22 Juni 2008 |
Mereka adalah Bapak Ali Rachman sebagai Ketua Dewan Pengawas, Bapak Irwanta sebagai Ketua Dewan Pengurus dan adalah Bapak Stefanus Gunadi dan Bapak Felix Ali Chendra serta beberapa tokoh PKK sebagai anggota-anggotanya.
Gedung bertingkat empat ini terdiri dari banyak ruangan. Di lantai satu ada Toko Buku Lumen dan beberapa ruang rapat. Di lantai dua ada Kapel dan sekretariat Perhimpunan Shekinah Bina Insani, Ruang Moderator BPK KAJ dan sekretariat BPN PKKI. Di lantai tiga adalah tempat sekretariat Sekolah Penginjilan dan ruang kelas-kelas tempat belajar mengajar. Lantai teratas merupakan aula yang dapat digunakan untuk pertemuan-pertemuan yang dihadiri banyak umat.
Menurut Pak Ali Rachman tujuan PKK dengan mengadakan gedung ini adalah adanya suatu center yang menjadi tempat BPN dan BPK membina orang menjadi utuh. Karena itu nama yang sesuai adalah “Bina Insani”.
Ide pertama datang dari Rm Sugiri, yang kemudian diwujudkan secara bersama-sama antara lain dengan Ibu Gritty, Bapak Setiadhi Lukman almarhum, Bapak Stefanus Gunadi, dll. Waktu awal itu uang yang terkumpul hanya 100 juta rupiah sedangkan gedung yang ingin dibeli harganya jauh lebih tinggi dari jumlah tersebut. Maka mereka itu mau mengusahakan mendapatkan kredit bank. Berhubung perhimpunan merupakan yayasan maka tidak eligeble untuk mendapatkan kredit bank. Namun karena Pak Rachman dan Bu Gritty memberi guarantee kepada bank PSP dan Bank Bira maka kredit bisa diperoleh. Hal itu terjadi pada tahun 1996 ketika
Meskipun terkumpul jumlah uang yang lumayan dari umat, namun tidak cukup, sehingga bleeding berjalan terus beberapa tahun karena membayar bunga. Pada waktu itu, agar tidak bleeding, uang yang dibutuhkan juga lumayan besar.
Maka Pak Ali Rachman dengan teman-teman, antara lain Pak Stefanus Gunadi dan Pak Setiadhi Lukman almarhum menanggung sebagian besar beban keuangan itu.
Demikianlah perhimpunan berhutang pada teman-teman tanpa bunga. Ini suatu langkah yang bagus dan perhimpunan dapat menutup kredit bank dengan cara ini dalam waktu 2 tahun.
Kemudian dipikirkan bersama cara melunasi hutang kepada sesama teman.
“Jalan keluar itu datang ketika ada Pak Yusma yang mengajak kerjasama mendirikan suatu Perusahaan dengan bisnis yang bermasa depan baik. Saya lalu mengusulkan kepada Pak Yusma agar dari bisnis itu diusahakan untuk membantu gedung. Pak Yusma menerima baik usul itu sehingga dalam waktu singkat hutang sesama teman bisa dilunasi.
“Gedung yang telah dibeli ini membawa banyak kebahagiaan bagi umat dan sangat bermanfaat. Melalui persatuan di antara kita, Tuhan memberkati kita juga melalui Perusahaan yang didirikan bersama. Maka saya mengingatkan teman-teman agar jangan sampai kita lupa akan kebaikan Tuhan.
Tugas kita tidak sampai di sini saja, kita masih diberi waktu dan kemampuan oleh Tuhan untuk berkarya. Kita mengharapkan Perusahaan akan terus berkembang, dan saya berharap Perusahaan ini bisa menjadi sarana Tuhan untuk karya sosial kita.
Tuhan memberkati Perusahaan ini dengan cara-caranya yang ajaib karena ternyata dalam keadaan sulit pun Perusahaan ini tetap menghasilkan keuntungan, bahkan berkembang sehingga pada tahun ke delapan. Sekarang ini kita sudah mencoba mendirikan Perusahaan-Perusahaan yang lain dengan suatu tujuan yang sama yaitu apabila ada keuntungan, para Pemegang Saham akan memberi sebagian dari keuntungan itu untuk pekerjaan Tuhan.
Saya teringat kisah seorang kusta yang mendekati Tuhan Yesus dan berkata: Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku. Tuhan Yesus menjawab: Aku mau, jadilah engkau sembuh. Jadi semua tergantung kepada Tuhan, kalau Dia mau dan kita siap, maka bisa,” demikian Pak Rachman mengungkapkan cita-citanya.
Cita-cita awal sudah berhasil menjadi satu kenyataan bahwa BPN dan BPK mempunyai gedung ini sebagai pusat pelayanan.
Penyelenggaraan Tuhan untuk Gedung Shekinah ini juga nyata. Sebelum ada Perusahaan, pengeluaran biaya gedung yang berjumlah cukup besar setiap bulannya, itu bisa terpenuhi pembayarannya dari umat yang memberi sumbangan. Ketika sumbangan sudah berkurang, Tuhan memberkati lewat para Pemegang Saham Perusahaan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Sungguh ajaib.
“Saya mau terlibat karena itu memang merupakan suatu Komitmen untuk tetap berkarya. Melalui usaha-usaha kita ini saya harapkan PKK sedemikian berkembang hingga melebur di dalam Gereja yang bangkit sehingga tidak ada lagi satu kelompok yang dinamakan karismatik. Meskipun PKK bukan satu-satunya cara pembaruan, namun karena saya terlibat di situ, saya mau tetap berkarya.”
“Walau ada suka dukanya, selama 12 tahun di dalam Perhimpunan ini, saya tidak pernah kendor. Saya merasakan dorongan dari dalam hati saya untuk tidak memikirkan keuntungan diri sendiri, semangat untuk mau berkorban, tidak hitung-hitungan dengan Tuhan. Saya percaya itulah Roh Kudus di dalam hati saya. Saya telah mengalami mukjizat demi mukjizat sehingga saya ingin membalas kasih Tuhan melalui apa yang bisa saya lakukan.
“Harapan saya, agar gedung ini dijadikan sarana semua kegiatan PKK. Saya juga berharap nanti ada center-center yang lain, karena gedung ini sudah hampir tidak dapat menampung semua kegiatan yang ada. Saya juga berharap agar gedung ini terus terpelihara dengan baik, dan itu hanya bisa terwujud kalau ada uang.”
Pak Rachman mengatakan bahwa ketika dulu mau membeli gedung, KAJ pernah memberi pinjaman dana. Dukungan lain yang jelas adalah statuta dan ditunjuknya Mgr. Michael Cosmas Angkur sebagai utusan resmi dari KWI untuk menjadi Episcopal Advisor BPN PKKI.
Selanjutnya Pak Rachman mempunyai saran agar teman-teman tidak berhenti bekerja sebaik-baiknya bagi Tuhan. “Berbeda dengan teman-teman seusia saya, teman-teman yang masih muda masih punya banyak kebutuhan. Saya tidak bisa memaksakan, walaupun demikian, kepada mereka saya mengingatkan kembali tentang apa tujuan hidup kita ini. Maka, janganlah mengejar kekayaan saja. Sudah ada contoh-contoh di sekitar kita bahwa kebahagiaan tidak diperoleh dengan mengumpulkan harta banyak, kebahagiaan hidup itu tidak dapat diperoleh hanya dengan memiliki uang saja.”
Kemudian Pak Rachman menambahkan, “Semua motivasi kita yang baik didorong oleh Roh Kudus. Saya tidak bersemangat menjadi Ketua, tapi saya suka tantangan. Demikianlah dulu ketika Romo Sugiri menunjuk saya untuk menjadi Ketua, saya tolak, namun saya berjanji kepada beliau akan selalu membantu. Dua kali hal itu terjadi, pertama di Perduki dan kedua di perhimpunan ini.”
Berbincang dengan Bapak Irwanta, beliau menjelaskan beberapa hal tentang Perhimpunan Shekinah Bina Insani yang memiliki gedung Shekinah ini.
Sehubungan dengan nama Bina Insani , maka usaha kita untuk membina insan itu meliputi 3 segi: Spiritual, Psychologycal dan Physical karena manusia itu terdiri dari roh, jiwa dan badan. Untuk pembinaan Spiritual itu tugas BPN dan BPK. Pembinaan Kejiwaan adalah bagian Konseling, dan ada klinik untuk pembinaan Jasmani.
Mengenai biaya gedung, Perhimpunan tidak mempunyai batasan dalam menentukan pihak-pihak yang membiayai gedung Shekinah sedangkan BPN dan BPK pasti membantu karena kedua lembaga inilah yang memiliki sumber daya manusia. Secara hukum masih dicari polanya sedemikian rupa agar menjadi jelas bahwa bahwa gedung ini bukan milik beberapa orang tertentu.
Pada waktu membeli gedung ini kita belum mempunyai mimpi selain mencari tempat untuk dijadikan pusat pelayanan. Sekarang ini kita baru mempunyai mimpi untuk mengembangkannya. Dengan berjalannya waktu kelihatan bahwa kita sudah kekurangan tempat untuk kegiatan-kegiatan.
“Saya mulai membantu di Shekinah tahun 1996 untuk membantu mencari dana dll.
Setelah terjadi peristiwa Mei tahun 1998, sebetulnya saya mau lari ke luar negeri. Namun ada tiga hal yang menghalangi. Pertama, passport istri ada di bank dan banknya terbakar. Kedua, anak perempuan kami sakit demam. Ketiga, setelah beberapa minggu saya sendiri sakit dan anak laki kami juga sakit. Dari ketiga halangan yang bagi saya merupakan tanda itu, saya tahu bahwa Tuhan tidak menghendaki saya pergi. Dalam doa di kapel Shekinah saya komit untuk melayani di sini,” demikian Pak Irwanta berbagi pengalaman.
Pak Irwanta berharap kepada umat yang memakai gedung ini, hendaknya sense of belonging terhadap gedung ini selalu dihidupkan karena gedung ini milik bersama. Jangan berpikir bahwa seluruhnya tanggungjawab Perhimpunan saja.
Bagi Pak Irwanta ada rasa gembira karena sekarang mempunyai tempat lebih baik dibanding dulu di ruko Star Delta. Namun juga ada kekecewaan karena banyak orang belum punya rasa memiliki gedung ini, tidak mencintai gedung ini dan seakan-akan hanya bersikap sebagai konsumen yang memakai gedung seenaknya, misalnya, buang sampah, tissue sembarangan, dll. “Ini menyedihkan saya. Kalau di tempat umum bisa disiplin kenapa di rumah sendiri tidak disiplin?” demikian ujar beliau.
Selanjutnya Pak Irwanta mengharapkan agar Perhimpunan diberi input, saran dan usul bagaimana cara untuk regenerasi dan mempertahankan semangat.
“Ada satu hal yang sangat saya inginkan. Walaupun ini pelayanan, namun management harus kita buat seprofesional mungkin. Kalau sekarang ini, kita tergantung dari satu PT yang jungkir balik cari uang agar dapat memberikan kontribusi dari profit mereka. Pada management yang profesional harus ada kontribusi lain yang memadai agar mencukupi untuk biaya-biaya gedung. Sekarang ini kami sedang membentuk lagi beberapa profit center lain”, demikian Pak Irwanta.
Pak Felix menambahkan:
“Sebenarnya Shekinah sudah memiliki Gedung sejak dulu mulai dari dipinjami satu ruang kecil di kawasan Hayam Wuruk sampai dengan mampu beli sebuah ruko di sekitar Harmoni. Jadi dari awalnya memang sudah ada keinginan para penggerak dan peminat PKK untuk dapat secara rutin bertemu, berdoa, belajar, fellowship, dst.
Namun karena jumlah yang terus bertambah makin terasa bahwa satu ruko saja tidak cukup, apalagi perlu kelas yang makin banyak serta ruang pertemuan yang makin besar; diputuskanlah bahwa PKK perlu RUANG yang lebih BESAR
Saya pikir cita-cita awalnya macam-macam, seperti gado-gado Jakarta - ada karena kepengen, bisa juga eksistensi atau bahkan image? Tapi yang paling menonjol adalah keinginan agar bisa lebih melayani umat KAJ pada umumnya dan peminat PKK pada khususnya terlebih pada saat itu begitu banyak umat yang ingin belajar ini dan itu tentang Gereja, Alkitab, Evangelisasi Pribadi, PKK, Karunia-karunia dll. Ada juga dorongan untuk bisa lebih mempersatukan peminat dan penggerak PKK di KAJ dan Indonesia juga.
Wah, kalau saya ingat bagaimana perjuangan semua teman sampai adanya gedung ini, bisa terharu menangis tersedu-sedu........ Mereka berjuang praktis dengan keringat, airmata dan darah serta nama baik masing-masing, karena ada yang meminjamkan uang dan ada juga yang pinjam uang dengan jaminan pribadi. Luar biasa. Ada yang berdoa pagi-sore dan siang-malam bahkan ada yang sampai subuh tiap malam minggu-pokoknya, all out deh.
BPK KAJ praktis adalah BPK pertama di Indonesia jadi pada awalnya berfungsi rangkap melayani Keuskupan-keuskupan lainnya di Indonesia khususnya dalam Pembinaan dan penyediaan Pewarta Awam. Lalu setelah dirasakan kebutuhan suatu wadah yang nasional maka BPN dibentuk dengan BPK KAJ sebagai prakarsa bersama beberapa Imam yang terlibat dalam PKK. Jadi ko-eksistensi BPK KAJ dan BPN memang historis dan mutlak harus saling melengkapi terlebih dalam derap gerak PKK kedepannya.
Bagi pembiayaan gedung yang besar dan diberkati ini banyak sekali dermawan yang mendukung pembiayaan gedung ukuran 6 ruko ini yang pasti lumayan besar. Ada yang sporadis menyumbang ada juga yang rutin bertekad mendukung lewat sumbangan tetap via Perhimpunan yang mengelola Gedung Shekinah ini. Saya lewat kesempatan ini juga mengajak para pembaca yang terketuk hatinya untuk bersama-sama kami semua melayani lewat pemeliharaan gedung Shekinah ini agar semakin baik dalam pelayanan.
Alasan saya mau terlibat dalam perjuangan dengan pengadaan gedung ini:
I fell in love with Jesus through PKK, that s it !!!
Saya merasa begitu dicintai oleh Yesus, jadi ini wujud nyata cinta saya kepadaNYA
Dalam memperjuangkan gedung ini, saya rasakan lebih banyak SUKAnya dari dukanya, karena banyak teman, banyak rejeki (bukan semata-mata materi loh, tapi terlebih yang rohani), badan jadi sehat (anugerah Tuhan) - tapi yang terpenting merasakan Tangan Tuhan bekerja dengan nyata saat kita semua berjuang untuk gedung ini. Berjuang untuk gedung ini tidak menghasilkan materi bagi saya, namun semangat untuk berjuang itu saya dapatkan karena saya mengasihi Yesus dan Dia mengasihi saya. Mari kita pelihara dan kembangkan sarana ini baik kualitatif maupun kuantitatif agar bisa dinikmati oleh generasi berikutnya dengan lebih baik lagi.
Dukungan Gereja
Dari pihak Gereja banyak sekali dukungan yang kami dapatkan lewat berbagai cara, doa, nasihat, bahkan materi juga pernah kami rasakan. Terima kasih.
Untuk masa mendatang saya mengajak untuk bertekun dalam doa, dekat dengan Gereja terus menerus, dengar pendapat umat dan berdisiplin.” **
sumber : Warta Shekinah Mar-Mei 2008
Share with :
Anda mempunyai pertanyaan / komentar / saran mengenai BPN PKK, silahkan email kami ke INFO@KARISMATIKKATOLIK.ORG
kami akan segera merespon pertanyaan / komentar / saran Anda secepatnya. IG: @KARISMATIKKATOLIK YOUTUBE: KARISMATIK KATOLIK INDONESIA
Copyright © 2007-2024 Badan Pelayanan Nasional, Pembaruan Karismatik Katolik Indonesia (BPK PKK).
versi archive 2007 link : WWW.KARISMATIKKATOLIK.ORG/ARCHIVED/