Share Media :

ICCRS ITC - SESI II - Apa yang dimaksud dengan Doa Syafaat? (Oleh Michelle Moran)


Ini adalah sesi kedua yang berjudul: “Apa yang dimaksud dengan Doa Syafaat?” Sebetulnya saya lebih suka memberinya judul: “Doa Syafaat yang kita butuhkan di saat ini.” Karena seperti yang saya katakan sebelumnya bahwa doa syafaat sangat diperlukan dan harus berada pada pusat dari segala yang kita lakukan di dalam PKK. Doa syafaat melepaskan berkat dan karunia Tuhan dan saat kita berdoa syafaat, kita akan menghasilkan buah bagi Kerajaan Allah.

Saya akan mulai dengan satu kisah. Salah satu hal yang sering saya lakukan adalah bepergian ke berbagai negara. Saya sudah mengatakan bahwa kali ini saya bersyukur karena bisa pergi bersama suami saya. Tetapi seringkali saya pergi sendiri.

Saya tiba disuatu negara yang kadang membuat saya merasa sangat asing karena saya tidak mengenal bahasanya. Terlebih setelah perjalanan yang sangat panjang yang sudah melewati berbagai zona waktu dan saya sudah tidak tahu lagi hari apa ini, dan perasaan itu sedikit menakutkan bagi saya.

Di Indonesia, brother Endie atau brother Felix selalu mengirimkan seseorang untuk membantu saya melewati pemeriksaan di Bandara. Jadi saya sangat bersyukur. Seringkali saya pergi ke berbagai tempat dan saya melakukan hal yang salah, membuat saya menjadi bingung atau takut lalu ada petugas polisi yang menghampiri saya dan saya berdoa, “Tuhan, jangan sampai saya ditangkap sebelum saya tiba di negara itu.”

Inilah hal-hal yang terjadi dan saya percaya bahwa Allah berbicara kepada kita semua melalui pengalaman kita. Beberapa minggu lalu saya kembali ke London setelah baru saja dari Polandia. Dalam penerbangan itu, ada banyak orang Polandia yang sudah tua, karena hari itu hari libur di Polandia, mereka pergi ke Inggris untuk mengunjungi kerabat mereka.

Saya perhatikan, di pesawat itu hanya ada sedikit orang yang dapat berbicara bahasa Inggris. Kemudian pesawat tiba di bandara di London yang sudah saya kenal, dan semua orang mengikuti prosedur imigrasi. Di Inggris, kita tidak memiliki kartu identitas, kita hanya punya paspor. Jadi, semua orang Inggris kalau mereka pulang, mereka harus melewati pemeriksaan paspor.

Tetapi orang-orang Eropa lain hanya punya kartu identitas dan jika anda ada di antrian pemeriksaan paspor, padahal anda memegang kartu identitas, maka anda harus menunggu 30 menit sebelum akhirnya anda menyadari bahwa anda berada di antrian yang salah.

Lalu anda harus pindah ke antrian yang lain dimana anda menghabiskan waktu 30 menit lagi untuk bisa masuk ke negara kami. Jadi saya berada di antrian ini dan ada banyak orang Polandia di sekitar saya. Walaupun saya tahu mereka tidak berbicara bahasa Inggris, saya mulai mengatakan, “Kartu identitas bukan di antrian ini, pergilah ke antrian lain. Pindah.”

Lalu saya lihat ada orang lain yang juga mencoba memberitahu, “Pindah... pindah... bukan disini antriannya. Anda di tempat yang salah.” Dan pada akhirnya saya mencoba mengarahkan 20 orang untuk pindah antrian agar bisa masuk ke negara saya.

Mungkin anda bertanya-tanya kenapa saya melakukan hal itu? Memang sebagai orang Kristen kita perlu membantu sesama kita, tetapi saat itu saya begitu lelah setelah melakukan pelayanan dan menghabiskan banyak tenaga.

Alasan saya ingin membantu mereka karena saya punya hati yang berbelas kasih kepada mereka.  Karena saya tahu bagaimana rasanya menjadi bingung di sebuah antrian yang salah, saat datang ke tempat dimana orang akan bicara kepada anda dengan bahasa yang tidak anda pahami dan anda akan menjadi takut, lalu anda harus pindah ke antrian lain.

Jadi saya merasa bersimpati kepada orang-orang itu, karena saya pernah mengalami hal yang serupa dengan mereka. Saya bisa mengerti keadaan mereka dan saya ingin membantu mereka pada apa yang mereka butuhkan.

Mungkin saat ini anda berpikir, “Apa Michelle bicara pada sesi yang benar?” Ya, mungkin salah, tapi betul karena kalau kita bertanya pada diri sendiri apa itu Doa Syafaat atau apa itu Pendoa Syafaat, jawabannya (pendoa syafaat) adalah seseorang yang melihat. Melihat adalah bagian yang besar dari doa syafaat, melihat dengan cara tertentu dengan mata Roh Kudus.

Seorang pendoa syafaat juga adalah orang yang punya hati berbelas kasih, bukan hanya berbelas kasih kepada orang-orang yang punya pengalaman yang sama, tetapi juga hati yang berbelas kasih kepada umat Allah. Dan seorang pendoa syafaat adalah orang yang siap untuk mengambil alih, seseorang yang siap untuk ikut membantu orang lain.

Jadi, pengalaman saya dalam kehidupan sehari-hari mengingatkan saya pada panggilan kita sebagai pendoa syafaat. Doa Syafaat melampaui kebutuhan pribadi kita; itu adalah doa yang mewakili orang lain. Saya yakin kita semua pernah berdoa bagi keperluan kita sendiri. Saya tahu, saya juga melakukannya. Kita memang perlu berdoa bagi diri sendiri dan juga berdoa untuk orang-orang yang dekat dengan kita. Tapi saat kita berdoa syafaat, doa syafaat tidak berpusat pada diri kita sendiri tetapi berfokus keluar.

Jadi, jika anda seorang pendoa syafaat, ingatlah bahwa kita sedang melihat. Saat anda melihat, artinya anda mengarahkan pandangan dan berfokus ke luar. Anda berusaha memandang dan melihat apa yang dibutuhkan, anda mencari apa yang sedang Allah lakukan. Lalu kita melihat ke dalam untuk melihat bagaimana Roh Kudus ingin kita menanggapinya.

 

Definisi Doa Syafaat

Dikatakan, Doa Syafaat adalah doa yang kudus, penuh keyakinan dan tekun, yang dilakukan seseorang dalam doanya kepada Allah atas nama orang lain atau untuk mereka yang sangat membutuhkan campur tangan Allah dalam hidup mereka. Saya rasa ini definisi yang sangat bagus. Bukan saya yang mengarangnya, jadi saya bukan sedang memuji diri sendiri. Tapi definisi ini sangat bagus karena mencakup berbagai aspek dari Doa Syafaat.

Doa yang Kudus dan Penuh Keyakinan

Mari kita bahas beberapa kalimat pertama; doa syafaat adalah doa yang kudus dan penuh keyakinan. Dalam beberapa hari ini, anda akan mendengar point yang sama dengan cara yang berbeda. Saat anda mendengarnya, jangan berfikir kenapa pointnya selalu diulang-ulang, tetapi berfikirlah bahwa  Allah sungguh ingin kita mendengar hal ini, sehingga hal ini selalu ditekankan. Jadi Doa Syafaat adalah doa yang kudus dan penuh keyakinan, dan lawan dari itu adalah ketidakpercayaan.

Sebelumnya, Ann Marie sudah memberi kita contoh yang sangat baik dari hidupnya sendiri. Bagaimana pengalaman akan segala sesuatu yang terjadi dalam hidupnya, membuatnya tidak lagi terlalu percaya kepada Allah seperti dahulu. Dan, dia membutuhkan Allah untuk membantunya bangun lagi, dan membangkitkan lagi kepercayaannya.

Banyak hal terjadi dalam hidup kita dimana kita memerlukan sentuhan baru dari Allah. Mungkin beberapa dari kita perlu Allah untuk mengunjungi kita, karena kita telah mengalami kekecewaan, atau kita mengalami bahwa doa kita tidak menghasilkan seperti apa yang kita harapkan, dan saat-saat itu kita bisa merasa, “Hmm.. rasanya aku bukan pendoa syafaat yang baik.” Dan kita mulai merasa putus asa. Kita merasa kecewa.

Namun, Tuhan tidak ingin kita merasa kecewa, Tuhan ingin agar kita bangkit. Jadi, kalau anda pernah mengalami ujian iman semacam ini, anda merasa tidak yakin akan panggilan anda sebagai pendoa syafaat, maka saat ini adalah saatnya anda berkata, “Tuhan aku mau meninggalkan semua ketidakpercayaan. Tuhan aku hanya akan percaya kepada-Mu saja, Tuhan aku hanya mendengar suara-Mu saja dan bukan suara si jahat yang ingin menjatuhkan aku.”

Doa syafaat adalah doa yang kudus dan penuh keyakinan. Dan kita harus datang ke tempat dimana Bunda Maria juga datang kesana. Kita tidak hanya meletakan patung Bunda Maria dalam suatu ruangan agar indah saja atau karena kita beragama Katolik, tapi karena kita mau membawa Bunda Maria dan salib Yesus bersama kita sebagai pendoa syafaat karena Yesus adalah sang pendoa syafaat sejati, kita memiliki para malaikat dan para orang kudus sebagai tentara doa syafaat yang dipimpin oleh Bunda maria.


Di awal hidup Maria yang luar biasa itu, ketika Maria menerima kabar dari malaikat, Maria harus melakukan perjalanan iman, perjalanan dimana ia berusaha percaya pada apa yang dikatakan malaikat. Dia juga bertanya pada malaikat itu, Dia tidak yakin bagaimana itu bisa terjadi. Terkadang kalau kita mendengar sesuatu dari Tuhan kita perlu mengujinya, jangan langsung bertindak tetapi kita harus menguji apa yang kita rasakan atau kita dengar.

Bagaimana? Bagaimana mungkin ini terjadi? Maria bertanya kepada malaikat, “Bagaimana mungkin ini bisa terjadi?” Lalu ia mulai melakukan discernment. Ya, anda pasti tahu cerita ini dari Luk 1:37-38. Maria akhirnya mampu berkata, “Aku ini hamba Tuhan terjadilah padaku menurut perkataanmu.” Tetapi yang lebih penting lagi, Maria menyatakan bahwa tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Tidak ada apapun yang mustahil bagi Tuhan Kita.

Saudara-saudariku, itulah tindakan iman seorang pendoa syafaat. Tidak peduli apa yang anda rasakan di dalam diri anda, tidak peduli seberapa besar anda merasa rapuh, jangan biarkan anda dikuasai oleh perasaan itu, tetaplah berdiri teguh pada kebenaran, dan kebenarannya adalah tidak ada yang mustahil bagi Tuhan.

Itulah sikap kita, yaitu berdoa dengan iman, terlepas dari apapun yang kita rasakan, bahwa seorang pendoa syafaat harus berpegang pada kebenaran dan berkata, “Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan.” Ketidakpercayaan bisa menghalangi tindakan Allah di dalam Hidup kita. Kadang-kadang ketidakpercayaan bukanlah penghalang karena sebetulnya Allah tidak bisa dibatasi.

Mungkin saya berfikir bahwa saya tidak punya iman akan sesuatu, saya berharap anda menangkap apa yang saya maksudkan saat ini. Mungkin anda bepikir, “Saya tidak mungkin dapat melakukannya.” Itu benar, tapi kita beriman bahwa Allah bisa melakukannya, bahwa tidak ada yang mustahil bagi Allah.

Mari saya beri contoh praktis. Beberapa tahun lalu, saya pergi ke India untuk sebuah KRK besar di sana. Seperti biasa, ada banyak orang yang mengantri untuk ke depan, ingin merasakan jamahan Tuhan, yang perlu sentuhan Tuhan, butuh penyembuhan. Kemudia ada seorang wanita yang kira-kira saat itu sedang mendekap setumpuk kain, dan saya mencoba mendengar apa ujud doanya.

Saat itu musiknya begitu keras sehingga membuat saya kesulitan untuk mendengar apa yang ia katakan, namun setelah beberapa saat akhirnya saya tahu bahwa di dalam tumpukan kain itu terdapat seorang bayi mungil.

Ibu itu lantas berkata, “Tolong doakan, bayi ini sedang sakit parah, dan mungkin tidak dapat bertahan hingga malam hari.” Saat itu saya berkata, “Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan, saya akan doakan bayi yang sakit ini, dia pasti akan sembuh.”  Tapi kebenarannya, saat itu ada sesuatu dalam diri saya yang membuat saya merasa sangat tidak berdaya.

Rasanya saya tidak punya kekuatan apa-apa. Saya berdiri di hadapan wanita itu namun rasanya seperti saya tidak bisa melakukan apapun karena ketidakberdayaan itu. Lalu saya teringat akan firman Allah yang selalu muncul saat kita jatuh ke titik terdalam. Allah dalam firman-Nya menjumpai saya, dan dia mengingatkan saya akan St. Paulus.

Mungkin anda pikir St. Paulus adalah perwira yang sangat kuat, pengkotbah yang sangat kuat, pengkotbah yang paling hebat di dunia. Mungkin ia memang seperti itu. Tetapi bagi saya, St. Paulus juga orang biasa seperti anda dan saya. Dan saya yakin, seringkali ia pun tidak tahu apa yang harus dia lakukan selanjutnya.

Maka St. Paulus mengatakan kepada kita di Rm 8:26-27, dan anda tahu ayat ini. St. Paulus berkata, “Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus.”


Itulah artinya berdoa syafaat. Berdoa di dalam ketidak berdayaan kita, di dalam kelemahan kita, berdoa saat kita tidak tahu apa yang harus di doakan karena kita berdoa di dalam Roh dan Roh Kudus sendiri yang akan berdoa bagi kita.

Maka saya berdiri di hadapan wanita yang cantik ini yang membawa bayinya yang sakit parah dan saya berdoa, “Tuhan datanglah. Roh kudus datanglah.” Saat itu saya berdoa dalam bahasa Roh agar Tuhan bisa menjamah sebagaimana yang Ia lakukan.

Saya tidak pernah bertemu wanita itu lagi, jadi saya tidak bisa ceritakan bagaimana kisahnya. Tetapi saya tahu pasti bahwa malam itu Tuhan berbicara dalam hati saya. Kalau kita serius berdoa syafaat Tuhan akan berbicara kepada kita, dan Tuhan juga akan bicara kepada orang yang kita layani.

Tuhan akan bekerja di dalam diri kita dan di dalam diri orang yang kita layani, dan Tuhan mengajar kepada saya pelajaran yang sangat penting malam itu yaitu jangan pernah takut pada kelemahan karena Roh Kudus bekerja melalui engkau dan melakukan hal yang jauh lebih besar dari yang engkau bayangkan, karena tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Amin?

Berdoa dengan Ketekunan

Bagian kedua dari definisi doa syafaat; pendoa syafaat adalah seseorang pendoa yang kudus dan penuh keyakinan dan tekun dalam berdoa. Seorang pendoa syafaat yang baik berdoa dengan tekun, dengan teguh dan kesetiaan yang terus menerus.

Kita bukan pelari jarak pendek tetapi kita pelari marathon. Kita hidup di dunia yang serba instan. Kita hidup di dunia yang serba cepat, dan segala situasi diperlukan doa yang lebih dalam dan bukan instan, dan kita sebagai pendoa syafaat mungkin mendapat suatu tugas yang memerlukan ketekunan dan komitmen kita di dalam doa supaya kita bisa terus berdoa, berdoa, dan berdoa.

Hal penting yang perlu di ingat adalah kita berdoa dengan ketekunan. Terkadang orang berfikir ketika kita berteriak lebih keras maka Roh Kudus akan datang. Padahal Tuhan tidak tuli, anda bisa berbisik dan Roh Kudus tetap akan datang. Ini bukanlah tentang teknik berdoa tapi tentang ketulusan hati.

Banyak orang berpikir, kalau aku berdoa lebih dari dua jam dengan berlutut, Tuhan pasti akan dengar doa saya dan doa saya jadi lebih manjur. Kalau anda berdoa dua jam dengan berlutut, ya Tentu tuhan akan dengar doa-mu. Tetapi kalau anda duduk di sofa selama dua jam dan berdoa, Tuhan juga akan mendengar doa anda.

Jangan mencoba memanipulasi Tuhan, “Tuhan saya tidak makan seharian, saya berpuasa. Saya harap Tuhan disenangkan dengan puasaku, sekarang Tuhan bisakah aku minta… a, b, dan c?” Tuhan bukanlah Tuhan yang dapat dimanipulasi. Doa tidaklah bergantung pada upaya manusia. Kalau anda menjadi berfikir ini, “Karena doa bukan bergantung pada upaya manusia, baiklah saya gak perlu ikut ITC ini, mari liburan saja ke Bali”, tetapi maksudnya bukan itu. Doa tidak bergantung pada upaya kemanusiawian kita. Berdoa adalah menjadi lebih kudus dan terbuka pada Allah. Dan berkata, “Tuhan datanglah dalam situasi ini, Tuhan datanglah dan turut campur dalam masalahku ini.”

Kita perlu bertekun dan kita perlu menyediakan diri kita untuk Tuhan, tapi jangan berpikir bahwa segalanya bergantung pada upaya anda. Tuhan datang sebagaimana yang Dia inginkan, dan yang terpenting bagi kita adalah tetap setia dan tetap tekun, mungkin kita belum melihat hasilnya tapi siapa yang bisa memahami pikiran Allah?

Beberapa tahun lalu saya bersama pemimpin gerakan PKK pergi ke suatu tempat lalu diminta untuk mendoakan orang yang sakit parah. Kami melakukan itu. Kami berdoa dalam iman, berdoa bersama orang lain. Pada saat kami meninggalkan negara itu, orang tersebut meninggal.

Saat itu kami bisa saja berkata, “Wah doa kita tidak manjur, kita tidak baik dalam doa syafaat, ternyata pelayanan kita bukan pelayanan penyembuhan. Jadi mungkin kita harus cari hal lain.” Tetapi kita tidak mengatakan itu. Kita mengatakan, “Siapa yang memahami pikiran Allah?” Dan saat kita berdoa untuk penyembuhan, sebetulnya kematian dalam rahmat Allah adalah penyembuhan yang sempurna. Jadi siapa saya ini sehingga bisa menyuruh Allah.

Seorang pendoa syafaat tidak menyuruh-nyuruh Allah tetapi dia berdiri bersama umat Allah, berdoa bersama keluarga, dan hasilnya yang kita harapkan mungkin tidak terjadi tapi yang harus kita pertanyakan adalah apakah Allah dimuliakan dalam doa itu? Karena saat dua tiga orang berkumpul dalam nama Tuhan, Ia hadir.

Luar biasa kalau kita berdoa bersama saudara yang dalam beberapa jam akan masuk ke Kerajaan Allah, itu kesempatan luar biasa, tapi bukan itu yang kami cari. Kami bisa saja pergi dengan hati yang patah, atau kecewa, tetapi yang harus tetap diingat ialah bahwa seorang pendoa syafaat selalu berusaha mengikuti kehendak Allah.

Seorang pendoa syafaat berusaha mencari apa yang sedang Allah lakukan. Dan mungkin kalau saat itu, kami lebih memperhatikan suara Allah, kami mungkin bisa berkata bahwa kami dapat Sabda Allah, saat ini kami tidak akan berdoa untuk penyembuhan, tapi kami akan berdoa bahwa dia akan mengalami kematian yang sukacita, walaupun itu akan sensitif bagi keluarganya, tapi penting bagi kita untuk tetap tekun melihat apa yang sedang Allah lakukan.

Kalau saya merenungkan tentang ketekunan dalam doa, saya selalu berpikir tentang St. Monica. Anda pasti mengingatnya, bagaimana ia berdoa bagi puteranya. Dan saat ia berdoa, hidup puteranya menjadi buruk. Tetapi St. Monica tetap bertekun dalam doa. Terkadang seseorang harus mengalami saat-saat yang paling jatuh atau menyedihkan untuk bisa bertemu Tuhan di saat titik terendah dalam hidupnya.

St. Monica bisa saja merasa patah semangat dan berkata, bahwa doanya tidak manjur, puteranya semakin buruk. Tetapi ia tetap tekun. Anda tahu bahwa akhirnya puteranya menjadi St. Agustinus,  iu terjadi berkat ketekunan doa ibunya. Jadi mari kita bertekun dalam doa, jangan menyerah, terus lah berdoa.

Ada hal yang penting yang harus dikatakan bahwa doa syafaat itu mahal harganya. Kalau anda ingin menjadi pendoa syafaat anda harus siap membayar harganya. Yesus menjadi pendoa syafaat utama. Ia berdoa bagi kita, dalam Yoh 17 itu adalah doa Yesus bagi umat-Nya.

Kita tahu bawa Yesus selalu minta kepada Bapa demi kita. Tetapi kita juga tahu bahwa ini adalah pelayanan yang mahal harganya. Yesus bisa saja memilih hidup sebagai bintang terkenal. Banyak orang yang mengikuti dia dan menganggap Yesus luar biasa hebat. Dia bisa menjadi selebriti. Tetapi Yesus memilih menjadi Raja yang memerintah dari atas salib.

Kita semua sebagai pendoa syafaat, kita berbagi dalam pelayanan Yesus. Kalau anda ingin jadi pendoa syafaat anda harus selalu siap untuk pergi disalib, anda harus siap untuk turut merasakan rasa sakit orang lain, karena itulah artinya menjadi pendoa syafaat, artinya anda menjadi terlibat.

Ada seorang wanita muda di dalam komunitas saya, dan di dalam penyembahannya dia melakukan doa syafaat. Ketika saya pergi ke Kapel di tempat kami di London, saya bisa mendengar dia menyanyi, dan kalau saya mendengar dia bernyanyi, saya membayangkan ada seorang yang menari-nari disekitarnya.

Berkali-kali saya masuk ke Kapel dan saya lihat dia sedang berlutut, dia sedang menyanyikan lagu penyembahan sambil berurai air mata. Dia tidak menyadari bahwa saya masuk ke dalam Kapel karena dia sedang hanyut dalam pujian penyembahan dan doa syafaat. Terkadang saya berkata kepadanya, “Saya tadi masuk ke kapel dan saya lihat kamu sedang berdoa.” Dan dia bilang “Oyaa... saya sedang berdoa untuk para pengungsi.”

Di Inggris, kami sedang mengalami banyak masalah dengan para pengungsi, yang mungkin anda juga tahu akan hal ini. Banyak  anak-anak yang datang sebagai pengungsi telah kehilangan orangtua mereka. Saat wanita itu berdoa, dia merasakan penderitaan mereka. Itulah artinya menjadi pendoa syafaat, untuk menjadi terlibat dan masuk ke dalam hati Allah yang menangis bagi umat-Nya.

Dan terkadang kita juga masuk ke hati Allah yang tertawa kepada umat-Nya. Jadi jangan merasa, kalau sebagai pendoa syafaat kita akan terus-terusan menangis, ada saatnya menangis dan ada saatnya tertawa. Dan kalau kita memandang Roh, kita akan tahu apa yang harus kita lakukan, apakah ini doa syafaat untuk perayaan sukacita, apakah ini doa syafaat untuk kerendahan hati dimana kita merendahkan diri. Apakah syafaat untuk belas kasih atau kita menangis untuk dosa atau kesakitan dan penderitaan. Hal-hal yang berbeda diperlukan di waktu yang berbeda-beda. Tetapi doa syafaat sangat mahal harganya, karena anda harus terlibat.

 

Doa Permohonan dan Doa Syafaat

Dalam perayaan Ekaristi, kita mendoakan doa umat. Doa itu adalah doa permohonan. Kita mendoakan suatu ujud doa misalnya untuk pemimpin negara, kita mengambil waktu untuk mendoakan mereka, kita berdoa lalu semua menjawab: “Tuhan kabulkanlah doa kami. Lalu kita berlanjut ke pokok doa berikutnya.”

Doa permohonan adalah doa singkat, dan kita tidak perlu bayar harga yang terlalu mahal walapun sama pentingnya. Mungkin di persekutuan doa (PD) anda punya doa untuk permohonan. Kadang-kadang di PD kami di Inggris, ada waktu yang di khususkan untuk menyebutkan nama-nama yang ingin di doakan lalu kita mendoakan mereka, kita doakan misalnya bagi John, Mery, James, Peter, dll. Itu adalah doa yang juga bagus di dalam komunitas, tetapi itu adalah doa permohonan.

Di kantor ICCRS, di Vatikan, kami memiliki sebuah kapel kecil. Setiap hari kerja, para staf dan para relawan memulai hari kerja dengan doa selama 30 menit. Kami berkumpul di kapel kecil itu, kami berdoa bersama selama 30 menit. Kami berdoa untuk PKK di seluruh dunia. Jadi sebenarnya anda juga didoakan setiap hari di Vatikan. Dan banyak orang menghubungi kantor kami untuk ujud doa tertentu, misalnya untuk suami yang sedang sakit, untuk anak yang sedang mencari pekerjaan, dsb.

Kami tuliskan dan kami masukan ke dalam satu keranjang di Kapel kami. Saya yakin anda juga melakukan ini di kelompok PD anda, dan setiap hari di akhir PD, kami mendoakan ujud doa di dalam keranjang itu. Itulah yang dinamakan doa permohonan.

Kami berkata, “Tuhan engkau yang tau apa yang dibutuhkan orang-orang ini, tolong mereka agar mereka merasakan jamahan-Mu”. Itu adalah doa permohonan.

Doa syafaat lebih dari sekedar doa satu kali yang sangat singkat. Doa syafaat adalah saat kita menjadi terlibat, seolah-olah kita juga berada di tempat itu. Kita melihat apa yang diperlukan, kita mencoba mendengar suara Tuhan, kita bawa semua yang diperlukan orang ini. Lalu kita berdoa agar Tuhan hadir di dalam situasi itu, entah itu hidup seseorang atau itu ujud doa global.

Jadi doa syafaat itu artinya bahwa kita perlu terlibat, kita perlu masuk ke dalam tempat itu. Doa permohonan: Allah melakukan sesuatu untuk kita, dalam doa syafaat: Allah melakukan sesuatu melalui kita. Itu perbedaannya.

Karena dalam doa syafaat, Allah bekerja melalui kita, maka saat berdoa syafaat, sangatlah penting untuk memulainya dengan datang ke hadapan Tuhan, dengan kerendahan hati dan murni. Kita datang dengan kosong. “Tuhan aku datang sebagai bejana yang kosong menanti Engkau.”

Kita juga harus mengenakan perlengkapan senjata Allah yang nanti akan kita bahas di dalam sesi lain. Yang terpenting adalah bahwa seorang pendoa syafaat harus datang dengan keadaan kosong, dan doanya haruslah seperti ini: “Tuhan apa yang ingin Engkau lakukan?” Atau: “Tuhan apa yang sedang Engkau lakukan.”

Seringkali kita berkata kepada Tuhan apa yang harus Ia lakukan. Padahal seorang pendoa syafaat menanti Tuhan dan bergerak sesuai pimpinan Roh. Di dalam doa syafaat kita berusaha untuk berdoa dengan lebih spesifik. Kita mencoba mendengarkan apa yang sedang Tuhan katakan.

Akan saya beri contoh. Beberapa tahun lalu kita mengadakan PD dan disana ada waktu untuk doa penyembuhan. Seringkali kalau ada doa penyembuhan, pemimpinnya akan berkata: “Kalau anda memiliki sakit penyakit, silahkan bawa itu ke hadapan Tuhan.” Dan Peter mempersembahkan sakitnya yang khusus kepada Tuhan dan berdoa untuk kesembuhan. Tetapi saat itu, ada suatu nubuatan dari Tuhan dan nubuatan itu berkata: “Mungkin salah satu jawaban dari doa kesembuhan yang diminta itu adalah, orang itu harus melihat makanan apa yang sudah ia makan.” Maka akhirnya nubuatan itu diucapkan dan ternyata ada seseorang yang mengalami alergi yang sebelumnya dia tidak tahu.

Kita perlu suatu doa yang spesifik supaya penyembuhan itu dilepaskan. Jadi sebagai seorang pendoa syafaat jangan hanya berdoa secara umum saja. Suatu saat nanti mungkin anda harus mendengarkan, “Tuhan apa persisnya yang harus kami doakan bagi bangsa ini?” Ini akan dibahas oleh Cyril pada sesi selanjutnya.

Saat ini, ingatlah bahwa perbedaan doa permohonan dengan doa syafaat adalah bahwa dalam doa permohonan, Allah melakukan sesuatu untuk kita, tapi dalam doa syafaat, kita mengosongkan diri supaya Tuhan dapat melakukan pekerjaan-Nya melalui kita. Jadi itu suatu perbedaan yang penting. Seringkali dalam doa syafaat kita menggunakan gambaran bahwa kita berdiri di sebuah celah sebagai jembatan.

Sebetulnya Allah tidak perlu kita sebagai jembatan, karena walaupun kita tidak berdiri sebagai jembatan, kalau Allah mau dia bisa mencurahkan berkat-Nya. Tetapi kita sebagai pendoa syafaat harus berdiri menjembatani celah itu supaya Tuhan mengubah kita agar kita bisa mengubah dunia.


Doa dan Tindakan

Doa syafaat tidak cuma berbicara tentang doa tetapi juga bicara tentang tindakan. Terkadang kita akan berdoa untuk mendoakan sesuatu, tetapi Tuhan akan berkata “Kamu yang harus menanggapi kebutuhan itu.”

Saya pernah mengenal pria yang baru keluar dari penjara, saya tidak pernah bertemu dia sebelumnya, namanya Nigel. la menghadiri suatu KRK. Lalu Ia datang kepada saya dan dia berkata, “Apakah anda Michelle Moran?” Lalu saya menjawab, “Iya betul”. Nigel berkata, “Oo... Saya mengenali anda. Saya lihat posternya.”

Lalu saya tanya, ”Dimana kamu melihat posternya?” Nigel menjawab, “Oo... saya liat posternya di luar Katedral.” Saya tidak kenal orang ini. Nigel berkata bahwa ia baru saja keluar dari penjara. Ia pergi ke pusat kota karena ia baru keluar dari penjara dan tidak tahu apa yang harus dilakukan. Tapi Nigel harus mengambil dokumen pembebasannya. Dan ia menemukan poster kegiatan KRK tersebut.

Nigel berkata, “Saya belum pernah berdoa tetapi Tuhan menyuruh saya untuk pergi ke KRK ini dan menemui Michelle Moran, maka saya datang.” Saat itu saya berusaha mencari kata-kata yang cerdas untuk disampaikan. Lalu kami mengobrol dan kami saling bercerita. Disinilah sebagai pendoa syafaat kita juga harus melakukan dicernment.

Pria muda ini gelandangan tidak punya rumah, saya punya rumah bahkan saya punya rumah komunitas. Mungkin saya bisa katakan “Ya Tuhan kirim anda kesini supaya anda bisa tinggal dirumah komunitas kami.”

Nah, saya harus men-discerment-kan ini, bukan itu yang Tuhan mau. Jadi saya bicara dengan Nigel, saya berdoa bersama. KRK ini berlangsung beberapa hari, saya banyak bertemu dan mengobrol dengannya. Lalu saya ketemu dengan seorang temannya yang menjaga dia mulai dari dia keluar penjara.

Saya mulai menyadari, sebenarnya kebutuhannya sudah ada yang mencukupi, dia punya orang yang mau menampung dan dia akan segera memulai pekerjaannya, lalu saya menyadari yang harus saya lakukan adalah berdoa setiap hari bagi Nigel.

Peristiwa ini terjadi beberapa tahun lalu. Saya memang tidak setiap hari mendoakan Nigel, tetapi hampir setiap hari saya mendoakan dia. Yang Tuhan lakukan dalam hati saya berkat penjumpaan dengan Nigel itu adalah Tuhan menyadarkan saya dengan cara yang positif untuk mendoakan para narapidana.

Saat ini, saya memang tidak punya waktu untuk melakukan itu, mungkin nanti di masa depan Tuhan akan menyuruh “Inilah waktunya untuk berkotbah di dalam penjara.” Saya tidak tahu pikiran Tuhan, tetapi anda bisa lihat dari cerita ini, bahwa saat itu saya menjembatani celah, saya mendoakan Nigel dihadapan Tuhan. Setiap hari saya berdiri di celah itu untuk mendoakan Nigel. Tetapi yang Tuhan lakukan adalah mengubah hati saya.

Saat kita melakukan doa syafaat yang efektif maka Tuhan akan mengubah hati kita. Maka kalau anda siap diubahkan oleh Tuhan, jadilah seorang pendoa syafaat. Tetapi anda harus siap untuk menanggapi saat Tuhan meletakan sesuatu di dalam hati anda.

 

Membangun Tembok Doa Syafaat

Model doa syafaat di Perjanjian Lama, disebutkan Abraham dan juga Musa. Silahkan anda merenungkan kedua kisah itu sendiri. Tetapi sekarang yang ingin saya bahas adalah doa syafaat merupakan gaya hidup.

Kalau anda menjadi seorang pendoa syafaat, walaupun anda sedang pergi menggunakan kereta api, anda tetap seorang pendoa syafaat. Saat anda bekerja di kantor, anda juga tetap pendoa syafaat. Saat anda memasak makan siang anda juga tetap seorang pendoa syafaat. Saat anda bermain bersama anak anda, anda juga tetap seorang pendoa syafaat.

Pendoa syafaat bukan hanya saat anda di PD saja. Jadi anda bukan bilang, “Saya ini tim doa syafaat, jadi saya datang ke PD, saya berdoa syafaat.” Kita adalah pendoa syafaat selama 24 jam, setiap saat setiap hari. Suami saya adalah seorang pendoa syafaat yang luar biasa. Ann Marie yang sebelumnya memberi sesi, dia juga seorang pendoa syafaat. Banyak sekali orang yang minta didoakan oleh Ann Marie.

Saat anda menjadi pendoa syafaat 24 jam 7 hari dalam seminggu, anda akan sibuk karena orang akan tahu bahwa anda adalah orang yang punya hati untuk umat Allah. Anda adalah orang yang siap untuk berdiri menjembantani celah itu. Jadi doa syafaat ini adalah pelayanan 24 jam x 7 hari, yang terus-menerus. Yang memerlukan dedikasi, memerlukan komitmen, dan membutuhkan kita untuk mengambil tempat kita. Apa maksudnya?

Yesaya 62:6 berkata: “Di atas tembok-tembokmu, hai Yerusalem, telah Kutempatkan pengintai-pengintai. Sepanjang hari dan sepanjang malam, mereka tidak akan pernah berdiam diri. Hai kamu yang harus mengingatkan TUHAN kepada Sion, janganlah kamu tinggal tenang.

Menjadi pendoa syafaat artinya kita mengambil tempat kita. Misalnya saat anda berdiri di atas tembok Yerusalem, yang dibangun di atas puncak bukit, maka disitu anda akan bisa melihat jauh ke depan, dan Tuhan memanggil pendoa syafaat untuk berdiri, melihat dan berjaga. Dan ketika anda melakukan itu, anda seperti menjadi penjaga keamaanannya Allah. Anda mengintai ke daerah sekitar apakah ada ancaman, anda berjaga-jaga untuk memastikan apakah semuanya baik-baik saja. Anda menjadi penjaga yang siap menyingkirkan hal-hal yang tidak dibutuhkan.

Menjadi seorang pendoa syafaat artinya kita mengambil tempat dari atas tembok-tembok. Dan anda mengambil sikap untuk menyerang dan bertahan. Anda harus siap menyerang musuh, tetapi anda harus juga bertahan yaitu anda mempertahankan umat Allah dari kebohongan, rencana iblis, dari hal-hal yang iblis ingin lakukan pada umat Allah.

Kita tidak sendirian. Tentu saja kita tidak menempatkan satu penjaga untuk menjaga Yerusalem tetapi pasti ada banyak penjaganya. Jadi ada suatu pasukan pendoa syafaat yang sedang Allah bangkitkan.

Kita mengambil tempat kita, untuk bersiaga, waspada, dan berjaga-jaga. Kita memperhatikan, mendengarkan, dan siap untuk menanggapi kemana Roh Kudus memimpin kita, itulah artinya menjadi seorang pendoa syafaat. Itulah artinya menjadi terlibat dalam pelayanan doa syafaat dan saya sangat yakin bahwa pelayanan doa syafaat inilah yang saat ini diperlukan oleh Gereja. Amin! ***



Share with :

ARTIKEL TERKAIT

Pembaruan Karismatik Katolik: Arus Rahmat bagi Seluruh Gereja (Pst. Raniero Cantalamessa, OFM Cap)

Friday, 05 Jul 2019

KARAKTER, KONSEP, DAN KOMPETENSI DALAM DIRI SEORANG PEMIMPIN

Monday, 29 Apr 2019

HOMILI MGR. I. SUHARYO DALAM MISA SYUKUR 30TH SEP SHEKINAH

Friday, 14 Dec 2018

MATERI CERAMAH UMUM DAN LOKAKARYA KONVENAS XIV

Wednesday, 03 Oct 2018

ICCRS ITC - SESI III - Panggilan dan Kebutuhan Mendesak Untuk Doa Syafaat (Oleh Anne Marie)

Thursday, 28 Jun 2018

ICCRS ITC - SESI II - Apa yang dimaksud dengan Doa Syafaat? (Oleh Michelle Moran)

Saturday, 02 Jun 2018

ICCRS ITC - SESI I - Pendoa Syafaat yang Bertobat (Oleh Anne Marie)

Monday, 21 May 2018

ICCRS ITC - Pendahuluan (Oleh Michelle Moran)

Friday, 04 May 2018

Karunia-karunia Roh Kudus Dalam Gereja Untuk Pelayanan (Oleh Mgr. Henricus Pidyarto Gunawan, O.Carm)

Thursday, 02 Nov 2017

Roh Kudus Sumber Kuasa & Karunia Dalam Melayani (Oleh Mgr. I. Suharyo)

Wednesday, 18 Oct 2017

Tumbuh dan Bergerak di Dalam Karisma (Oleh Damian Stayne)

Monday, 21 Aug 2017

Tumbuh dan Bergerak di Dalam Karisma (Oleh Fr. Dario Betancourt)

Monday, 21 Aug 2017

Menyebarkan Rahmat Baptisan Dalam Roh (Oleh Fr. Jonas Abib)

Wednesday, 14 Jun 2017

Menyebarkan Rahmat Baptisan Dalam Roh (Oleh Sr Nancy Kellar)

Tuesday, 13 Jun 2017

ICCRS Leadership Training Course: Elemen-elemen PD - Memimpin Dinamika Pujian dan Penyembahan

Thursday, 15 Dec 2016

ICCRS Leadership Training Course: Elemen-elemen PD - Mengkomunikasikan Visi yang Jelas

Tuesday, 01 Nov 2016

PRACTICAL TECHNIQUES OF EVANGELIZATION (Jim Murphy)

Thursday, 27 Oct 2016

ICCRS Leadership Training Course: Elemen-elemen Persekutuan Doa - Memberikan Pengajaran

Thursday, 27 Oct 2016

ICCRS Leadership Training Course: Kepemimpinan Bag. 3 (Terakhir)

Saturday, 08 Oct 2016

ICCRS Leadership Training Course: Kepemimpinan Bag. 2

Monday, 03 Oct 2016

ICCRS Leadership Training Course: Kepemimpinan

Thursday, 29 Sep 2016

ICCRS Leadership Training Course: Pembaruan Karismatik Katolik (Bag. 2)

Wednesday, 28 Sep 2016

ICCRS Leadership Training Course: Pembaruan Karismatik Katolik (Bag. 1)

Wednesday, 28 Sep 2016

ICCRS Leadership Training Course: Eklesiologi

Wednesday, 28 Sep 2016

Seminar Pagi by Father Cantalamessa

Tuesday, 27 Oct 2015

CATHOLIC FAMILY IS BEAUTIFUL by Father Cantalamessa

Monday, 26 Oct 2015

Anda mempunyai pertanyaan / komentar / saran mengenai BPN PKK, silahkan email kami ke INFO@KARISMATIKKATOLIK.ORG
kami akan segera merespon pertanyaan / komentar / saran Anda secepatnya. IG: @KARISMATIKKATOLIK  YOUTUBE: KARISMATIK KATOLIK INDONESIA

Copyright © 2007-2024 Badan Pelayanan Nasional, Pembaruan Karismatik Katolik Indonesia (BPK PKK).
versi archive 2007 link : WWW.KARISMATIKKATOLIK.ORG/ARCHIVED/