Renungan Harian - Wednesday, 27 June 2018

PATUH TAAT PADA ALLAH


Rabu, 27 Juni 2018

St. Sirilus dr Aleksandria, UskPujG

2 Raja-raja 22:8-13; 23:1-3

Mazmur 119:33-37,40

Matius 7:15-20

 

“Berdirilah raja dekat tiang dan diadakannya perjanjian di hadapan Tuhan untuk hidup dengan mengikuti Tuhan dan tetap mengikuti  peraturan-peraturan-Nya ... dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa ... Dan seluruh rakyat turut mendukung perjanjian itu. --- 2 Raja 22:3

 

PERJANJIAN. Kadang-kadang kita menghadiri pemberkatan nikah teman atau saudara. Di situ kita berdiri mendengarkan dan menyaksikan mereka saling bergantian mengucapkan “Perjanjian Nikah” satu sama lain “untuk berjanji setia mengabdikan diri kepadamu dalam untung dan malang, di waktu sehat di waktu sakit”, sampai kematian memisahkannya.” Dan kita yang hadir mendengar, mendoakan dan mendukungnya.

Perjanjian adalah suatu kesepakatan suci, antara Allah dan pribadi atau sekelompok orang yang mengucapkan janji itu. Dalam Baptis dewasa kita juga mengucapkan ‘Janji Baptis’ kita kepada Allah dan disaksikan umat yang hadir mendoakan dan mendukungnya. Dan di Malam Paskah kita memperbaharui “Janji Baptis” kita itu.

Tanggal 22 Juni yang lalu ini, meski bersifat mana-suka, Gereja memperingati dua orang suci dari Inggris, yang menghayati dan mewujudnyatakan apa itu artinya “Perjanjian” atau ‘Kesepakatan’ dengan Allah. Mereka itu adalah Santo John Fischer, Uskup, dan Thomas More. Dalam selang dua minggu mereka berdua dieksekusi mati atas perintah sang raja. Mereka berdua hidup di Inggris zaman Raja Henry VIII, si ‘Janggut biru’. Kita tahu dan ingat saat itu Gereja mengalami goncangan berat: perpisahan Gereja, antara gerakan Reformasi Gereja dari Luar dan Reformasi dari Dalam. Dan ini juga  terjadi di Inggris, reformasi dari ‘luar’, Sang Raja mengikuti apa yang terjadi di Jerman dan Swiss. Henry VIII mbalela’ atau melawan pada Sri Paus karena permohonan untuk cerai dan kawin lagi ditolak. Ini awal dari Gereja Anglikan yang saat-saat ini sudah mulai mengadakan pendekatan dengan Gereja Katolik.

Kedua orang kudus itu sangat terpelajar dan memiliki ‘integritas kepribadian tinggi’ dan iman yang kokoh dan tak tergoyahkan. Thomas More mengundurkan diri sebagai Perdana Menteri Inggris dari pada tunduk patuh pada tekanan sang raja untuk memkompromikan dengan suara hatinya dan iman kekatolikannya. Ia menolak tegas  untuk menyetujui kehendak Raja. Sedang Uskup John Fischer, dari Rochester, Inggris, sangat tidak menyetujui tindakan sang raja yang tak bermoral itu. Dan keduanya diancam dipenjarakan dan hukuman mati. Tetapi keduanya tetap memilih patuh setia pada Janji Baptis dan iman kepercayaan Gereja yang telah hadir selama lima belas abad.

Keduanya dalam hidup dan mati, dengan gagah dan tegar berdiri didasari  iman dan ‘Perjanjian Suci’ antara mereka berdua dengan Allah.

Doa: Bapa, berilah kami kesetiaan teguh akan iman kami kepada-Mu dan kami mendoakan teman sahabat yang melupakan Perjanjian Suci itu terhadap-Mu. Biarkan mereka sadar dan kembali ke pangkuan Kerahiman-Mu.

Janji: ”Waspadalah akan nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas” --- Matius 7:15

Pujian: Romo Sanjaya dan Frater Hermanus, mati sebagai martir di Muntilan, sewaktu adanya dampak Proklamasi Kemerdekaan negeri kita seputar tahun 1947-1948. Mereka mati karena mereka beriman akan Yesus Kristus.

Penanggung Jawab RH: Rm. Subroto Widjojo, SJ


Bagikan :

Renungan Harian lainnya :

MENJADI SATU

Thursday, 16 May 2024

INTENSI DOA DARI YESUS

Wednesday, 15 May 2024

KITA DIPILIH OLEH YESUS

Tuesday, 14 May 2024

PERCAYA YANG BENAR

Monday, 13 May 2024

KASIH ALLAH

Sunday, 12 May 2024

New 10 May 2024, 07:31

Friday, 10 May 2024

SUKACITA DALAM KRISTUS

Friday, 10 May 2024

MENJADI PEWARTA YANG PENUH SUKA CITA

Thursday, 09 May 2024

ROH KEBENARAN

Wednesday, 08 May 2024