Share Media :

TANYA JAWAB: BIMBANG DALAM BERIMAN

Tanya:

Permisi kak, saya [NN] dari Wilayah Semarang 

Saya berumur 18 tahun. Saya punya kebimbangan dari dalam diri saya, dan saat ini ada keinginan saya supaya menjadi seorang mualaf, tapi sesuatu dalam diri saya belum berani dan belum rela. Ada yang membuat saya merasa beberapa ajaran gereja yang membuat saya bimbang seperti : yesus adalah tuhan dan menurut saya yesus adalah utusan allah dan tuhanku adalah Allah. Kedua, dalam alkitab wanita harus bertudung saat berdoa jika tidak hendaklah mencukur habis rambutnya tetapi dalam katolik tidak berhijab. Ketiga, musik dilarang dalam islam tetapi dalam katolik musik berupaan pujian kepada Allah. Dari situ saya sangat bimbang. 

Saya minta pertolongan allah melalui BPN PPKI supaya saya tetap yakin pada kepercayaan saya sebagai umat katolik kristen. Terimakasih 

[NN]


Jawab :

[NN], yang terkasih dalam Yesus Kristus!

Biasanya saya membantu orang-orang yang bertanya berhubungan ingin dan tertarik menjadi Katolik, dari agama mayoritas. E, ini malah terbalik !

Masalahmu [NN], ada dua yang pokok, pertama mengenai Hidup Iman Kekatolikanmu dan kedua, Pengetahuan Iman Katolikmu. Dan terakhir dalam peribadatan khususnya tentang ‘berhijab’ dan penggunaan musik.


Pertama, mengenai Hidup Iman Kekatolikanmu.

Bolehkah saya bertanya lebih dahulu, [NN]! Sudah berapa tahun [NN] menjadi Katolik, sejak bayi atau sewaktu sudah remaja? Atau kapan [NN] dipermandikan? Sewaktu kecil dan remaja. Apakah dulu ikut dalam Bina Iman Anak (BIA) dan Bina Iman Remaja (BIRA) di Paroki? Dari kecil sampai usia 18 ini, pernah ikut kegiatan di Paroki, menjadi putra/Putri Altar, anggota Koor di Paroki, OMK, pernahkah ikut Rekoleksi atau Retret? 

Dan terakhir, – saya sangat tertarik – [NN] meminta pertolongan Tuhan lewat BPN PKKI, untuk mendapat jawaban mengatasi kebimbanganmu! Ini berarti anda, yang tinggal di wilayah Semarang, mungkin kenal dengan BPK PKK (Badan Pelayanan Keuskupan – Pembaruan Kharismatik Katolik) di Semarang! Apakah [NN] anggota PKK, entah lewat Pesekutuan Doa atau Komunitas PKK?! Atau hanya dengar-dengar saja, atau disarankan oleh teman agar bertanya saja tentang kebimbanganmu itu  ke BPN PKKI?

Kalau anda bukan warga PKK, selesai pertanyaan saya. Tetapi kalau [NN] adalah warga dari salah satu PD atau Komunitas dari PKK, berarti anda sudah pernah ikut SHDR (Seminar Hidup Baru dalam Roh), di mana ada Pendahuluan Seminar yang menguraikan tentang Kebenaran I, II, II dan IV (Allah itu Kasih yang mengasihi kita lewat dan dalam Yesus Kristus, dan apa artinya menerima  Kristus dalam hidup di dunia ini; sebenarnya hal ini lebih dari cukup membuat kita beriman kuat dan tak akan bimbang). Dan dalam Seminar sendiri ada Tujuh BAB, dan terkahir, tentang ‘Diubah Menjadi serupa Kristus’. Mungkin juga anda telah ikut dalam Seminar jenjang-jenjang berikutnya-, lalu ikut hadir dalam Pertemuan PD – entah mingguan entah bulanan – dan – nah ini sangat penting – membangun relasi secara pribadi dengan Yesus, lewat doa-doa pribadi, harian maupun berkala, doa-doa sendiri atau bersama dan membaca Kitab Suci, serta renungan harian. Kalau orang benar-benar digembleng lewat pembinaan intensif seperti itu, koq bisa-bisanya jatuh dalam godaan kebimbangan akan penghayatan imannya. Ini bukan saya, tetapi [NN] sendiri yang bisa menjawabnya.

Belum pernah [NN] memanfaatkan Karunia Roh Kudus yang berupa “Discernment”, untuk memilah dan membeda-bedakan, roh apa yang mendorong anda sampai ke bimbangan ?! Punyakan [NN] ‘bapa’ pembimbin rohani, di mana [NN] bisa mengadu dan memohon bimbingan. Punyakan [NN] ‘bapa pengakuan dosa’ ?


[NN] terkasih,

Ada buku, dari Insan LS Mokoginta, yang menjadi mualaf, dengan memberi 10 alasan, mengapa ia masuk Islam. Dan [NN] utarakan alasan kebimbangannya itu juga ada dalam Ke-10 alasan dari Mokoginta, yakni no, 8, Yesus itu Nabi, “menurut saya Yesus adalah utusan Allah dan Tuhanku adalah Allah”. Dan alasan ke 7, tentang keharusan ‘berhijab’. Kamu menulis, “dalam alkitab wanita harus bertudung saat berdoa jika tidak hendaklah mencukur habis rambutnya tetapi dalam katolik tidak berhijab.”

Dan terakhir yang menjadi dasar kebimbanganmu ada adanya musik untuk memuji dan memuliakan Allah. Dalam buku tentang “10 alasan” menjadi mualaf, tidak ada alasan itu. 


[NN] terkasih,

Mari masuk ke dalam Bagian kedua, yakni tentang Pengetahuan  Iman. Dalam hal ini ada dua macam masalah. Pertama, Yesus itu Utusan Allah bukan Tuhan. Yang kedua tentang pakain, yakni wanita ‘Berhijab’, dan alat musik.

Pertama, kalau [NN] merayakan Ekaristi, di hari Minggu, tentu kamu ikut mengucapkan Kalimat Syahadat atau “Credo” (Bahasa Latin). Umumnya ini disebut Syahadat Para Rasul. Ungkapan Iman kristiani sudah setua Gereja sendiri, sebab diperoleh di  zaman Para Rasul, artinya dari 2000 tahun yang lalu. Kita juga mengucapkan Syahadat para Rasul itu sewaktu kita memulai berdoa Rosario. Salah satu ungkapan Syahadat kita ialah “ Aku Percaya”

“Aku percaya  ….  akan Yesus Kristus, Putra-Nya yang tunggal Tuhan kita, yang ….disalibkan, wafat, dan dimakamkan, yang … bangkit, … yang naik ke surga, …, dari situ Ia akan datang mengadili orang yang hidup dan yang mati. …”. Yesus di akhir zaman akan mengadili saya dan anda, dan semua umat manusia.

Kita mempunyai Allah satu yaitu Allah Bapa, dan Satu Tuhan yaitu Yesus:

  • “bagi  kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa yang daripada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup dan satu Tuhan saja, yakni Yesus Kristus, ….” (1 Kor 8:6)
  • Waktu Yesus lahir di gua Bethlekem, malaikat mewartakan kepada para gembala: “… Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud” (Luk 2:10);
  • “Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, pada hal kamu tidak melakukan apa yang Kukatakan “ (Luk 6:46);
  • Waktu para murid berkumpul setelah Kebangkitan Yesus, dan menampakkan Diri kepada mereka, dan mereka berseru kepada kedua murid yang lain yang baru datang, “Sesungguhnya Tuhan telah bangkit, dan telah menampakkan diri kepada Simon” (Luk 24: 34);
  • “Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan” (Yoh 13:13);
  • Waktu rasul Thomas menuntut bukti kebangkitan Yesus, dan akhirnya dikabulkan, di hadapan Yesus yang bangkit, Thomas berseru, “Ya Tuhan, ya Allahku!” (Yoh 20:28).

Yesus memang disebut  Tuhan. Pertama, “Tuhan” di sini gelar. Bahasa Jowo “Gusti”, “Pangeran” “Sesembahan”. Bahasa Inggrisnya, bukan God tetapi “Lord” ! Bahasa Latin “Dominus” dan Bahasa Yunani “Kurios” Ingat: Nyanyian awal dalam Misa mohon pengampunan, “Kyrie eleison’, “Tuhan kasihanilah kami!”. 


[NN] terkasih, Yesus yang bergelar Tuhan, dalam arti “Gusti – Sesembahan”. Tetapi  sebenarnya lebih dari itu. Bagi para murid dan orang-orang yang menyaksikan apa yang dibuat Yesus, mereka beranggapan, Yesus itu bukanlah sekedar manusia biasa :

  • Sewaktu meredakan badai, tanggapan yang muncul, “Orang apakah Dia ini, sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya” (Mat 8:27);
  • takjublah orang banyak itu, …. Sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat mereka” (Mat 7:28);
  • Banyaknya mukjizat yang Yesus kerjakan, komentar mereka,  “Yang begini belum pernah kita lihat” (Mrk 2: 12).


[NN] terkasih dalam Yesus Kristus,

Pribadi Yesus itu memang manusia seperti kita, tetapi dalam Iman Kepercayaan kita sebagai orang Kristiani Yesus itu Satu Pribadi  yang ‘bermatra’ dua ya Manusia ya Ilahi, atau Ia juga  berkoderat Ilahi. (Silahkan baca YouCat Indonesia – Katekismus Populer – untuk kaum muda- no. 71-78, 108-112,  hal. 53- 74).

‘Ia bukan sekedar Manusia’. Inilah yang membuat orang-orang Farisi marah-marah dan menganggap Yesus menghojat Allah. Dalam kasus semacam ini, orang itu patut dihukum mati.

  • Sewaktu Yesus menyembuhkan seoramg lumpuh, lebih dahulu Yesus bersabda, “Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni.” Apa reaksi mereka ?  “… beberapa ahli Taurat, mereka berpikir dalam hatinya,  Ia menghujat Allah. Siapa yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah…

Supaya kamu tahu bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa. “…berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu… bangun dan angkatlah tempat tidurmu…” (Mrk 2: 1-12).

  • Yesus ditolak orang Yahudi. “Bukan karena suatu perbuatan baik, maka kami akan melempari batu, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diri-Mu  dengan Allah” (Yoh 10: 33, 36).
  • Sewaktu  diadili di hadapan  Imam Besar, dan ditanya, “Apakah Engkau Mesias, Anak dari Yang Terpuji?” Yesus menjawab, “Akulah Dia, …. Imam Besar berkata, “Kamu sudah mendengar hujatan-Nya terhadap Allah…” (Mrk 14:61-63).
  • Waktu Yesus bertanya kepada para murid tentang Jati Diri Yesus, Ia bertanya, “Tetapi apa katamu, Siapakah Aku ini? Maka jawab Petrus: ‘Engkau adalah Mesias (Mrk 8: 29), Anak Allah  yang hidup” (Mat 16: 16).

Yesus memang Utusan Allah, Utusan Allah Bapa (Mat 19: 40; Yoh 5: 30,36; 6: 39, 57; 13: 20; 17: 8, 21). Tetapi Ia lebih dari sekedar Utusan.  Dia itu ‘Ilahi”.

  • Yesus datang dari Allah (Yoh 9:33)
  • Pengakuan Petrus, sewaktu ia ditantang mengapa tidak ‘pergi juga’, jawabnya, “Tuhan kepada siapa aku akan pergi . Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal, dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah  Yang Kudus dari Allah’” (Yoh 6: 67-69).
  • Waktu Filipus meminta Yesus untuk menunjukkan Bapa, Ia menjawab, “Telah sekian lama  Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun Engkau tidak mengenal Aku ? Barang siapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa !....Tidakkah engkau percaya  bahwa Aku di dalam Bapa, dan Bapa di dalam Aku? …” (Yoh14:8-11).
  • “Aku berkata kepadamu,  sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada” (Yoh 8: 56-58).
  • Aku dan Bapa adalah satu” (Yoh 10:30).

Jadi bagi kita umat kristiani, bagi saya dan kamu [NN], Yesus itu Tuhan, yang bukan sekedar ‘gelar’, tetapi Tuhan yang berarti ‘Allah’.  Kita ditebus dan diselamatkan bukan oleh manusia, meski utusan Allah, tetapi oleh Allah sendiri.

Oleh karena itulah Yesus:

  • Berkuasa untuk mengampuni dosa, dan memberikan kuasa pengampunan kepada para rasul-Nya (Gereja), Yesus berkuasa menyembuhkan pelbagai penyakit, kuasa menghidupkan orang mati, malahan berkuasa untuk bangkit dari kematian (Paska);
  • Menyatakan “Akulah Jalan, Kebenaran dan Hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yoh 14: 6);
  • “Sebab Aku turun dari surga, bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. Dan inilah kehendak Dia yang mengutus Aku, supaya dari semua yang telah diberikannya kepada-Ku, jangan ada yang hilang, tetapi supaya Aku bangkitkan pada akhir zaman….” (Yoh 6: 38-41).  “… Sesungguhnya barangsiapa yang percaya, ia mempunyai hidup yang kekal“ ( Yoh 6:44-47).
  • “Akulah  roti hidup yang telah turun dari surga. Jikalau seseorang makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu adalah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia” (Yoh 6: 28-51).


[NN] terkasih, masihkah anda bimbang akan Yesus Kristus, yang diutus menjadi Juruselamat kita. Yang menyelamatklan kita bukan Yesus yang hanya utusan Allah, tetapi Allah sendiri, yang hadir dalam pribadi Yesus. Anda termasuk yang dipilih. Bila anda percaya dan setia, tentu mendapat jaminan untuk hidup kekal di surga bersama sanak keluarga [NN]. Tetapi, yaitu, kita ini diberi kebebasan, kita bisa mau menerima atau menolak. Ini ada di tanganmu. Dengan usaha bertanya dan saya jawab ini, semoga kami lebih pasti menentukan pilihanmu. Karena Allah bagi kita, itu setia :

  • “Tuhan adalah setia. Ia akan menguatkan hatimu…” (2 Tes3:3).
  • “Jika kita bertekun, kitapun akan ikut memerintah dengan Dia. Jika kita menyangkal Dia, Diapun akan menyangkal kita. Jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya” (2 Tim 2: 12-13).


Kedua, tentang  hal ber Ibadat, tentang “Hijab” bagi wanita, dan Musik. 

Pertama, maaf saya tidak menemukan kata ‘Hijab’  dalam Alkitab. Yang saya temukan masalah ‘rambut kepala’. Ini ada dalam Kitab Imamat 19: 27, yakni laki-laki janganlah memotong rambut kepalanya. Dalam Perjanjian Baru, kita temukan dalam surat Paulus kepada Jemaat di Korintus, tentang hiasan kepala wanita (1 Kor 11: 2-16). Wanita berdoa dan bernubuat dengan kepala bertudung. Kalau tidak, wanita itu dianggap menghina kepalanya.  Kalau rambutnya dicukur perlulah ditudungi. “Laki-laki tidak perlu menudungi kepalanya, ia menyinarkan gambar dan kemuliaan Allah. Tetapi wanita menyinarkan kemuliaan laki-laki” (1 Kor 11: 5-7). Ada tafsir lain yang pernah saya pelajari, bila lelaki bertudung itu (berkopiah?) mengungkapkan patuh taat kepada Allah, sedang wanita bertudung (berhijab) menandakan tunduk patuh kepada laki-laki.

Menurut saya, karena inti agama ialah iman pribadi kepada Allah, relasi pribadi dengan-Nya, maka masalah memakai tutup kepala atau tidak, itu hiasan atau ‘fashion’ bukan hal yang pokok dalam beriman.


Dan ketiga, akhirnya, tentang lagu dan nyanyian alat musik.

Iman kepercayaan kristiani tidak hanya diungkap dalam tulisan Perjanjian Baru tetapi juga dalam Ibadat, malahan sering dikidungkan sebagai hymne. Lagu-lagu diiringi dengan alat-alat musik. Musik dan tarian merupakan bagian hidup dalam semua kebudayaan. Karena agama kristiani berasal dari umat Gereja Perdana yang umumnya orang-orang Yahudi, maka apa yang ada dalam budaya musik Yahudi tentu juga mempengaruhi musik  di dalam peribadatan kristiani di saat-saat awal. 

Dalam Encyklopedia Alkitab, tercatat, ada alat-alat musik dengan senar-senar, seperti ‘kinnor’, berujud  harpa atau  kecapi dan jenis ‘gitar’; adalagi ‘halil’ – musik tiup, seperti seruling, trumpet; dan alat musik yang dipukul-pukul atau ‘perkusi’, semacam tambur, rebab dll.

Puji-pujian yang menyelingi doa-doa dalam Ibadat, untuk memuji dan memuliakan Allah, dapat diiringi dengan alat-alat musik yang ada pada zamannya. Sekarang kita memakai ‘orgel’, ‘piano’. Ibadat didukung dengan nyanyian yang ada atau ditemukan di budaya setempat. Kita, di Jawa Tengah,  bisa menggunakan ‘gamelan’, lagu-lagu rohani berirama ‘dang-dut’. Semua boleh dipakai sejauh mendukung pujian-pujian dalam Ibadat. Orang-orang Katolik di Libanon, Irak, Palestina dan Mesir, tentu bernyanyi dengan irama mereka dan peralatan musik mereka. Silahkan nanti kalau ada kesempatan berziarah ke Tanah Suci, mampir ke Mesir, ke Greja Sampah di Kairo! Gereja menghargai budaya bangsa-bangsa.

Dalam hal musik, sebagai pedoman, kita temukan dalam Dokumen Gereja, yakni dari Konsili Vatikan II, yang berjudul “Sacrosanctum Concilium”, tentang Liturgi Suci. Di dalamnya juga diuraikan pedoman mengenai “Musik Liturgi” (SC no, 112 – 121). Silahkan baca di Google !

Ungkapan iman kekristenan dan pendukungnya, tidak harus terikat pada budaya setempat, dari suatu suku atau bangsa dan pada  zaman tertentu.


[NN] terkasih, mari kita bersyukur dan bersuka cita, karena Allah berkenan memilih kita menjadi murid Yesus Putra Tunggal-Nya, Sang Juruselamat !


Salam selalu,

Subroto Widjojo, SJ



Share with :

Anda mempunyai pertanyaan / komentar / saran mengenai BPN PKK, silahkan email kami ke INFO@KARISMATIKKATOLIK.ORG
kami akan segera merespon pertanyaan / komentar / saran Anda secepatnya. IG: @KARISMATIKKATOLIK  YOUTUBE: KARISMATIK KATOLIK INDONESIA

Copyright © 2007-2024 Badan Pelayanan Nasional, Pembaruan Karismatik Katolik Indonesia (BPK PKK).
versi archive 2007 link : WWW.KARISMATIKKATOLIK.ORG/ARCHIVED/