Renungan Harian - Tuesday, 19 March 2019

MAU  MENCERAIKAN  ISTRINYA


Selasa, 19 Maret 2019

St. Jusuf –suami Maria

2 Samuel 7:4-5, 12-14, 16

Mazmur  89:2-5, 27, 29

Roma 4:13, 16-18, 22

Matius 1:16, 18-21, 24

atau  Lukas 2:41-51

 

“Karena Yusuf, suaminya yang tulus hati dan tidak mau  mencemarkan nama istrinya di muka mum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam.”  —Matius 1:19

 

 

HARI INI GEREJA merayakan, tanggal 19 Maret, sebagai hari peringatan Santo Yusuf. Berdasar  Injil  hari ini, boleh dikatakan Santu Yusuf membuat satu dari tindakan iman yang agung dalam sejarah, dengan tidak menceraikan Maria.

Secara manusiawi, kita dapat menerima pertimbangan nalarnya, yakni meninggalkan Maria diam-diam. Tetapi apa yang menyebabkan Yusuf membatalkan niatnya, tiada lain karena adanya ‘mimpi’. Dalam mimpi itu, ia kedatangan malaekat yang mengatakan agar Yusuf menerima Maria sebaga istrinya (Mat 1:20). Budi diterangi oleh ‘mimpi’, Yusuf tidak jadi menceraikan Maria (Mat 1:24). Ini artinya Yusuf juga tidak menceraikan Yesus, yang masih ada dalam rahim Maria.

Seperti Yusuf, kitapun juga umumnya menemukan kesempatan untuk bercerai. Ada yang mencerai pasangannya secara hukum. Ada yang menceraikannya dengan cara tanpa menghiraukannya. Dalam pengertian sikap masa bodoh ini, bisa saja, orang tua menceraikan anak-anaknya dengan membiarkan terus nonton TV atau bermain ‘gadget’, atau meski mengetahui adanya kesalahan pada anaknya, tetapi orang tua tidak berusaha untuk meluruskannya, karena terasa orangtua tidak mampu lagi  mendisiplinkan mereka. Dan banyak umat  kristiani bercerai dari  keluarga-keluarga kristianinya. Mereka bisa saja masih rajin ke gereja di hari Minggu, tetapi mereka tak mau terlibat dalam kegiatan Gereja baik di tingkat Lingkungan maupun Paroki. Juga banyak ibu-ibu yang menceraikan anak-anaknya yang masih dalam kandungan mereka. Seharus mereka semakin mengasihinya tetapi malah mereka menggugurkannya.

Jangan kaget kalau dikatakan Yesus itu Pribadi  yang ‘dicerai’. Sebenarnya kalau kita itu bercerai dengan pasangan kita, kita bercerai dengan Yesus sendiri (Luk 10:16; Mat 25:45). Dan Yesus itu benci akan perceraian (Mal 2:16). Tetapi Yesus tetap mencintai orang-orang yang menjadi korban diceraikan dan juga orang-orang yang menceraikan pasangannya. Tetapi perlu kita ketahui bahwa Yesus tak pernah dan tak akan menceraikan kita. Maka kita tetap tinggal dalam Dia dan bersama Dia (1 Yoh2: 28).

 

Doa: Ya Bapa, sebagaimana Santu Yusuf, semoga kami dalam hidup ini selalu terus mengenali, mencintai dan melayani Yesus.

Janji: “Meskipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa...”---  Rm 4:18

Pujian: Dengan segera Yusuf patuh kepada Allah, dia berhasil menyelamatlan Bayi Yesus dari usaha pembunuhan dari pemerintahan Herodes.

Penanggung jawab RH: Rm. Subroto Widjojo, SJ


Bagikan :

Renungan Harian lainnya :

KERINDUAN BERADA DI RUMAH-NYA

Sunday, 29 Dec 2024

YESUS ADALAH PENDAMAIAN

Saturday, 28 Dec 2024

BERSEKUTU DENGAN TUHAN

Friday, 27 Dec 2024

SETIA SAMPAI AKHIR

Thursday, 26 Dec 2024

MARILAH KITA PERGI KE BETLEHEM

Wednesday, 25 Dec 2024

MEMUJI ATAS JANJI ALLAH

Tuesday, 24 Dec 2024

JALAN KASIH SETIA DAN KEBENARAN

Monday, 23 Dec 2024

KEHADIRAN TUHAN

Sunday, 22 Dec 2024

PANGGILAN KASIH ALLAH

Saturday, 21 Dec 2024

NELAYAN TUHAN JAMAN INI

Saturday, 30 Nov 2024