Selain Romo Anton Gunardi MSF, Mardiatmadja SJ dan Deshi Ramadhani SJ, juga hadir dalam Temu Konsultasi itu Romo Subroto Widjojo SJ, Agus Rukiyanto SJ, Handoko CM, Alex Suwandi Pr, Adrian Adiredjo OP, Sumardiyo Pr, dan Mgr. Sutrisnoatmoko MSF, mewakili KWI, serta bapak Yosef Tedjaindra, Koordinator BPN PKKI. Episcopal Advisor , Mgr. Mikhael C. Angkur  OFM., untuk BPN PKKI,  berhalangan hadir.

***(Sumber: Notulen Rm. Buddy Haryadi, SJ)

dipublikasikan dalam Warta Shekinah Sep-Okt 2008 


    Informasi lain mengenai : KEGIATAN BPN :
  • Kunjungan BPN ke Dubes Vatican
    Kedatangan BPN yang diwakili oleh Joseph Tedjaindra, Endie Rahardja, Felix Ali Chendra ke kedutaan Vatican diterima oleh duta besarnya yaitu Uskup Agung Leopoldo Girelli. [lebih lengkap ...]

  • PACE,MACE ... BANGKITLAH ! (Sharring Pengalaman Pelayanan ke Papua oleh Agapitus
    9 Agustus 2007, tepat jam 07.00 WIT, ketika pesawat yang membawaku, johan, cello & niko mendarat dengan mulus di bandara Sentani Jayapura. Ingin tahu yang kami lakukan pertama kali? Hal pertama yang kami lakukan berempat begitu menginjak tanah Papua adalah BERFOTO.... Mungkin itu juga yang membuat panitia penjemput yang terdiri dari Pak Iwan dan Pak Gunawan tidak kesulitan mengenali rombongan sie kepemudaan dan langsung menyapa kami, “Pitus yang mana?” [lebih lengkap ...]

  • ISAO MEETING di Singapura
    Pada tanggal 9 – 11 Desember 2006, di Singapore diadakan ISAO meeting yang dihadiri delegasi dari 13 negara. Delegasi Indonesia diwakili oleh: Mgr. M. Angkur, OFM, Joseph Tedjaindra, Rm. Subroto Wijoyo, SJ, dan Felix Ali Chendra. Wimpie Santosa juga hadir karena mendapat undangan khusus dari Pastor Bart.Tujuan pertemuan adalah untuk menghimpun keluarga karismatik di Asia Pasific dan makin saling mengenai antar kedaerahan. [lebih lengkap ...]

  • Temu Wicara BPN PKKI dengan KWI
    Pada hari Kamis tanggal 25 Januari 2007, diadakan pertemuan antara pengurus BPN PKKI dengan KWI, bertempat di kantor KWI, Jalan Cut Meutia No. 10. BPN PKKI diwakili oleh Bp. Joseph Tedjaindra , Bp. George Wangsanegara, Bp. Ali Rachman, Bp. Endie Rahardja dan Bp. Felix Ali Chendra. [lebih lengkap ...]

  • 11 April 2007 BPN PKKI bertemu dengan Uskup Agung Jakarta
    Pada pertemuan BPN dengan Uskup Agung Jakarta, Mgr. Julius Darmaatmadja,SJ tanggal 11 April 2007, team BPN melaporkan kepada Uskup hal-hal yang penting antara lain, bahwa PKK sudah mendapat 3 dokumen, yaitu pada tahun 1983, 1993, 1995 dan diterima BPN. Sekarang ini judulnya adalah Aneka Karunia, Satu Roh dan di dalamnya dengan judul Pembaruan Hidup Kristiani sebagai Karisma Roh   [lebih lengkap ...]

  • Konvensi Nasional I, Jakarta. 3 s/d 6 Juni 1981

    Tema       : “Jadilah SaksiKu.” Peserta    : 250 orang dari 12 keuskupanPembicara tamu : Pastor Fio Mascarenhas SJ, Direktur Internasional Catholic Charismatic Renewal Office di Roma, dan Pastor Rufus Pareira Pr, Wakil Ketua Pembaharuan Karismatik Katolik di India. [lebih lengkap ...]

  • Konvensi Nasional II, Malang 24 Juni s/d 1 Juli 1983

    Tema: “Kamu akan diberi Kuasa” (Kis 1:8) dengan jumlah peserta 372 orang dari 18 keuskupan. Pembicara tamu : Fr. Michael Marsch, OP (Perancis – Jerman) & Miss Kim Colins, USA .Peninjau: 5 orang dari Malaysia Timur (Sabah) [lebih lengkap ...]

  • Konvensi Nasional III, Salatiga, Semarang. 9 – 13 Juli 1985

    Tema: “Jadilah Jantung Gereja” Peserta tercatat 870 (yang hadir lebih dari 900) orang dari 37 Kota di 19 Keuskupan.Peninjau 1 orang awam dari Singapura. [lebih lengkap ...]

  • Konvensi Nasional IV di Bandung, 5 – 9 Juli 1988
    Konvenas ini mengambil tema Aku Mengutus Kamu” dengan jumlah peserta 961 orang dari 23 Keuskupan dan peninjau 18 orang dari Brunei, Serawak, Malaysia, dan Singapore. [lebih lengkap ...]

  • Konvensi Nasional V di Surabaya. 1 – 3 Juli 1990
    Dengan tema “Kuasa Dalam Kesatuan” dan jumlah peserta    : +/- 1500 orang dari seluruh Indonesia (Data arsip belum ditemukan) [lebih lengkap ...]

  • Konvensi Nasional VI di Wisma Kinasih, Caringin, Bogor. 30 Juni – 3 Juli 1993
    Dengan Tema “Siapkan Jalan Bagi Tuhan” dan dihadiri oleh peserta 1200 orang. [lebih lengkap ...]

  • Konvensi Nasional VII di Batu, Malang. 26 – 29 Juni 1996

    Tema“Kamulah Bangsa Terpilih” dan peserta  Diikuti oleh 29 Keuskupan, dan diperincikan sebagai berikut. Konvensi Top Leader A denga jumlah 151 peserta dan Konvensi Leader A dan B  dengan jumlah 633 peserta, juga diikuti tamu kita dari Keningau (4 orang awam) dan dari Singapura (6 orang awam).Acara : Kaderisasi Top Leaders bagi Leader A, dalam bentuk Renungan / Ceramah Umum dan Refleksi dan Pengajaran (Session) bagi Leader B (BPK). [lebih lengkap ...]

  • Tema Konvenas PKK Indonesia
    Konvensi nasional (Konvenas) merupakan ajang pertemuan bagi para leader Pembaruan Karismatik Katolik (PKK) Indonesia, yang pada umumnya dilaksanakan setiap tiga tahun sekali. [lebih lengkap ...]

  • SERBA-SERBI Perayaan 25 tahun BPN di Padang

    Kamis, 10 April 2008 subuh… kami tiba di Terminal 1, Cengkareng agak pagi, karena jalanan belum macet. Ketika masih di dalam Taksi aku sempat bilang ke Pak Endie bahwa mungkin kami yang tiba lebih dulu.. jebule… eh.. ternyata.. bapak Uskup malah sudah tiba di Terminal 1 sejak jam empat pagi, beliau berangkat pagi-pagi sekali dari kediamannya di Bogor sebelum ayam jantan berkokok, sebelum matahari menampakkan wajah dari peraduannya di balik awan kelabu, karena alasan yang sama takut macet. Memang beberapa hari sebelumnya akses menuju Bandara Cengkareng sempat pamer paha -- padat merayap tanpa harapan. Tapi tetap saja kami salut dengan bapak Uskup, yang walau sudah menanti lebih dari dua jam masih tampak fresh… Salut untuk bapak Uskup yang telah memberikan contoh sebagai gembala yang baik, selalu berada di depan kami, domba-domba yang kadang masih suka nakal dan membuat Sang Gembala sakit kepala.

      [lebih lengkap ...]

  • Memelihara Semangat Pelayanan
    Bulan Oktober 2008 yang lalu BPN menggelar sidangnya yang kedua di tahun 2008.  Pada Misa Pembukaan  Romo Alex Fandy dari Padang dalam homili memberikan pembedaan antara pengalaman beriman dan pengalaman mendapat mujizat. Kasih Tuhan ataupun mujizat belum tentu mengubah orang dengan sebetulnya. Dan pengalaman iman bukan soal mujizat. Dalam kitab suci pun kita melihat, banyak orang yang disembuhkan Yesus tetapi tidak mengikuti Yesus. Yang membuat orang memiliki pengalaman iman adalah Taqwa (adalah sikap takut akan Allah).
    [lebih lengkap ...]

  • DARI BUMI KATULISTIWA PONTIANAK

    Pagi itu jam masih menunjukkan pukul 11.00 WIB ketika aku berangkat ke bandara International Juanda. Tapi diluar sana suasana sudah mirip malam hari. Gelap sekali. Ya, menurut laporan Badan Meteorologi dan Geofisika hampir di sebagian besar wilayah Surabaya di lingkupi oleh awan hitam gelap, dan kilat tampak menyambar-nyambar di iringi oleh tiupan angin yang kencang sekali. Itu merupakan gejala alam akibat pengaruh awan kemulunimbus. [lebih lengkap ...]

  • Konvenda V Manado di Tomohon
    Tomohon adalah kota yang sejuk dengan tanah yang subur dan terkenal sebagai “Kota Bunga”, dengan pelaksanaan Konvenda V Pembaharuan Karismatik Katolik di Tomohon, maka Keuskupan Manado mendapat kehormatan untuk kedua kalinya mengadakan Konvenda, yang pertama tahun 1995 dan yang kedua yang diadakan sekarang ini.Konvenda diikuti peserta dari Keuskupan Agung Makassar (Kota Makassar, Rantepao dan Makale), Keuskupan Amboina (Kota Ambon, Ternate) dan dari Kesukupan Manado ( Kota Manado, Palu, Bitung) dengan jumlah peserta lebih kurang 300 orang dan dihadir juga oleh pastor–pastor dan suster biara yang aktip dalam Pembaharuan Karismatik Katolik. [lebih lengkap ...]

  • PERAYAAN EKARISTI SYUKURAN BERSAMA HUT KE-13 PERHIMPUNAN SHEKINAH BINA INSANI
    Acara diawali dengan sambutan yang ramah oleh Bpk. Irwanta pada pukul 09.00 pagi. Bersama tim pujian dari St. Bartholomeus-Taman Galaksi, Bekasi, seluruh undangan yang berjumlah sekitar 80 orang, diajak memuji kebaikan Tuhan dengan nyanyian S bab Tuhan Dia baik dan mengiring awal Perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Pater Anton Gunardi MSF sebagai selebran utama yang didampingi oleh Pater Susilo MSC dan Pater Koelman SJ, dengan nyanyian Besar Anug rahMu. [lebih lengkap ...]

  • Konferensi ICCRS 2009 di Kkottongnae, Korea Selatan
    Konferensi ICCRS tahun 2009 ini mengambil tempat di Kkottongnae, Korea Selatan (Lihat kolom Sejarah Kkottongnae). Tema besar yang diambil untuk kali ini adalah LOVE IN ACTION. Acara diadakan mulai tanggal 1 – 9 Juni 2009 dan dihadiri oleh Kardinal Albert Vanhoye selaku Emiritus of the Pontifical Biblical Institute in Rome, 13 orang Uskup dan Uskup Agung, puluhan Imam, biarawan dan biarawti, lebih dari 300 peserta dari 45 negara, serta lebih dari seribu peserta dari Korea Selatan. Dari Indonesia sendiri yang berangkat melalui BPN adalah Rm. F.X. Sukarno, Rm. Hendra Kimawan dari Bandung, Rm Lioe Foet Khien dari Banjarmasin,  Bp. Felix Ali Chendra, Bp & Ibu Endie Rahardja dan Bp. Saut Lumban Tobing dari Medan. [lebih lengkap ...]

  • Jika Komitmen Dilakukan Dengan Kasih, Maka Semuanya Dapat Terjadi
    Sabtu (18/4) diadakan misa upacara pelantikan Pengurus Perhimpunan Shekinah Bina Insani (PSBI), masa bakti 2009-2012, dipimpin oleh Romo Vikjen Keuskupan Agung Jakarta yaitu Romo Yohanes Subagyo, Romo Koelman dan Romo Subroto. [lebih lengkap ...]

  • Konvenas XI: Persekutuan Doa Yang Penuh Berkat
    Dalam kurun waktu ± 30 tahun, Pembaruan Karismatik Katolik (PKK) telah bertumbuh kembang dan mencatat sejumlah kontribusi penting bagi Gereja Katolik dan masyarakat di Indonesia tercinta. Tidak terbilang jumlah orang-orang Katolik yang mengalami pembaruan, sehingga mereka menemukan jati dirinya kembali dan  mengalami pembaruan  iman, serta menemukan kesadaran baru untuk hidup menggereja, berbangsa dan bernegara. Tidak sedikit juga keluarga-keluarga Katolik yang menemukan kembali kekuatan Allah yang mempersatukan pasangan suami istri, para imam yang mengalami Kristus yang hidup dalam Ekaristi, biarawan-biarawati yang menemukan  semangat baru dalam melayani, para pengusaha dan kalangan berada tersentuh nuraninya untuk ikut memperjuangkan kaum lemah, miskin dan terpinggirkan, serta pemuda-pemudi yang menemukan panggilan hidup imamat dan membiara. [lebih lengkap ...]

  • SIDANG PLENO BESAR BPN PKKI 13 - 15 Oktober 2009
    Pada tanggal 13 - 15 Oktober 2009 menjelang akhir periode kepengurusan BPN 2006-2009 yang dikoodinir oleh JosephTedjaindra digelar Sidang Pleno Besar.  Orang-orang yang hadir di dalam pertemuan ini terdiri atas para pengurus organisasi pendukung BPN, BPPG dan BPK-BPK dari Keuskupan-keuskupan mewakili seluruh Gereja dalam keluarga besar PKK. [lebih lengkap ...]

  • Sidang Pleno Kecil II 2009 BPN PKKI
    BPN kembali mengelar sidang pleno kecil pada tanggal 3 -5 Desember 2009 di MegaMendung. Pak Joseph Tedjaindra membawakan materi tentang HISTORY OR VICTORY dalam melayani pentingnya menghasilkan buah-buah Roh daripada hanya mengingat pengalaman masa lalu. [lebih lengkap ...]

  • KONVENAS XI, Bali 15-18 Oktober 09- Semakin Menyala-nyala Dalam Melayani Tuhan
    Acara Pembukaan Konvenas dimulai dengan masuknya Perarakan Vandel. Paling awal vandel BPN Karismatik Katolik Indonesia, disusul vandel-vandel dari BPK-BPK yaitu Denpasar, Bali dan Lombok, Amboina, Atambua, Bandung, Banjarmasin, Bogor, Fakfak, Keuskupan Agung Jakarta, Ketapang, Kupang, Makassar, Malang, Manado, Maumere, Manokwari -Sorong, Medan, Padang, Palangkaraya, Palembang, Pangkalpinang, Pontianak, Ruteng, Samarinda, Sanggau, Keuskupan Agung Semarang, Sibolga, Singapura, Cikuna, Surabaya, Tanjungkarang, Tanjungselor, Timika, Timor Leste, Weetebula dan Mimika. [lebih lengkap ...]

  • MISA PELANTIKAN PENGURUS BPN PKKI 2009-2012

    “Dengan Roh Semakin Menyala Meningkatkan Koordinasi dan Kaderisasi Pembaruan Karismatik Katolik”.Rasa penuh syukur memenuhi sanubari umat saat diselenggarakan Misa Pelantikan Pengurus BPN PKKI 2009-2012 dengan tema: “Dengan Roh Semakin Menyala Meningkatkan Koordinasi dan Kaderisasi Pembaruan Karismatik Katolik” yang diadakan tanggal 11 Maret 2010 pada hari Kamis, puku 18.00 WIB di Gereja St. Laurentius, paroki St. Laurentius, Bandung dengan rangkaian acara, Puji-pujian, Misa Pelantikan, dan Ramah Tamah. [lebih lengkap ...]

  • PERTEMUAN PENYEMANGATAN PLENO BPK PKK SURABAYA

    Sekitar 90 orang berkumpul di ruang atas Catholic Center, jalan Bengawan 3, Surabaya pada hari Minggu tanggal 28 Maret 2010 yang lalu.Mereka adalah para aktivis, pengurus, anggota team pelayanan BPKPKK Surabaya, PDKK-PDKK yang berada dalam keuskupan Surabaya. Kota asal bukan hanya dari Surabaya dan sekitar, melainkan juga dari Madiun, Mojokerto, Wlingi, dan lain-lain. [lebih lengkap ...]

  • Pertemuan Para Leaders BPK Makassar - “Back to Basics”
    Dalam rangkaian kunjungan kerja di kota Makassar tanggal 25 April  2010 Bapak Felix Ali Chendra melakukan tatap muka sekaligus melayani umat PKK di BPK Makassar, pada hari pertama Minggu tiba dari Jakarta. Beliau langsung menuju tempat acara di Restaurant Imperial  dimulai pada jam 11.00 WIT dengan agenda temu para Leader dengan pembahasan Back To Basics. [lebih lengkap ...]

  • Retret Karunia Roh Kudus di Oelolok (Timor).
    Nama tempat ini baru pertama kali saya dengar ketika tiba di kota Kupang – Timor pada hari Minggu tgl 1 Agustus 2010.Perjalanan darat dengan bus malam yang membawa kami dari Kupang menuju Oelolok membutuhkan waktu 7 jam.Jalan yang cukup sempit (untuk ukuran Pulau Jawa) penuh dengan kelokan tajam yang tak kunjung henti. Penduduk Timor mengatakan bahwa jalan tersebut disebut “letter S”, karena belokan-belokan berbentuk huruf “S” mengantarkan kami sampai ke tempat tujuan.  [lebih lengkap ...]

  • KONVENSI NASIONAL MUDA - MUDI KATOLIK IV
    Sobat, hari Kamis 28 Oktober 2010 yang notabene merupakan hari Sumpah Pemuda, juga menjadi awal bagi sebagian teman – teman kita, untuk memulai langkah yang baru. Dengan mengikuti rangkaian acara Konvensi Nasional Muda Mudi Katolik IV yang diselenggarakan pada 28 – 31 Oktober 2010 di Bukit Doa Immanuel (BDI), Prigen, Jawa Timur, para pemimpin muda mudi Katolik bersatu untuk belajar bersama menjadi pemimpin yang berjiwa pelayan untuk membawa berkat dari Tuhan untuk semua. “Be A Blessing Servant Leader” sesuai dengan tema Konvenas tersebut. Dihadiri 280 peserta dan 35 fasilitator serta puluhan undangan yang datang dari berbagai daerah di Indonesia, mulai dari Sumatera hingga Papua, menjadikan peserta dapat saling bertukar pikiran mengenai kemajuan Persekutuan Doa atau lingkungan Katolik Karismatik di tempat asal mereka. [lebih lengkap ...]

  • Visi Tema Konvenas Muda Mudi Katolik IV
    Visi tema Konvensi Nasional Muda Mudi Katolik IV yaitu “Be a Blessing Servant Leader” dimulai dari beberapa bulan sebelum saya resmi dilantik menjadi Ketua Sie Kepemudaan BPN PKKI pada bulan Maret 2010. Beberapa waktu lamanya Tuhan beri dorongan dan visi yg kuat mengenai satu hal yaitu orang2 muda diajak dan diharapkan untuk menjadi pemimpin/leader, bukan sembarang leader. Tuhan ingin kita menjadi leader/pemimpin yang sungguh berani memberikan diri untuk melayani dan mau menjadi berkat bagi orang-orang di sekeliling kita. Be a Blessing Servant Leader ! [lebih lengkap ...]

  • KONVENDA PERTAMA BPPG SAMARINDA
    Setelah dinanti-nantikan sekian lama, akhirnya Konvenda I BPPG Samarinda diadakan pada tanggal 8 – 9 Mei 2010, bertempat di Bukit Rahmat, Putak, Loa Duri, Samarinda. Tema yang diambil dalam acara Konvenas ini adalah “Berakar, bertumbuh dan berbuah”. Konvenas ini diikuti oleh sekitar 120 peserta dari 3 Keuskupan, yaitu Keuskupan Palangka Raya, Keuskupan Banjarmasin dan Keuskupan Agung Samarinda. Peserta dari Keuskupan Tanjung Selor menyatakan akan hadir, namun ternyata tidak muncul sampai acara penutupan. [lebih lengkap ...]

     
Copyright © 2007 Pembaruan Karismatik Katolik. All rights reserved.