Share Media :

ICCRS ITC - SESI I - Pendoa Syafaat yang Bertobat (Oleh Anne Marie)

ICCRS – International Intercession Training Course

BAB I

PENDOA SYAFAAT YANG BERTOBAT

(Oleh Anne Marie Gatenby)

 

Kali ini kita akan melihat pertobatan bagi seorang pendoa syafaat. Hal ini sangat penting, benar? Saya teringat akan suatu peristiwa ketika saya berumur 6 tahun dan menerima sakramen tobat untuk pertama kalinya. Saat itu ada seorang suster yang memberitahu dan mengajarkan kami hal tersebut. Suster ini mengenakan pakaian hitam. Bagi kami, anak-anak, hal itu sangat menakutkan. Ia mengajarkan kami untuk tidak boleh berbuat dosa, dan mengatakan kepada kami bahwa minggu depan kami harus menyampaikan dosa-dosa kami kepada pastor.

Selama seminggu itu saya sangat takut berdosa. Saya ingat, saat itu, saya berusaha sungguh-sungguh menjadi anak yang baik sekali. Ketika saya masuk ke ruang pengakuan, pastor bertanya, “Apa dosamu?” dan saya menjawab, “Saya tidak punya dosa karena saya terus berusaha menjadi baik.”

Ketika dewasa, saya menyadari bahwa saya berdosa. Apakah kita semua menyadari bahwa kita berdosa? Kali ini kita akan mempelajari tentang dosa yang menghalangi hubungan kita dengan Tuhan. Allah telah berbelas kasih kepada kita dan mengajarkan kita untuk berbelas kasih kepada orang lain. Sebagai pendoa syafaat, kita dipanggil untuk berdiri dan bertahan dalam doa dengan hati yang penuh belas kasih. Namun terkadang sebagai seorang pendoa syafaat, dosa menghalangi kita untuk berdoa.

Saat kita memulai berdoa syafaat, kita seperti sedang memasuki tanah yang kudus. Saat kita berada di tanah yang kudus, apa yang harus kita lakukan? Kita perlu melepaskan alas kaki kita. Bukankah itu yang dilakukan Musa saat ia menemukan semak yang menyala? Karena itu tempat yang kudus. Kasut kita dapat menjadi sangat kotor, dan hal tersebut mewakili dosa-dosa kita. Karena itu, untuk berdoa syafaat maka kita perlu terlebih dulu membersihkan diri.

Dalam 2 Tawarikh 7:14, dikatakan, “dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka.”

Maka ini langkah yang penting bagi kita untuk merendahkan diri, untuk melepaskan kasut kita, dan datang kepada Tuhan dalam kerendahan hati. Kekudusan pribadi ialah syarat penting bagi pendoa syafaat. Apakah anda adalah orang-orang yang sangat kudus? Saya bukan orang yang kudus setiap waktu. Kadang-kadang, kedagingan dan keegoisan saya menginginkan sesuatu dengan segera. Saya ingin melakukan apa yang ingin saya lakukan. Apakah anda juga demikian?

Dalam Galatia 5, dikatakan bahwa daging menginginkan apa yang berlawanan dengan keinginan roh. Mereka bertentangan satu sama lain, sehingga kita tidak melakukan hal yang ingin kita lakukan, atau yang roh ingin kita lakukan. Apakah anda pernah merasakan peperangan ini? Roh Kudus mengatakan satu hal, namun anda menginginkan hal yang lain sehingga ada peperangan.

Seringkali, peperangan itu adalah dosa-dosa kita. Jadi, apa yang harus kita lakukan? Katekismus mengatakan bahwa gerakan pertama dalam doa permohonan ialah memohon pengampunan seperti pemungut cukai dalam dalam Alkitab. “Tuhan berbelaskasihlah padaku, aku seorang pendosa.”

Ini ialah persyaratan bagi kebenaran dan doa yang lebih murni. Dikatakan Ia meminta kita menaikkan doa yang murni. Kita perlu mempercayai kerendahan hati yang dapat membawa kita ke dalam terang persatuan antara Allah Bapa dan Putera-Nya, Yesus Kristus, dan dengan satu sama lain sehingga kita menerima dari-Nya apa pun yang kita minta. Meminta pengampunan ialah persyaratan awal untuk dua hal ini, Ekaristi dan doa pribadi.

Menurut saya, ini merupakan hal yang indah untuk menggambarkan betapa kita membutuh kerendahan hati dalam berdoa. Hati kita perlu menjadi murni dan Yesus sanggup membuat kita menjadi murni. Ia mampu membuat kita menjadi murni. Ia tahu bagaimana melakukannya dan ia telah melakukannya sejak lama. Ia tidak pernah berhenti.

Yesaya berkata bahwa Tuhan tak dapat mendengar kita karena dosa-dosa kita. Dikatakan dalam Yesaya 1:15, “Apabila kamu menadahkan tangamu untuk berdoa, Aku akan memalingkan muka-Ku, bahkan sekalipun kamu berkali-kali berdoa, Aku tidak akan mendengarkannya, sebab tanganmu penuh dengan darah.” Hal tersebut menggambarkan dosa kita.

Dalam banyak bacaan seperti dalam 1 Petrus dikatakan bahwa Allah menginginkan doa yang benar. Jadi ini merupakan undangan bagi kita semua dalam Mzm 24:3-4a, “Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?" "Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya.

Tangan yang bersih dan hati yang murni. Tangan yang bersih merepresentasikan bahwa apa yang kita lakukan haruslah kudus. Namun kadang apa yang kita lakukan tidaklah kudus. Dan hati kita, pikiran kita, penilaian kita, keengganan kita untuk mengampuni, membuat hati kita menjadi tidak bersih. Maka Ia ingin agar kita memiliki hati yang bersih.

Mengapa Ia menginginkan kita memiliki hati yang murni untuk berdoa syafaat? Itu pertanyaan yang perlu kita pikirkan. Seringkali saat saya harus berdoa syafaat, saya memiliki sesuatu dalam hati saya. Saya memiliki seorang anak yang masih remaja. Kadang-kadang anda harus berteriak pada mereka, marah pada mereka, kadang anda memang perlu, diwaktu lain anda melakukannya karena frustrasi menghadapi anak anda, dan hal ini tidak baik.

Suatu waktu saya berdiskusi panjang dengan anak saya, hal tersebut tidak berjalan dengan baik. Saat itu, seseorang menelepon saya, ia membutuhkan dukungan doa. Saya tahu bahwa saya harus berdoa bagi dia dan menjadi perantara. Namun saya merasa saya baru saja berdosa. Saya tidak merasa diri saya baik. Jadi saat itu, saya berkata dalam hati, “Tuhan ampunilah saya. Saya tidak dapat berdoa sampai Engkau mengampuni saya atas apa yang telah saya lakukan.”

Saat saya meminta pengampunan dari-Nya, saya tahu bahwa Ia mengampuni saya. Saya tidak memiliki waktu untuk pergi ke ruang pengakuan, karena tidak mungkin saya meminta orang itu untuk menunggu sementara saya ke Gereja untuk meminta sakramen tobat.

Pada waktu itu saya perlu membawa hati saya. Dan saat saya bisa, saya akan pergi ke pengakuan dosa. Maka setelah itu saya bisa berdoa pada posisi yang lebih baik. Saya dapat mendengarkan Dia lebih baik, Saya dapat mengerti hati-Nya lebih baik, karena Ia telah merendahkan diriku dengan cara yang benar. Saya menyadari saya begitu kecil, dan Ia begitu besar. Ia masih tetap mengasihi saya, mengampuni saya, dan masih ingin menggunakan saya sebagai bejana-Nya.

Ia mengatakan ingin mengambil alih hati yang keras dan menggantinya dengan hati yang taat. Kita tahu tentang ayat ini dengan baik. Dalam Yeh 36:27, Ia berkata: Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya.

Yesus mencari hati yang lembut, yang penuh dengan cinta dan belas kasihan Tuhan. Lembut karena kasih karunia-Nya sehingga saat kita berdoa, kita datang dengan hati-Nya yang penuh kasih bukan dari tempat berdosa di mana ada banyak sikap mengadili, kesombongan, banyak hal lain, tapi dari hati yang penuh cinta. Banyak orang dalam Perjanjian Lama, seperti Musa dan Elisa, Tuhan mendengarkan doa mereka, karena mereka berjalan bersama dengan-Nya. Dikatakan dalam Keluaran 33:17, Allah berkata pada Musa, Juga hal yang telah kau katakan ini akan Kulakukan, karena engkau telah mendapat kasih karunia di hadapan-Ku dan Aku mengenal engkau."

Tidakkah hal ini indah? Bukankah indah bila Allah berkata pada kita, “Aku akan melakukan apa yang kau inginkan, karena aku berkenan padamu dan mengenal namamu” dan alasan Ia berkenan pada Musa karena Ia tahu hati Musa dan Musa menjaga hatinya, taat dan rendah hati pada Tuhan karena ia menemui-Nya dalam semak bernyala. Saya rasa bila kita menemui-Nya di semak menyala, kita juga akan berusaha menjadi benar setiap waktu, benar?

Namun sebenarnya kita juga telah menemuinya dalam semak menyala, yakni dalam hati kita. Saat Ia datang dalam hati kita dan kekudusan-Nya yang membuat kita rendah hati, dengan tangan yang bersih dan hati yang murni. Ia ingin kita dalam posisi demikian untuk menjadi pendoa syafaat. Sangat perlu bagi Tuhan bahwa kita menjadi demikian.

Tuhan mendengarkan doa Bunda Maria karena Bunda Maria sangat rendah hati dan taat. Ia selalu melakukan apa yang diminta Maria karena posisi hatinya dengan Tuhan, sekalipun Ia adalah puteranya juga.

Dalam Alkitab dikatakan, aku akan menaruh Roh-Ku di dalammu dan engkau akan digerakkan oleh-Ku. Kadang kita mengabaikan hal ini sedikit. Sebagai pendoa syafaat, kita perlu digerakkan oleh Roh-Nya. Jadi saat kita berdosa, hal itu dapat menghalangi kita untuk bergerak bebas dalam Roh-Nya, karena ini tentang berdoa syafaat secara profetik, bergerak dalam Roh Kudus.

Saya ingin tahu, apakah kalian ingin bergerak dalam Roh-Nya dalam doa syafaat? Saya tidak ingin ada yang menghalangi atau menghentikan saya untuk bergerak dalam Roh-Nya. Semakin dalam anda menjadi pendoa syafaat dan menjadi perantara, semakin anda menyadari betapa pentingnya bergerak di dalam Roh-Nya. Untuk ada bagi Dia di setiap waktu untuk menjadi perantara. Itu berarti memandang dengan serius bagian dalam hidup kita yang menghalangi kita. Dan inilah yang sebenarnya kita bahas saat ini.

Definisi Dosa

Menurut KGK 1850, dosa adalah satu penghinaan terhadap Allah: "Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa dan melakukan apa yang Kauanggap jahat“. Dosa memberontak terhadap kasih Allah kepada kita dan membalikkan hati kita dari Dia.

Pernahkah anda mengalami hal ini? Tidak mudah melihat dosa-dosa kita dan mengkonfrontasikannya. Tapi Ia mencintai kita terlalu besar untuk melihat kita tinggal dalam dosa. Tidakkah Tuhan mengasihimu? Tidakkah Ia ingin kita berubah menjadi ciptaan baru?

Kita perlu memperhatikan hal-hal ini. Tuhan tidak dapat menerima dosa kita, karena Ia adalah Allah yang kudus. Dikatakan, dosamu membuat wajahmu tersembunyi dariku. Tapi saya tahu apa jawaban terhadap dosa. Apa jawaban terhadap dosa? Katakan dengan keras, Yesus! Ya, Yesus Kristus! Ia adalah jawaban terbaik. Lihatlah apa yang telah Ia lakukan bagi kita di atas kayu salib.

Saya rasa, kita menghabiskan seluruh hidup kita untuk mengerti betapa besar yang telah Yesus lakukan bagi kita. Kadang saya sangat terharu akan apa yang telah Ia lakukan buat saya, buat anda, bahwa Ia mencintai kita begitu besar sehingga Ia melakukan hal itu, agar kita bisa bebas, memiliki hati yang baru, dan menjadi ciptaan yang baru. Ia ingin kita memiliki hati yang murni agar kita bisa menjadi perantara yang baik.

 


Rm 2:4 adalah salah satu ayat favorit saya, Adalah kemurahan Allah yang menuntun kita kepada pertobatan.” Saya menyukainya karena hal ini melunturkan gambaran Allah yang seolah-olah akan menyambar kita dengan petir. Mungkin beberapa di antara kita dibesarkan dengan pemikiran demikian, dimana bila kita melakukan hal yang buruk, Tuhan akan menghukum kita. Siapa yang dibesarkan dengan cara demikian di tempat ini? Banyak dari kita, ya.

Benar, bahwa ada konsekuensi terhadap dosa kita, tapi Tuhan tidak akan menghukum kita dengan petir. Saya pernah membayangkan Allah sedang memukul kita dengan palu dan berkata, “Kamu berdosa! Kamu telah berbuat nakal!” Sampai kemudian ayat ini menunjukkan pada saya kemurahan-Nya yang membawa kita pada pertobatan. Kemurahan-Nya yang membawa kita kembali pada-Nya.

Ia tak ingin kita berlari dari-Nya saat kita berdosa. Ia ingin kita berlari kepada-Nya! Namun saya lihat bahwa banyak sekali dari kita yang seperti Adam dan Hawa, kita berlari dan bersembunyi di belakang semak-semak, di balik pohon, lalu kita berkata, “Jangan lihat saya! jangan lihat saya.” Apakah anda seperti itu?

Tuhan berkata, “Keluarlah, Aku sudah melihatmu. Kau tak dapat sembunyi dariku. Aku tahu siapa kau saat Aku memilihmu. Engkau tidak mengejutkan bagi-Ku.” Bukankah hal ini melegakan? Tidak ada yang tersembunyi dari-Nya. Maka Ia berkata pada kita hari ini, “Keluarlah, janganlah bersembunyi, datanglah padaku. Janganlah berlari dari padaKu.” Ia ingin area dari hidupmu ini datang pada terang.

Saat saya berdoa untuk hal ini, saya merasakan ada beberapa orang di tempat ini. Masih bergumul dalam ketidakmampuan untuk memberi pengampunan. Anda telah banyak terluka oleh orang lain dan saya merasakan Tuhan berkata, “Bawalah padaku, jangan sembunyikan, datanglah ke dalam kasih-Ku dan biarkan Aku mengambil alihnya.”

Apakah anda serius menjadi pendoa syafaat? Seharusnya ya, karena anda ada di sini. Maka anda perlu serius menghadapi dosa. Saya ulang, anda perlu serius tentang dosa ini. Saya pun dapat membuat alasan bagi diri saya sendiri, “Saya melakukannya karena toh nggak terlalu buruk kok. Tidak apa, toh Tuhan tetap mencintai aku. Aku hanya melakukan dosa sedikit saja, hanya sedikit saja. Aku hanya akan sedikit marah dan ingin membalas dendam. Hanya sedikit saja. Aku akan sedikit tidak mengampuni. Saya lepaskan sebagian besar, tapi saya perlu genggam sedikit deh karena itu membuatku merasa lebih baik.”

Ada sikap menghakimi. “Mereka tidak layak, tapi aku akan mengampuni mereka. Tapi aku tidak ingin benar-benar melepaskan kemarahan itu, aku akan pegang sedikit.” Apakah anda melakukannya? Saya pun dapat melakukannya. Tapi Tuhan serius akan dosa. Ia tidak mau ada tersisa sedikitpun. Ia ingin anda memiliki tangan yang bersih dan hati yang murni.

Mari kita lihat area dalam hidup kita ini. Siapkan kertas dan pena. Saya ingin kita tenang sedikit dan tulislah area apa yang perlu anda perhatikan? Apa yang Tuhan katakan pada anda? Dan bila ada yang Tuhan ingin anda bawa dalam rekonsiliasi hari ini, tulislah!

Jadi inilah daftar kita.

  • Unrepentance Sin (Dosa yang belum diakukan)

Area apa yang belum anda bawa pada Tuhan?

Apa yang tersembunyi? Anda tahu tentang hal ini, tapi anda belum ingin membuka pintu dan melihatnya. Bisa jadi hal yang sangat sulit. Mungkin sesuatu yang pernah anda lakukan yang anda rasa tak akan pernah dapat diampuni, yang sangat memalukan yang melekat pada anda sehingga anda tidak cukup berani untuk membawanya pada pengakuan dosa. Apa dosa yang tidak anda ungkapkan? Yang anda tahu anda lakukan dalam kegelapan, tersembunyi, yang Tuhan katakan jangan, tapi anda tetap melakukannya?

Area apa dalam hidup anda di mana anda masih sering jatuh atau tidak ingin melihatnya?

Kadangkala kita dapat tetap melakukan dosa yang sama dan butuh banyak lapisan untuk dapat berhasil tidak melakukannya dengan kasih karunia-Nya. Bila ada dosa yang anda terus lakukan dan anda sudah bawa pada Tuhan tapi anda tetap melakukannya. Saya rasa banyak dari kita mengerti hal ini.

Tuhan ingin anda tetap membawanya pada Tuhan. Bukan untuk menghukum anda karenanya, tapi membawa pada-Nya untuk menerima kasih karunia-Nya agar dapat berusaha untuk tidak melakukannya lagi. Jangan menyerah akan diri anda sendiri dan memutuskan untuk tidak membawanya pada Tuhan lagi.

Bila saya ke pengakuan dosa, saya punya dosa yang sama yang setiap kali saya bawa dan saya berkata, “Tuhan, ini saya lagi.” Kadang saya malu membawanya pada pastur lagi karena ia tampak begitu kudus, dan saya sendiri melakukan dosa yang sama ini, lagi dan lagi.

Tapi saya menyadari bahwa Allah menyukai fakta bahwa saya masih mau membawanya pada Tuhan, dan masih dapat mengenali dosa itu dalam hidup saya, dan bahwa saya siap untuk kembali merendahkan diri lagi, mengatakan bahwa saya gagal dalam hal ini lagi. Maka belas kasih-Nya datang dan tercurah pada saya dan menolong saya agar berusaha untuk tidak melakukannya lagi. Perlahan, anda akan merasakan perubahan.

Mintalah Roh Kudus untuk menunjukkannya pada anda, karena Ia tahu setiap helai rambut di kepala anda. Ia tahu setiap motivasi. Maka duduklah sesaat, duduklah bersama Yesus, dosa apa yang belum anda bawa pada-Nya?

  • Unforgiveness (Tidak mengampuni)

Area ini ialah sesuatu yang besar, dimana banyak dari kita berjuang karenanya. Dalam Markus 11:25 dikatakan “Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu."

Yesus sangat serius soal tidak dapat mengampuni. Keengganan untuk mengampuni akan menempatkan kita seperti dalam sebuah sel penjara. Memenjarakan kita sebagai tawanan. Menghentikan kita mengalami kasih Tuhan yang mengalir melalui kita. Bukan saja untuk orang yang telah melukai kita, tapi juga untuk yang lain. Dan saat kita menjadi perantara, Tuhan meminta kita memiliki belas kasihan dan mengasihi semua orang.

Saya tahu sulit mengampuni orang yang telah melukai kita. Saya juga berjuang dalam banyak hal karenanya. Namun, datanglah ke tempat penyembuhan dan ambil keputusan untuk mengampuni. Kadang, tempat pertama kita untuk memulai ialah dengan jujur pada diri kita sendiri bahwa kita masih tidak bisa mengampuni. Kita mungkin mengira kita sudah mengampuni seseorang beberapa tahun yang lalu, tapi setiapkali anda teringat padanya, masih ada yang tidak beres dalam diri kita. Sebagai orang Kristiani, kita tahu kita harus mengampuni, ya, saya sudah mengampuni, namun sebenarnya kita belum benar-benar mengampuni. Siapa yang belum anda maafkan? Apakah masih ada area lain?

Suatu hari saya diminta berdoa bagi seorang wanita yang sangat terluka secara emosional maupun fisik oleh banyak orang. Ia berbagi pada saya kisah hidupnya sepenuhnya. Saya sudah sering mendengar banyak cerita dari orang lain, tapi yang satu ini membuat saya sangat marah. Saya tahu kami telah berdoa untuknya dan ia mulai menerima kesembuhannya. Tapi saya juga tahu saya perlu menjadi perantara bagi dia, bukan bersama dengannya, tapi saat tidak bersamanya saya berdoa untuknya. Ketika saya mulai berdoa untuknya, Tuhan berkata, “Hentikan!” Saya berkata, “Tapi Kau ingin saya berdoa untuk dia, karena Kau taruh dia di hatiku kan?” Namun Tuhan berkata, “Kau telah berdosa.” Saya berfikir, “Dosa apa?” dan Ia menjawab, “Dosa tidak dapat mengampuni.”

Saya tidak dapat mengampuni karena apa yang terjadi padanya, yakni orang-orang yang melukai wanita itu sedemikian buruknya. Saya merasa ngeri atas apa yang telah terjadi. Maka saya harus membawa hati saya pada Tuhan untuk memaafkan orang-orang itu. Hal itu membutuhkan waktu dan ketika saya sudah berhasil, barulah Tuhan berkata, “Kini kau dapat berdoa.”

Saat saya berdoa, saya berdoa dari posisi yang berbeda. Ia memberikan saya hati penuh kasih pada mereka yang telah melukai wanita itu. Saya bahkan berdoa lebih banyak bagi mereka yang melukainya, supaya mereka akan berubah, akan mengenal kasih Tuhan. Maka di sanalah posisi saya sebagai perantara pada situasi tersebut. Saya masih mendoakan wanita ini, tapi saya lebih banyak berdoa untuk mereka. Karena itulah yang Tuhan ingin saya lakukan.

Jadi apakah pengalaman tidak dapat mengampuni yang anda miliki? Ambillah waktu tenang dan lihatlah hidupmu, ijinkanlah Roh Kudus menunjukkan area mana yang perlu dibawa kepada-Nya dalam hal tidak dapat mengampuni ini.

  • Unbelief (Ketidakpercayaan)

Michelle kemarin malam berdoa agar kita memiliki karunia iman untuk berdoa syafaat. Itu adalah karunia pemberian Tuhan dan kita tidak dapat berdoa syafaat tanpa itu. Namun, seringkali dalam berjalan bersama Tuhan dalam doa syafaat, kadangkala kita tidak melihat jawaban atau kita merasa kita tidak melihat jawaban dari doa kita, dan ketidakpercayaan dapat muncul. Anda mulai meragukan, apakah Tuhan benar-benar sanggup melakukannya.

Walau anda tahu dalam pikiran anda bahwa Tuhan sanggup, tapi kadang hati anda berkata, “Saya tidak percaya pada-Nya.” Pernahkah anda mengalaminya? Sangatlah normal bila terjadi, saya pun pernah mengalaminya. Dan saya harus melihat ketidakpercayaan saya. Yak 1:6 berkata, “Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang...”

Jadi menjadi pendoa syafaat, Ia tidak mau kita meragukan-Nya, apakah Ia sanggup melakukannya atau tidak, walau kita belum melihat jawabannya saat itu. Ketidakpercayaan itu itu bisa menjadi penghalang besar dalam berdoa syafaat bila kita tidak percaya bahwa Ia sanggup melakukannya, bahwa Ia lebih besar dari segala kondisi yang ada, bahwa jalan-Nya sempurna dan adil dan kasih-Nya selalu bersama dengan kita. Hal-hal ini dapat menyebabkan ketidakpercayaan. Kita perlu dalam posisi mempercayai bahwa Ia sanggup melakukan segalanya demi kebaikan bagi mereka yang mengasihi-Nya (Roma 8:28).

Jadi di area mana di hatimu, dalam hidupmu, di mana kau tidak percaya? Apakah engkau sungguh yakin Tuhan dapat melakukannya? Saat anda sedang berdoa syafaat, anda harus yakin bahwa Ia akan melakukannya. Jadi tidak boleh ada keraguan sedikitpun. Anda berdoa dari posisi orang yang percaya. Ya, ini akan tercapai dan ini akan terjadi. Karena Allah ialah Allah dan Ia memberikan kita nama-Nya, Yesus, untuk melakukannya.

Saya pernah ditantang akan hal ini saat ayah saya meninggal di usia muda. Ada begitu banyak orang berdoa syafaat bagi kesembuhannya. Ia masih berusia 54 tahun saat itu. Kami sangat percaya bahwa Tuhan akan menyembuhkannya. Saya mengenal banyak pendoa syafaat luar biasa dan kami berdoa begitu banyak hal dalam doa syafaat baginya. Namun, ketika saya berada di rumah sakit melihat ayah saya pergi kepada Yesus, hal itu sangatlah sulit. Karena saya sangat percaya ayah saya tidak akan mati.

Saya tidak menyadari bahwa saat itu ketidayakinan mulai mengendap dalam hati saya. Saya masih melakukan apa yang perlu saya lakukan untuk Tuhan, saya masih berdoa. Sampai seorang pembicara bicara tentang mujizat. Ia beroleh sabda pengetahuan, “Bila ada yang merasakan rasa hangat di tangan, berdirilah!” Dan saya merasakannya segera, tapi saya sedikit malu, saya tidak mau berdiri. Namun saya tetap berdiri sambil berharap orang lain juga berdiri.

Nah, sabda pengetahuan dapat membuat anda melihat banyak hal ajaib terjadi dalam nama-Nya. Mujizat! Dan tahukah anda, apa respon saya waktu itu? Respon saya langsung muncul: “Saya tidak percaya pada-Mu, Tuhan.” Dan saya bertanya-tanya, dari mana perkataan itu muncul?

Saya tidak tahu hal itu mengendap di hati saya. Maka saya bawa pada Tuhan dan Ia tunjukkan pada saya bahwa saya sangat kecewa pada-Nya karena ayah saya meninggal. Dan Ia harus menyembuhkan saya dan membawa saya kembali ke tempat di mana saya mempercayai-Nya, bahwa rencana-Nya jauh lebih besar daripada yang dapat saya mengerti. Saya tahu ayah saya aman bersama Yesus, tapi Tuhan ingin ketidakpercayaan itu keluar dari hati saya. Maka saya berseru pada-Nya, “Tuhan, tolonglah ketidakyakinanku ini, agar saya dapat kembali menjadi pendoa syafaat yang kuat dalam mempercayai Tuhan.”

Hal apa dalam hidupmu, bila ada, di mana engkau lemah dalam hal percaya. Luangkan waktu dan berpikirlah. Jangan lupa menulisnya lagi karena saat anda menerima pengakuan dosa, anda dapat membawanya pada Yesus.

  • Lack of unity and love (Kurangnya persatuan dan kasih)

Ya Tuhan, ada banyak hal demikian terjadi dalam Pembaharuan Karismatik Katolik. Kita memang mengasihi satu sama lain. Tapi kita mengasihi mereka karena kita ingin mereka sama seperti kita, memiliki keyakinan yang sama seperti kita, cara yang sama dalam bertindak, karena kita yang benar dan mereka tidak. Benarkah demikian? Tidak. Saat berdoa syafaat, kita butuh berada dalam kesepakatan. Karena dalam Matius 18:19 dikatakan Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apa pun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga. Hal itu akan terjadi bila kita sepakat.

Ada berapa banyak ketidaksepakatan yang terjadi di antara saudara kristiani? Saya yakin kita punya beberapa di antara kita. Suatu ketika saya diminta seorang pendoa syafaat untuk berdoa bagi suatu tempat. Kadang, kita perlu berjalan ke suatu tempat dan berdoa untuk sejarah tempat itu agar tempat itu menjadi bersih, dibersihkan dan dikuduskan. Maka kami pergi ke sana dan mulai berdoa. Saya ingat saya belajar hal yang besar tentang doa syafaat di sana. Salah seorang wanita yang pergi bersama saya, tidak sepaham dengan saya. Saya berfikir, saya yang benar dan dia juga berpikir dia yang benar. Maka kami tidak sepakat dan ada ketegangan di antara kami.

Kami banyak berdoa syafaat bersama. Ini pertama kalinya kami berdoa saat ada ketegangan. Selama kami berdoa syafaat, tidak sedikitpun mengalir dalam Roh Kudus. Ia datang dari posisi berbeda dari saya dan sebaliknya. Tidak ada kesepakatan di antara kami. Kedamaian saya hilang, sehingga merasa doa syafaat kami tidak efektif. Orang lain yang berada di tempat itu jauh lebih baik dari kami karena mereka sepakat satu sama lain.

Saat saya meninggalkan tempat itu, saya sangat sedih karena saya tahu saya telah mendukakan Tuhan. Karena saya dapat melihat perbedaannya saat kami tidak mengalir bersama. Maka, saya harus merendahkan diri, memohon maaf dan berusaha menyelesaikan masalah ini dengan wanita itu. Karena saya menyadari doa kami tidak bisa kuat dan hal itu sungguh berdampak pada doa syafaat kami.

Pertama-tama, saya harus memiliki kasih kepada wanita itu. Demikian juga, Ia ingin agar kita memiliki kesatuan dan kasih. Apakah ada area di hidup anda, di mana anda dalam ketidaksatuan dengan seseorang? Apakah anda yang menjadi masalah dan menciptakan masalah itu? Ini sulit untuk mengenalinya, karena kita seringkali menyalahkan orang lain. Ataukah bila orang lain yang menciptakan masalah itu, sudahkah anda berdamai dengannya? Bila belum, inilah saatnya membawanya pada Tuhan.

Musuh kita tidak ingin kita bersatu dan tidak ingin kita berdoa secara efektif dalam persatuan, ini waktunya kita mengatasi diri kita sendiri dan membawanya pada Tuhan dan melakukan doa syafaat dengan benar. Karena ada tujuan yang lebih besar dalam hal ini dari diri kita sendiri. Jadi ambillah waktu tenang dan pikirkan apakah ada area yang perlu anda bawa pada Tuhan dalam mencari persatuan dalam Tuhan.

Apakah daftar itu menjadi panjang? Bila “Ya” itu bukanlah sesuatu yang buruk. Tuhan menyukai hal itu karena itu berarti akan terjadi perubahan. Ini membuat-Nya senang. Jadi jangan merasa terhakimi.

  • Lack of compassion (Kurang kasih sayang)

Apakah anda memiliki kasih sayang setiap waktu? Tidak bukan? Kita tidak demikian. Bagaimana dengan para rasul yang ingin mengirim api pada orang-orang? Apakah mereka memiliki kasih sayang? Atau saat mereka menyuruh anak-anak pergi? Bahkan dalam Kisah Para Rasul, Petrus dan Paulus juga berdebat. Mungkin mereka tidak saling mengasihi saat itu, tapi mereka mungkin memiliki kasih yang rumit. Amsal 21:13 mengatakan, “Siapa menutup telinganya bagi jeritan orang lemah, tidak akan menerima jawaban, kalau ia sendiri berseru-seru.Wow, itu ayat yang sangat keras bukan?

Ini bukan sekedar orang miskin yang lemah di jalanan, tapi juga orang yang miskin secara spiritual di sekitar anda. Seorang teman, keluarga, yang butuh kasih sayang kita? Tahukah anda, cinta ialah kunci terbesar dalam doa syafaat. Dalam 1 Kor 13 ditekankan, “… jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.”

Anda dapat melakukan banyak doa syafaat, tapi tanpa kasih, itu tidak akan berguna. Tuhan memanggil kita untuk berdoa dengan kasih. Miliki kasih sayang pada orang lain. Saat anda berdoa, berdoalah dengan kasih sayang. Apakah anda berjuang untuk mengasihi? Saya beritahu suatu rahasia, yakni kita tidak menyukai semua orang. Apakah ada orang yang anda tidak benar-benar sukai? Yang anda tidak bisa nyaman bersamanya karena mereka berbeda denganmu? Ataukah anda mengasihi semua orang?

Saya kenal beberapa orang dan saya katakan pada Yesus, kalau saya punya pilihan, saya tidak ingin mereka jadi teman saya, karena saya tidak sungguh menyukai mereka. Tapi Tuhan memanggil saya untuk mengasihi mereka dengan kasih-Nya, dan itu dapat kita lakukan.

Saat kita berdoa syafaat, Ia ingin kita berdoa dengan kasih saying. Memilliki kasih sayang seperti yang dimiliki Yesus, dengan hati yang sama. Jadi di area mana dalam hidup anda di mana anda sulit mengasihi?

  • Wrong motives (Motivasi yang salah)

Kitab Yakobus berkata kamu berdoa, tapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu berdoa dengan motivasi yang salah. Saat anda berdoa, anda berdoa dari keinginan anda sendiri daripada berdasarkan kebutuhan? Apakah anda berdoa saat seseorang tidak bersikap baik, dan anda tidak bisa berkenan padanya, apakah anda berdoa agar Tuhan mengubahnya untuk disesuaikan dengan anda? Bukan karena Tuhan mengasihinya dan engkau ingin dia berubah karena Tuhan?

Apakah motivasimu dalam berdoa ialah tentang dirimu sendiri? Dan saat anda sampai pada daftar doa anda, anda lupa berdoa buat orang lain? Apakah anda berdoa, “Saya selalu ingin sebuah mobil sport merah. Jadi saya berdoa, Yesus, berikanku mobil sport merah, maka aku akan pergi ke mana-mana dengannya untuk mengerjakan pekerjaan-Mu.” Apakah ini doa yang kudus? Mungkin tidak dan itu motivasi yang salah. Apakah anda berdoa dengan motivasi yang salah? Ambillah waktu dan renungkanlah hal itu.

  • Not yielded to the Spirit (Tidak Berpusat pada Roh Kudus)

Tuhan memanggil kita berdasarkan apa yang ada di hati Tuhan. Ia ingin kita dapat diajar untuk berpusat pada Roh Kudus-Nya, untuk berdoa seperti yang Ia inginkan. Kadang, kita dapat berada pada posisi untuk berdoa dan kita pikir kita tahu bagaimana harus berdoa karena sudah sering melakukannya. Tapi, ia memanggil kita agar berserah pada Roh Kudus-Nya, sehingga kita berdoa dari tempat-Nya, bukan dari diri kita sendiri.

Jadi area apa yang kita belum serahkan pada Roh Kudus?

Kita sampai pada akhir daftar kita. Ingatlah bahwa kebaikan Tuhan menuntun anda pada pertobatan. Pertobatan ialah cara yang ampuh dalam berdoa syafaat. Saat anda berdoa dari kerendahan hati, Roh-Nya dapat mengalir dengan mudah melalui anda. Dan engkau berdoa berdasarkan hati Tuhan dan dengan cara-Nya. Inilah saatnya untuk lembaran baru, tempat yang bersih, tangan yang bersih, dan hati yang murni.

Bila anda memiliki kesempatan untuk pergi ke ruang pengakuan dosa, bawalah daftar yang anda miliki tersebut. Bila Tuhan tunjukkan padamu, bawalah pada Tuhan. Kita tidak harus menceritakan sejarahnya, tapi bawalah setiap dosa itu dan ketahuilah bahwa Ia berkata:

“Datanglah padaKu, Aku Allah yang penuh kasih. Aku memanggilmu dengan kebaikan-Ku. Aku hendak membawanya pada terang agar dosa itu dapat hilang. Aku mengasihimu dengan kasih yang abadi. Jangan lari daripada-Ku. Berbaliklah pada-Ku, maka hatimu akan bersih dan tanganmu akan dibersihkan. Kamu akan menjadi pendoa syafaat yang lebih berkuasa lagi karena engkau memiliki kasih-Ku yang mengalir melaluimu. Dan aku memberikan padamu hati yang taat dan menjauhkanmu dari hati yang keras agar kau dapat bergerak sesuai tuntunan Roh Kudus.” ***



Share with :

ARTIKEL TERKAIT

Pembaruan Karismatik Katolik: Arus Rahmat bagi Seluruh Gereja (Pst. Raniero Cantalamessa, OFM Cap)

Friday, 05 Jul 2019

KARAKTER, KONSEP, DAN KOMPETENSI DALAM DIRI SEORANG PEMIMPIN

Monday, 29 Apr 2019

HOMILI MGR. I. SUHARYO DALAM MISA SYUKUR 30TH SEP SHEKINAH

Friday, 14 Dec 2018

MATERI CERAMAH UMUM DAN LOKAKARYA KONVENAS XIV

Wednesday, 03 Oct 2018

ICCRS ITC - SESI III - Panggilan dan Kebutuhan Mendesak Untuk Doa Syafaat (Oleh Anne Marie)

Thursday, 28 Jun 2018

ICCRS ITC - SESI II - Apa yang dimaksud dengan Doa Syafaat? (Oleh Michelle Moran)

Saturday, 02 Jun 2018

ICCRS ITC - SESI I - Pendoa Syafaat yang Bertobat (Oleh Anne Marie)

Monday, 21 May 2018

ICCRS ITC - Pendahuluan (Oleh Michelle Moran)

Friday, 04 May 2018

Karunia-karunia Roh Kudus Dalam Gereja Untuk Pelayanan (Oleh Mgr. Henricus Pidyarto Gunawan, O.Carm)

Thursday, 02 Nov 2017

Roh Kudus Sumber Kuasa & Karunia Dalam Melayani (Oleh Mgr. I. Suharyo)

Wednesday, 18 Oct 2017

Tumbuh dan Bergerak di Dalam Karisma (Oleh Damian Stayne)

Monday, 21 Aug 2017

Tumbuh dan Bergerak di Dalam Karisma (Oleh Fr. Dario Betancourt)

Monday, 21 Aug 2017

Menyebarkan Rahmat Baptisan Dalam Roh (Oleh Fr. Jonas Abib)

Wednesday, 14 Jun 2017

Menyebarkan Rahmat Baptisan Dalam Roh (Oleh Sr Nancy Kellar)

Tuesday, 13 Jun 2017

ICCRS Leadership Training Course: Elemen-elemen PD - Memimpin Dinamika Pujian dan Penyembahan

Thursday, 15 Dec 2016

ICCRS Leadership Training Course: Elemen-elemen PD - Mengkomunikasikan Visi yang Jelas

Tuesday, 01 Nov 2016

PRACTICAL TECHNIQUES OF EVANGELIZATION (Jim Murphy)

Thursday, 27 Oct 2016

ICCRS Leadership Training Course: Elemen-elemen Persekutuan Doa - Memberikan Pengajaran

Thursday, 27 Oct 2016

ICCRS Leadership Training Course: Kepemimpinan Bag. 3 (Terakhir)

Saturday, 08 Oct 2016

ICCRS Leadership Training Course: Kepemimpinan Bag. 2

Monday, 03 Oct 2016

ICCRS Leadership Training Course: Kepemimpinan

Thursday, 29 Sep 2016

ICCRS Leadership Training Course: Pembaruan Karismatik Katolik (Bag. 2)

Wednesday, 28 Sep 2016

ICCRS Leadership Training Course: Pembaruan Karismatik Katolik (Bag. 1)

Wednesday, 28 Sep 2016

ICCRS Leadership Training Course: Eklesiologi

Wednesday, 28 Sep 2016

Seminar Pagi by Father Cantalamessa

Tuesday, 27 Oct 2015

CATHOLIC FAMILY IS BEAUTIFUL by Father Cantalamessa

Monday, 26 Oct 2015

Anda mempunyai pertanyaan / komentar / saran mengenai BPN PKK, silahkan email kami ke INFO@KARISMATIKKATOLIK.ORG
kami akan segera merespon pertanyaan / komentar / saran Anda secepatnya. IG: @KARISMATIKKATOLIK  YOUTUBE: KARISMATIK KATOLIK INDONESIA

Copyright © 2007-2024 Badan Pelayanan Nasional, Pembaruan Karismatik Katolik Indonesia (BPK PKK).
versi archive 2007 link : WWW.KARISMATIKKATOLIK.ORG/ARCHIVED/