Renungan Harian - Saturday, 30 March 2024

PASKAH: SAAT UNTUK KEMBALI KE CINTA PERTAMA


Sabtu, 30 Maret 2024

Yesaya 54:5-14

Mazmur 30:2.4.5-.11.12a.13b

Markus 16:1-7




"Jangan takut! Kamu mencari Yesus orang Nazaret, yang disalibkan itu. Ia telah bangkit. Ia tidak ada di sini. Lihat! Inilah tempat mereka membaringkan Dia. Tetapi sekarang pergilah, katakanlah kepada murid-murid-Nya dan kepada Petrus: Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia, seperti yang sudah dikatakan-Nya kepada kamu." --- Markus 16:6-7


SELAMAT HARI RAYA PASKAH! Saya tidak tahu apakah di Gereja tempat Anda mengikuti Vigili Paskah dibacakan seluruh bacaan Kitab Suci seperti yang tertera di kalender liturgi ataukah hanya memilih beberapa saja. Bacaan-bacaan Kitab Suci yang panjang dan banyak tersebut bila diikuti dan direnungkan dengan baik akan memberikan kepada kita gambaran tentang karya keselamatan dari Allah untuk kita manusia. Lebih dari sekedar gambaran, semua bacaan tersebut hendak mewartakan kepada kita tentang sejarah kasih Allah yang begitu besar bagi kita dalam dan melalui Kristus, Putera-Nya. Sekali lagi kita diingatkan oleh Rasul Yohanes bahwa Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yoh. 3: 16). Peristiwa Paskah mau mengajarkan kepada kita tentang betapa berharganya diri kita sehingga kita ditebus dengan darah yang mahal, Darah Kristus sendiri (1Ptr. 1: 18-19). Maka Perayaan Paskah adalah Perayaan Kebangkitan Cinta Kasih.

Saya mengajak Anda sekalian untuk me-review saat-saat terakhir hidup Yesus, terutama sejak Kamis Putih, Jumat Agung, dan saat-saat ini. Aura yang amat kuat dalam hari-hari besar ini adalah kemenangan cinta atas ketakutan, kecemasan, keraguan, dan ketakberdayaan. Sebagai manusia, Yesus sungguh mengalami pergulatan manusiawi seperti yang disebutkan di atas. Namun karena kekuatan cinta kepada Bapa dan manusia, Kristus menang. Salib yang menjadi lambang kebodohan dan batu sandungan (1 Kor. 1: 23-24) kini menjadi lambang kasih Allah. Maka Paskah dapat kita pahami sebagai kebangkitan dari kerapuhan diri untuk memperoleh dan menyatakan kasih Allah bagi kita.

Dalam Injil kita mendengar tentang seorang malaikat yang mewartakan kebangkitan Yesus kepada para wanita yang datang ke kubur-Nya. Malaikat itu berkata “Tetapi sekarang pergilah, katakanlah kepada murid-murid-Nya dan kepada Petrus: Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia, seperti yang sudah dikatakan-Nya kepada kamu.” Malaikat itu hendak meyakinkan para wanita itu bahwa Yesus sungguh telah bangkit seperti yang telah disampaikan-Nya dan Yesus hendak berjumpa dengan para murid-Nya di Galilea. Galilea adalah tempat di mana Yesus menyapa, memanggil dan memilih kedua belas murid-Nya. Dan ketika bangkit Yesus kembali berpesan untuk menjumpai mereka di Galilea.

Di sini saya merenungkan bahwa Paskah adalah sebuah perjalanan kembali ke Galilea, ke saat di mana para murid mengalami cinta pertama bersama Yesus dan meninggalkan segala sesuatu untuk tinggal di dalam kasih-Nya serta memulai hidup yang baru.

Maka pesan Paskah adalah kembali ke cinta pertama di mana kita sungguh mengalami disapa dan dicintai Tuhan. Kita harus kembali ke Galilea kita, dan berjumpa dengan Tuhan yang bangkit di sana. Di sinilah awal kita mengalami kebangkitan bersama Tuhan.

Bagi kita, Galilea adalah hati kita yang terdalam. Kita harus sering kembali ke hati kita untuk menjumpai Tuhan di sana. St. Agustinus berkata “Return to your heart and find Him there, kembalilah ke hatimu dan temukan Dia di sana. Terkadang kita mencari Tuhan di luar diri kita dan lupa bahwa Ia ada dekat di dalam diri kita. Hal itu terjadi karena masih ada batu besar penghalang diri kita, misalnya dosa yang melekat termasuk dosa favorit kita, mungkin juga karena luka batin, kurang menerima diri dan lain-lain. Itu semua perlu untuk digeser bahkan dihalau untuk membuka pintu hati kita. Untuk membukanya kita membutuhkan kuasa Ilahi yang kemudian akan menunjukkan jalan ke mana kita harus pergi menjumpai Tuhan. Kuasa Ilahi itu akan kita temukan dalam usaha untuk membangun kerohanian kita dalam doa, merenungkan Kitab Suci, berbuat baik dan lain-lain. Maka hal terpenting dalam merayakan Paskah ini adalah apakah saya menemukan Tuhan yang bangkit di dalam diri saya? Apakah saya sungguh mengalami sentuhan kasih Allah yang amat berbelaskasih kepada saya? Apakah ada halangan terbesar dalam diriku yang membuat diriku sulit untuk berjumpa dengan Tuhan? Jika kita bisa menemukannya maka itulah hari Paskah bagi kita. (Romo Aris Fenanlampir)

 

 

DOA: ”Ya Yesus yang bangkit, bukalah batu besar penghalang dalam diriku agar aku mampu mengatasi segala hal yang merintangiku untuk bangkit dari segala kerapuhanku. Tunjukkanlah jalan ke mana aku harus melangkah untuk selalu ada bersama-Mu. Aku ini lemah dan rapuh namun kemenangan paskah-Mu membuatku optimis bahwa aku dapat mengalahkan segala sesuatu dengan cinta yang besar, Amin.”

JANJI: ”Aku akan memuji Engkau, ya Tuhan, sebab Engkau telah menarik aku ke atas dan tidak membiarkan musuh-musuhku bersukacita atas aku.” - Mazmur 30:2

PUJIAN: Santa Roswita hidup antara tahun 935- 1000. Orang tuanya yang kaya itu memasukan dia dalam biara Gandersheim di Jerman untuk dididik oleh suster- suster di biara itu.  Mereka berharap anaknya bisa memperoleh pendidikan yang baik. Sesudah dewasa, Roswita memutuskan untuk menjadi suster di biara itu. Suster Roswita pandai mengubah syair dan mengarang buku- buku roman dan buku- buku keagamaan.

Penanggung Jawab RH: Komunitas MBA (Mari Baca Alkitab)


Bagikan :

Renungan Harian lainnya :

JADILAH SAKSI KRISTUS YANG HIDUP

Sunday, 19 May 2024

MENJADI SATU

Thursday, 16 May 2024

INTENSI DOA DARI YESUS

Wednesday, 15 May 2024

KITA DIPILIH OLEH YESUS

Tuesday, 14 May 2024

PERCAYA YANG BENAR

Monday, 13 May 2024

KASIH ALLAH

Sunday, 12 May 2024

New 10 May 2024, 07:31

Friday, 10 May 2024

SUKACITA DALAM KRISTUS

Friday, 10 May 2024