PANGGILAN ALLAH

Senin, 4 Juni 2018

2 Petrus 1:1-7

Mazmur 91:1-2,14-16

Markus 12:1-12

“Tidak pernahkah kamu membaca nas ini: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita.”  ----Markus 12:10-11

MENJALANKAN TUGAS dalam memenuhi panggilan Allah pasti akan dan pernah dihadapi semua orang. Ada yang mengalami kemudahan, kelancaran, kesulitan, rintangan dan tantangan yang tidak mudah untuk dihadapi hanya dengan kekuatan dan kemampuan sendiri. Sebagaimana orang percaya lainnya, kita sungguh mengimani bahwa segala sesuatu yang kita hadapi dalam melakukan karya pelayanan pasti ada campur tangan Ilahi yang tak terlihat.  Hal itu tidak mudah diutarakan hanya dengan kata-kata belaka namun dengan mata batin yang ada di dalam kita, bisa kita rasakan kuasa-Nya bekerja di setiap karya dalam hidup kita. Allah berjanji "Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkan- nya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku.” (Mzm 91:14)

Tak seorangpun dapat mengelakkan diri dari panggilan Tuhan. Alkitab menulis dengan jelas sekali bagaimana Nabi Yunus bermaksud melarikan diri dari panggilan Tuhan. Dia mau mengelak dari tugas mulia yang diperintahkan Tuhan  untuk menyampaikan firman-Nya kepada penduduk Niniwe yang kejahatannya membuat Allah murka, karena Yunus merasa bebannya berat dan merasa tidak masuk akal dapat mempertobatkan penduduk Niniwe. Namun, semakin Yunus menjauhkan diri dari Tuhan, semakin kuat Tangan-Nya mencengkeram Yunus. Perlawanan Yunus dalam menolak tugas, tak sebanding dengan kuat kuasa-Nya.  

Keadaan seperti Nabi Yunus bisa saja terjadi pada kita semua. Bila kondisi hidup kita saat ini sedang tidak menguntungkan, kesusahan dan penderitaan melanda terus-menerus, sedangkan kita harus melakukan tugas pelayanan dimanapun yang Tuhan perintahkan, entah itu sebagai ibu rumah tangga dengan panggilan sebagai istri dan ibu dari anak-anak; sebagai kepala keluarga yang bertanggung jawab menafkahi keluarganya; sebagai karyawan yang bertugas melakukan pekerjaannya di kantor; sebagai guru yang mengajar murid-murid di sekolah; sebagai pewarta yang bertugas mewartakan kabar baik Tuhan...apapun tugas kita masing-masing, teruslah dan lakukanlah semuanya itu dengan penuh semangat, harapan, sukacita dan kasih. Kita berpegang kata-kata Petrus “Dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang.” (1 Ptr 1:7).

Markus menceritakan bagaimana Yesus dibuang oleh tukang-tukang bangunan, dalam hal ini adalah ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi (Mrk 12: 10-11). Namun Allah tidak tinggal diam. Dia sempurnakan karya-Nya di dunia ini dengan wafat-Nya di kayu salib. Hal ini memberi suatu kekuatan pada kita bahwa Kuasa-Nya bekerja atas kita semua dan Tuhan tak akan tinggal diam melihat kesulitan kita. Kita hanya perlu melakukan bagian kita dan mempersilakan Tuhan melakukan bagian-Nya dalam karya pelayanan kita. Ingatlah pula bahwa tugas berat yang kita emban belumlah seberapa bila dibandingkan dengan kesukaran dan penderitaan yang dihadapi Yesus saat berkarya di dunia ini. (LP)

Doa: Ya Allah, bulatkan hatiku untuk tetap setia pada panggilan-Mu di dalam hidup ini sehingga aku dapat sungguh layak untuk menyenangkan hati-Mu.

Janji: “Sungguh, hatinya melekat kepadaKu, maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal namaKu”  ---- Mazmur 91:14

Pujian: St. Kuirinus, Martir mempertahankan imannya sampai titik darah terakhir demi menanggapi panggilan Allah yang dijalaninya dengan sepenuh hati dan tekad yang bulat.   

Penanggung Jawab RH: Rm. Subroto Widjojo, SJ