Renungan Harian - Friday, 08 March 2024
MUNGKINKAH MENCINTAI SESAMA TANPA SYARAT
Jumat, 8 Maret 2024
Mazmur 81:6c-8a.8bc-9.10-11ab.14.17
“Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan." --- Markus 12:33
INJIL SINGKAT ini sangat sering didengarkan, namun paling sulit dilakukan. ‘Mencintai sesama, seperti mencintai diri sendiri.’ Cinta kita kepada sesama, diwarnai dengan cinta yang bersyarat. Kita dapat mencintai seseorang karena orang itu memiliki sesuatu, perbuatannya yang baik kepada kita, kenyamanan yang kita dapat, memiliki sifat-sifat dan karakter yang kita sukai. Namun ketika semua itu tidak kita dapatkan maka mungkin cinta kita kepada mereka akan menjadi pudar.
Kehidupan dalam komunitas kita tanpa disadari juga tercipta relasi yang demikian. Bahwa kedekatan relasi, tidak menjamin ketulusan kasih, tetapi bisa jadi karena syarat-syarat yang terpenuhi dalam berelasi. Misalnya, ada seorang yang berteman dekat, padahal dulu ‘bermusuhan’ namun pada suatu saat, menjadi dekat, karena sama-sama tidak punya teman, lalu jadi ‘klop’ dan saling melengkapi.
Namun, ajakan Yesus jelas dan tegas, bahwa mengasihi yang paling sulit adalah memang mengasihi sesama, seperti mengasihi diri sendiri. Yesus tidak membutuhkan waktu lama untuk membuktikan hal tersebut. Dalam Injil, Yesus berjumpa dengan ahli-ahli taurat, dan Ia sadar bahwa mereka ini tidak suka dengan kehadiran Yesus. Namun, Yesus tidak membenci, dan memandang mereka sebagai orang bijaksana, bahkan dengan terang-terangan mengatakan: “Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!” Yesus tidak benci, tidak berprasangka buruk, dan justru sebaliknya, memberi berkat bagi ahli-ahli taurat tersebut.
Maka, apa yang dilakukan Yesus ini harusnya juga menjadi sikap kita, meski di awal sudah dikatakan bahwa sabda ini adalah sabda yang sulit dilakukan, namun bukan tidak mungkin untuk diterapkan, asalkan kita sendiri sadar tentang kasih Allah itu sendiri, dan senantiasa memohon rahmat kasih itu setiap hari. (Jerus Tarunadjaya)
DOA: “Ya Tuhan, syukur atas benih kasih yang telah Engkau taburkan dalam diriku. Semoga aku mampu menjadi saluran kasih-Mu kepada sesama dan seluruh alam ciptaan-Mu. Amin.”
JANJI: ”Tetapi umat-Ku akan Kuberi makan gandum yang terbaik dan dengan madu dari gunung batu Aku akan mengenyangkannya." - Mazmur 81:16
PUJIAN: Pada tanggal 13 Mei 1981, di Lapangan Santo Petrus di Kota Vatikan, Paus Yohanes Paulus II ditembak dan dilukai oleh seorang Muslim Turki bernama Mehmet Ali A?ca ketika dia memasuki alun-alun. Paus ditembak dua kali dan menderita kehilangan banyak darah. Setelah itu apa yang terjadi apakah Paus Yohanes Paulus II marah dan memperberat hukumannya. Tidak, beliau malah datang kepada si penembak, memaafkan, memeluknya bahkan mengasihinya dengan kasih Allah.
Penanggung Jawab RH: Komunitas MBA (Mari Baca Alkitab)
Bagikan :
Renungan Harian lainnya :
KASIH YESUS MEMPERSATUKAN BUNDA MARIA DAN PARA MURID-NYAMonday, 20 May 2024 |
JADILAH SAKSI KRISTUS YANG HIDUPSunday, 19 May 2024 |
RENCANA ALLAH BAGI KITA MASING-MASING BERBEDA-BEDASaturday, 18 May 2024 |
APAKAH ENGKAU MENGASIHI “AKU”?Friday, 17 May 2024 |
MENJADI SATUThursday, 16 May 2024 |
INTENSI DOA DARI YESUSWednesday, 15 May 2024 |
KITA DIPILIH OLEH YESUSTuesday, 14 May 2024 |
PERCAYA YANG BENARMonday, 13 May 2024 |
KASIH ALLAHSunday, 12 May 2024 |
JANJI KETENANGAN DAN KEPASTIAN DALAM IMANSaturday, 11 May 2024 |
New 10 May 2024, 07:31Friday, 10 May 2024 |
SUKACITA DALAM KRISTUSFriday, 10 May 2024 |