DOA YANG DIKABULKAN

Jumat, 1 Juni 2018

St. Yustinus, Mrtr

1 Petrus 4:7-13

Mazmur 96:10-13

Markus 11:11-26

“Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.” --- Markus 11:24

DOA DALAM Gereja kita itu ada lima macam: Berkat dan Penyembahan, Doa Permohonan, Doa Syafaat, Doa Syukur dan Doa Pujian. Bentuk Doa kita, bisa Doa Lisan, Doa Renungan dan Doa Batin. Dalam Doa umumnya kita mulai dengan  menyembah dan memuji kebesaran Tuhan Allah. Kita bersyukur atas kebaikan-Nya. Dan kita menghaturkan permohonan-permohon- an kita, karena Allah adalah Maha pemelihara.

Tetapi yang umum dan populer adalah doa permohonan. Sayangnya, rata-rata orang mengucapkan keinginan, bukan kebutuhannya kepada Tuhan agar dikabulkan. Bila tidak dikabulkan maka ia akan kecewa dan mungkin marah kepada Tuhan, sehingga ia meninggalkan pelayanannya atau bahkan marah kepada Tuhan dan tidak mau ke Gereja lagi.

Tuhan itu maha pengasih, Ia akan mendengarkan dan mengabulkan segala permohonan kita, seperti yang tertulis dalam Mat 7:7-8 “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan. Tetapi mengapa doa kita kok seringkali tidak terwujud?

Banyak faktor yang dibutuhkan agar doa kita terwujud, yaitu:

1. Kita perlu memohon agar semua permohonan kita terjadi sesuai kehendak Tuhan. Padahal dalam doa kita mengajukan permohonan menurut kehendak kita sendiri, bukan “terjadilah menurut kehendak-Mu.” Seringkali kita melupakan bahwa Tuhan-lah yang berkuasa, bukan kita. Jadi kita boleh meminta, tetapi Tuhan akan memberikan sesuai kehendak-Nya, tetapi kita perlu mengimani, bahwa pemberian Tuhan pastilah yang terbaik bagi kita. Tuhan tahu akan kebutuhan kita dan akan memberi apa yang membawa ke keselamatan dan kedamaian.
2. Ajukan permohonan doa kita dengan penuh keyakinan atau iman. Waktu kita memintanya, kita harus yakin bahwa kita telah menerimanya (Mrk 11:24). Suster Briege McKenna dari Irlandia, yang memiliki karunia penyembuhan mengatakan bahwa saat kita mendoakan orang yang sakit, kita perlu membayangkan bahwa orang itu sudah sembuh, sehingga kita pun dapat mengucap syukur dengan sungguh-sungguh.
3. Kita sendiri masih berdosa, karena itu kita perlu memohon ampun dan memberi pengampunan kepada orang-orang lain, agar kita layak di hadapan hadirat Tuhan. “Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu.” (Mrk 11:25)
4. Seringkali apa yang kita mohon itu salah, karena hanya kita gunakan untuk memuaskan nafsu kita sendiri, misalnya saat Anda melakukan korupsi di kantor, Anda memohon agar perbuatan tersebut tidak diketahui orang. Doa ini jelas salah.  Tuhan tidak akan merestui dan melindungi perbuatan kita yang salah.

Jadi sebelum mengajukan permohonan, hendaknya kita perlu mempersiapkan diri, agar tidak ada penghalang yang menyebabkan permohonan kita menjadi tidak terwujud. Yang tidak boleh dilupakan adalah kita perlu senantiasa bersyukur atas telah terkabulnya doa permohonan kita. Ini dapat kita ujudkan dalam Ujud atau Intensi dalam Misa. (DAG)

Doa: Allah, ajarkan aku berdoa dengan benar, agar doa-doaku sesuai dengan kehendak-Mu, bukan untuk memuaskan egoku sendiri.

Janji: “Bukankah ada tertulis : Rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa? ...”  Markus 11:17

Pujian: Dalam surat-surat yang dibuat rasul Paulus kepada gereja-gereja Tuhan yang didirikannya sendiri, Paulus berkata bahwa ia selalu mengingat mereka dalam doanya. Hal ini menunjukkan memang bahwa Paulus adalah seorang pendoa yang handal bagi Umat yang ia doakan dan menerima Yesus.

Penanggung jawab RH: Rm. Subroto Widjojo, SJ