Share Media :

Kehidupan Doa Seorang Pemimpin

I. PENDAHULUAN

Sebelum kita membahas lebih jauh tentang kehidupan doa seorang pemimpin, mari kita melihat beberapa fakta yang terjadi dalam tubuh PDKK/ Komunitas Karismatik Katolik berikut ini :

  1. Doa Merupakan suatu hal yang mudah ditunda, dinomor  sekiankan, bahkan disepelekan/diabaikan oleh seorang "pemimpin" dalam PDKK/ Komunitas.
  2. Rasa malas untuk berdoa. IMAN DIKAHLAHKAN OLEH KENYAMANAN. Atau kalaupun berdoa, kurang memberikan waktu yang dikhususkan/di dedikasi kan untuk Tuhan. Mungkin waktu sisa?
  3. Sibuk, tidak punya waktu untuk berdoa. Mungkin sibuk dengan  pekerjaan kita, bahkan sibuk dengan "pelayanan" kita.
  4. Banyak pemimpin yang menghabiskan waktu lebih banyak untuk  berbicara tentang Tuhan daripada berbicara dengan Tuhan
  5. Banyak pemimpin yang menghabiskan waktu lebih banyak untuk  berbicara dengan Tuhan daripada mendengar Tuhan berbicara  dengannya.
  6. Mengalami kekeringan rohani sehingga mengabaikan doa, Tuhan serasa begitu jauh.

Tanpa disadari, para pemimpin sudah digiring pelan pelan kepada suatu pemikiran bahwa berdoa itu tidak lebih penting dari pelayanan. Yang penting bekerja ; melakukan sesuatu atau bertindak jauh lebih agung daripada hanya berdoa.

Perlu kita ingat kembali bahwa PKK berdiri atau PKK itu ada/lahir adalah atas dasar kerinduan sebuah DOA. Doa dari para pendahulu kita, doa dari Sr Elena Guerra, pendiri kongrerasi suster-suster Oblat Roh Kudus di Lucca, Italia. Suster ini menulis surat kepada Paus Leo XIII untuk membimbing gereja Katolik kepada pengalaman para murid Yesus pada saat Pentakosta yang diceritakan dalam Kisah Para Rasul. Kemudian doa Paus Yohanes XXIII yang mengundang Konsili Vatikan II dan sebagai persiapan Konsili mengajak seluruh umat untuk berdoa bagi Pembaruan seluruh Gereja: “Perbaruilah ya Tuhan, Gereja-Mu saat ini sebagai suatu Pentakosta Baru.” PKK juga lahir dari doa para Mahasiswa Duquesne di depan Sakramen Maha Kudus “ Veni creator Spiritus”.

Dengan demikian, karena PKK lahir dari sebuah DOA yang mendalam akan kehadiran Roh Kudus, maka para pemimpin dalam tubuh PKK mau tidak mau harus MENGHIDUPI PENTINGNYA SEBUAH DOA. Bukan mengerti saja secara teori, bukan pula menjadi bahan untuk mengajarkan kepada orang lain, sebatas topic seminar/reret tetapi DOA menjadi nafas hidup setiap pemimpin dalam PKK. PARA PEMIMPIN HARUS MEMPRAKTEKKANNYA TERUS MENERUS seperti NAPAS HIDUP. Itulah yang namanya KEHIDUPAN DOA. St. Agustinus pernah mengatakan : “Sama seperti tubuh tidak dapat hidup tanpa makanan, demikian juga jiwa kita tidak dapat hidup secara rohani tanpa doa.” Bahkan, terlebih lagi : “Kita harus lebih sering mengenangkan Allah, daripada bernapas” (Gregorius dari Nasianse, or. theol. 1,4).

 

II.  BAGAIMANA KEHIDUPAN DOA KITA? BACK TO BASIC

YESUS SEBAGAI PEMIMPIN, TELADAN DALAM DOA

Sungguhkah para pemimpin sudah sedemikian sibuknya sehingga kurang atau bahkan tidak punya waktu lagi untuk berdoa? (baca kembali fakta2 di atas)

Dalam Matius 9:35-38 kita membaca : "Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa;  Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan."  (ayat 35)

Dalam pelayanannya di dunia,  Yesus tidak pernah berhenti untuk bekerja.  Yesus berkata,  "Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga."  (Yohanes 5:17).  Sabda Tuhan pun menyatakan bahwa Yesus datang ke dunia bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani (baca  Matius 20:28).  Sabda Tuhan menunjukkan kepada kita betapa sibuknya Yesus melayani jiwa-jiwa;  Ia berjalan berkeliling dari desa dan desa, dari kota ke kota sambil mengajar, memberitakan Injil serta menyembuhkan berbagai macam  penyakit.  Bahkan kita membaca pula, karena begitu sibuknya sampai-sampai Yesus tidak mempunyai tempat untuk sekedar meletakkan kepalaNya  (baca  Matius 8:20).  Walaupun demikian Yesus tidak pernah mengabaikan jam-jam doa ;  Ia selalu mempunyai waktu untuk berdoa.  Di waktu pagi sebelum fajar merekah Yesus bangun dan mengasingkan diriNya untuk berdoa  (baca  Markus 1:35), bahkan pada waktu malam Ia juga mencari tempat yang sunyi senyap untuk berdoa sepanjang malam  (Baca  Lukas 6:12).

APA YANG TELAH TERJADI?

Dalam Kitab keluaran 5:1-24, ketika umat Israel dlm perbudakan Mesir, raja Firaun mempunyai siasat supaya umat israel tidak mempunyai waktu lg untuk beribadah kepada Yahweh mereka dengan jalan : memberikan pekerjaan yg sangat berat sepanjang hari. Firaun memerintahkan agar pembuatan batu bata yg sebelumnya bahan jerami disiapkan bagi mereka, sekarang tidak disiapkan lagi; tetapi jumlah produksi bata  haruslah sama seperti biasanya. Akibatnya adalah umat israel tidak mempunyai waktu lagi untuk beribadah kpd  Yahweh Allahnya.

"Jerami tidak diberikan lagi kepada hamba-hambamu ini tetapi walaupun begitu, kami diperintahkan: Buatlah batu bata. Dan dalam pada itu hamba-hambamu ini dipukuli, padahal rakyat tuankulah yang bersalah. " Tetapi ia berkata: "Pemalas kamu, pemalas! Itulah sebabnya kamu berkata: Izinkanlah kami pergi mempersembahkan korban kepada TUHAN! Jadi sekarang, pergilah, bekerja! Jerami tidak akan diberikan lagi kepadamu, tetapi jumlah batu bata yang sama harus kamu serahkan. "Maka mengertilah para mandur Israel, bahwa mereka ada dalam keadaan susah, karena dikatakan kepada mereka: "Kamu tidak boleh mengurangi jumlah batu bata pada tiap-tiap hari."( kel 5:16-19)

Kejadian ini mengingatkan kita akan wajah PKK saat ini, dimana-mana selalu ada keluhan PDKK mengalami kelesuhan, bahkan ada PDKK yang hanya tinggal nama. Ada banyak penyebab dan saya melihat 2 faktor penyebab utama :

  1. Dunia "memaksa" para pemimpin mengejar target-target tertentu dalam hidup mereka. Dunia menawarkan segala macam pekerjaan yang menyita waktu mulai dari pagi sampai  malam, sehingga para pemimpin tidak punya waktu lagi untuk menatap wajah Tuhan.
  2. Banyaknya program pelayanan yang harus dilakukan, yang membuat kelesuhan fisik. Target-target yang harus dicapai begitu banyak dan pada akhirnya para pemimpin "CAPEK" dan tidak punya waktu lagi untuk berdoa.

Bukankah dunia saat ini bisa menjadi seperti " Firaun baru" dan bahkan banyaknya jadwal pelayanan yang tidak disingkapi dengan bijaksanapun dapat menjadi "Firaun baru" bagi kita? Banyaknya tugas pelayanan yang kita namakan "pekerjaan Tuhan" bisa menjadi fokus kita daripada pribadi Tuhan sendiri.  Apakah yang menjadi harta terpenting bagi kita? Bukankah Allah adalah HARTA terpenting yang tak tergantikan bagi seorang pemimpin? “ Dimana hartamu berada disitu hatimu berada “. (Matius 6:21)

Contoh terbaik biblis adalah kisah Marta dan Maria (bdk Lukas 10:38-42). Waktu kita mungkin lebih banyak melakukan "pelayanan kepada Tuhan" daripada duduk diam di bawah kaki Yesus. Dengan kata lain : Yesus menunggu kita berada dekatNya, mendengarkan Dia bercakap-cakap dengan kita, tetapi kita masih tetap sibuk dengan banyak perkara.

Kalau kita mau mengakui, keberadaan PDKK/komunitas kita letih lesu, banyak masalah ataupun tidak berkembang karena para pemimpinnya kurang bahkan tidak berdoa. Nanti kita akan melihat apa yang terjadi ketika seorang pemimpin melupakan doa. Fakta menunjukan bahwa berdoa adalah suatu hal yang mudah sekali ditunda,dinomor duakan, dan bahkan diabaikan oleh kita. Kemalasanpun sering menjadi alasan kita kurang/tidak berdoa. Hati-hati, St. Benediktus dari Nursia mengajarkan : “Kemalasan adalah musuh terbesar jiwa” .

Fed Creddock pernah menulis : “ Ada seorang seminaris, calon pastor yang menyerah dan mengundurkan diri. Bukan tiba-tiba, tetapi perlahan. Semangatnya mengendor, imannya melemah, cita rasa giat berpelayanan memudar, sumber-sumber air mongering dan jiwa mengerdil. Apa yang terjadi? Apakah iblis datang menggoda dan menaklukkan dia? Tidak! Apakah studi membuat dia ragu-ragu?Tidak! Apakah ada pelayanan lain yang jauh lebih menarik yang menggodanya? Tidak! Ada suatu kesalahan yang membawa bencana. Ia mengira, berbicara banyak tentang Tuhan sudah merupakan gantinya berdoa dan berbicara dengan-Nya. Semangat dan praktek memuji dan memuliakan Tuhan hilang, dan datanglah maut dalam hidup  rohaninya.”

Tidaklah heran kalau sampai St. Alfonsus mengatakan: “Ia yang berdoa, diselamatkan; ia yang tidak berdoa, celaka!” Doa sangat besar kuasanya. (Yak 5:16-18, 2Raj 20:1-6).

KGK 2710 : “…. Bukan kita berdoa kalau kita mempunyai waktu, melainkan kita meluangkan waktu, supaya hadir di hadirat Tuhan. Kita melakukannya dengan tekad bulat pantang menyerah, juga apabila kita menghadapi cobaan-cobaan dan kekeringan…”

Sekarang bagaimana? Jawabannya : BACK TO BASIC. Kita harus kembali ke dasar panggilan kita : KGK 2558    “…. Umat beriman harus percaya kepada rahasia ini [rahasia iman], merayakannya dan hidup darinya dalam SATU HUBUNGAN YANG HIDUP DAN PRIBADI dengan ALLAH YANG HIDUP DAN BENAR. Hubungan ini adalah DOA.

III. DOA SEBAGAI PERJANJIAN DAN HATI SEBAGAI TEMPAT PERJANJIAN

MANUSIA DICIPTAKAN HIDUP DI HADIRATNYA

Perlu kita melihat beberapa pengajaran gereja bahwa kita diciptakan untuk hidup di hadiratNYA.

“Juga murid-murid-Nya dipanggil untuk hidup di depan hadirat Bapa” (KGK 1693),

Tuhan mau kita berada di dalam cahaya wajahNya....carilah wajahKu (Mazmur 27:8), Jadi kehendak Allah adalah agar kita selalu berada di hadiratNya. Dengan kata lain habitat orang Katolik adalah hidup di hadiratNya. Seperti ikan habitatnya di air dan akan mati bila dikeluarkan dari habitatnya, demikian kita akan mati bila terpisah dari hadirat Tuhan.

Dalam Bilangan 6: 25 dikatakan : "TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia; TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera.”

Ini berarti Cahaya wajah Tuhan atau sinar kemuliaanNya dapat kita alami karena Tuhan sendiri yang memulai inisiatifNya. KGK 2565 : “… Dengan demikian, kehidupan doa berarti bahwa kita selalu berada dalam hadirat Allah yang tiga kali kudus dan dalam persekutuan dengan Dia. Persekutuan hidup ini memang selalu mungkin, karena melalui Pembaptisan kita sudah menjadi satu dengan Kristus (bdk Roma 6:5) “

Pengalaman ini dapat kita rasakan di dalam doa. Seperti Musa yang berhadapan muka dengan muka dengan Allah. Suatu perjumpaan pribadi yang begitu indah.

 

DOA SEBAGAI PERJANJIAN

Dalam KGK 2564 : "doa Kristen adalah hubungan perjanjian antara Allah dan manusia di dalam Kristus." KGK mengajarkan bahwa doa sebagai perjanjian.

Ketika Allah berjanji akan membebaskan umatNya dari perbudakan Mesir, Allah juga meminta supaya setelah pembebasan itu terjadi umatNya diminta beribadah kepadaNya sebagai tanda perjanjian antara Allah dan umatNya

Keluaran 3:12  Lalu firman-Nya: "Bukankah Aku akan menyertai engkau? Inilah tanda bagimu, bahwa Aku yang mengutus engkau: apabila engkau telah membawa bangsa itu keluar dari Mesir, maka kamu akan beribadah kepada Allah di gunung ini."

Namun setelah keluar dari perbudakan Mesir, bangsa ini kembali tidak setia bahkan menyembah ilah lain buatan mereka.

Saudara terkasih, mari kita melihat perjanjian ini. Sebuah perjanjian berisi janji-janji dan kewajiban dari kedua pihak dan juga disepakati oleh kedua belah pihak dengan tanda tangan di atas materai. bila ada satu pihak yang tidak memenuhi janjinya, pihak tersebut dapat diperkarakan sesuai isi kontrak tersebut. Dan apabila pelanggaran dilakukan oleh salah satu pihak, tentunya janji-janji dalam kontrak itu tidak dapat dipenuhi.

Ketika Allah berjanji kepada umat Israel dengan perantaraan Yosua :

Yosua 1:2-9

(2) "Hamba-Ku Musa telah mati; sebab itu bersiaplah sekarang, seberangilah sungai Yordan ini, engkau dan seluruh bangsa ini, menuju negeri yang akan Kuberikan kepada mereka, kepada orang Israel itu.(3) Setiap tempat yang akan diinjak oleh telapak kakimu Kuberikan kepada kamu, seperti yang telah Kujanjikan kepada Musa.(4) Dari padang gurun dan gunung Libanon yang sebelah sana itu sampai ke sungai besar, yakni sungai Efrat, seluruh tanah orang Het, sampai ke Laut Besar di sebelah matahari terbenam, semuanya itu akan menjadi daerahmu.(5) Seorangpun tidak akan dapat bertahan menghadapi engkau seumur hidupmu; seperti Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau; Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau.(6) Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab engkaulah yang akan memimpin bangsa ini memiliki negeri yang Kujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka untuk diberikan kepada mereka.(7) Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hamba-Ku Musa; janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, ke manapun engkau pergi.(8) Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung.(9) Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke manapun engkau pergi."

Dari ayat 2-6 adalah janji Allah dan ayat 7-9 adalah kewajiban org Israel. Apa yang terjadi sesudahnya? Apakah umat Israel menikmati janji-janji itu segera? Teryata tidak. mereka butuh waktu 40 thn untuk dapat sampai di tanah Kanaan..karena dari umat Israel tidak setia dalam perjanjian tsb.

Ini adalah contoh tentang perjanjian. Kalau doa adalah hubungan perjanjian antara Allah dan kita di dalam Kristus berarti ada 2 pihak di dalamnya yang mengikat hubungan kita. Dan materainya adalah ROH KUDUS di dalam diri kita.

 

HATI SEBAGAI TEMPAT PERJANJIAN (KGK 2563)

Mari kita melihat tentang hati. Dalam Amsal 4:23 dikatakan : “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.” 1 samuel 16:7 “  Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati."

Hati merupakan suatu tempat rahasia, suatu tempat tersembunyi dimana tidak ada seorangpun yang tahu pasti apa yang tersimpan di dalamnya selain pemilik hati tersebut dan Allah sendiri. Dari sinilah sesuatu yang baik dan jahat terpancar.

Dalam Lukas 15:18-19 Yesus katakan : " Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang.Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat."

Di bagian lain lagi Matius 9: 36  "Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala."

Karena hati adalah tempat yang paling rahasia dan tersembunyi maka disinilah tempat yang paling tepat untuk mengadakan perjanjian dengan Allah.

KGK 2562 : “Dari mana datangnya doa manusia? Bagaimanapun bentuk kegiatan dan kata-kata, dengannya doa mengungkapkan diri, yang berdoa itu selalu seluruh manusia. Tetapi untuk melukiskan tempat asalnya doa, Kitab Suci kadang-kadang berbicara tentang jiwa atau roh. Tetapi paling sering - lebih dari seribu kali - tentang hati. Hati berdoa. Jika hati itu jauh dari Allah, doa pun tidak mempunyai arti.”

Dalam Matius 6:6 dikatakan : " Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."

 

Dalam Sabda Allah kita pasti tidak pernah membaca bahwa Yesus masuk ke dalam kamar, kemudian Dia menutup pintu dan berdoa. Yang ada adalah Dia berdoa di atas bukit dlm Matius 14:23 " Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian di situ."

Dalam Markus 1:35 "Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana."

Lukas 5:16 "Akan tetapi Ia mengundurkan diri ke tempat-tempat yang sunyi dan berdoa"

Yang dimaksud Yesus adalah tempat tersembunyi yang tenang, yang jauh dari kebisingan. Dari sudut pandang rohani, tempat itu adalah hati kita. Kita hampir tidak akan pernah mendapatkan tempat yang pasti untuk berdoa. Banyak orang membuat ruang doa di rumahnya. Kita mungkin diajak membuat “mezbah” doa dan kita letakkan di kamar/atau ruang doa kita. Tapi saya yakin kita tidak dapat setiap hari bersembah sujud di sana.  Tetapi kita tetap bisa bersembah sujud di satu tempat yang sudah Allah tetapkan bagi kita yaitu hati kita. Kemana saja, dimana saja, saat kapan saja...kita dapat menggunakan tempat itu sebagai tempat perjannjian kita dengan Allah. Berdoa berarti masuk ke dalam hati kita, setelah masuk kita tutup...sehingga pada saat kita berdoa dengan hati kita...walaupun di sekeliling kita penuh kebisingan...kita benar benar menjadi orang merdeka yang tidak pernah terusik oleh apapun yang dapat menghalangi perjumpaan kita dengan Tuhan.

Disinilah hubungan intim dengan Allah terjadi. Disinilah hubungan persahabatan dan cinta kita terjadi. Dan disinilah Tuhan memberitahu kita hal hal yang tidak kita mengerti dan ketahui. Di sinilah sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin saat perjumpaan dengan Allah sebegitu dekatnya. Daud sendiri mengalaminya sehingga dalam Mazmur 25:14 Daud berkata : "TUHAN bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka." dan bahkan Santo Yohanes Krisostomus pun pernah mengatakan :  "Tidak ada suatu apa pun yang lebih bernilai daripada doa: doa membuat yang tidak mungkin menjadi mungkin, dan yang berat menjadi ringan... Seorang manusia yang berdoa, tidak mungin berdosa" (Yohanes Krisostomus, Anna 4,5). Katekismus Gereja Katolik mengajarkan : doa itu MUTLAK perlu (KGK 2744)

Oleh sebab itu…saya berdoa supaya para pemimpin PKK segera kembali ke HIDUP DOA dengan sungguh-sungguh. Itulah panggilan kita yang sangat mendasar. Adakan perjanjian dengan Tuhan hari ini dengan penuh dedikasi waktu anda sebagai “korban” bagi Dia. Memberikan waktu terbaik anda dan bukan waktu sisa! Roh Kudus pasti membantu kita. (bdk Rom 8:26)

BERMULA DARI CINTA

Ketika kita mengatakan bahwa kita mengasihi Allah. Maka salah satu tanda kita mengasihi dia adalah kita rindu untuk selalu berada di dekatNYA. Rindu bercakap-cakap dengan Dia dan rindu mendengarkan suaraNya.  Santa Theresa Liseux mengatakan : “Tuhan tidak menginginkan kita untuk melakukan ini atau pun itu, Ia ingin kita mencintai-Nya.” Dan kekasih Allah ini pernah menulis : “…. Sekarang saya tidak menginginkan apa-apa lagi selain mencintai Yesus sampai gila. Hanya pasrah ini saja yang menarik saya. Saya tidak menginginkan sesuatu lagi kecuali pelaksanaan sempurna kehendak Allah dalam jiwaku.”

Sedangkan Mother Theresa mengalami : “ Hanya satu hal saja yang paling saya inginkan saat ini…tetap mencintai Tuhan hingga saya mati demi cinta.”

 

IV.  PEMIMPIN YANG KURANG BERDOA

Bila para pemimpin kurang berdoa/tidak berdoa, kita akan melihat gejala-gejalanya seperti di bawah ini :

  1. Saat banyak persoalan muncul dalam PDKK/Komunitas kita,mungkin kerjasama yang kurang harmonis atau gesekan satu sama lain, maka banyak pemimpin menjadi pemimpin muntaber (mundur tanpa berita). Lihatlah apa yang Yesus katakan dalam Yohanes 17:4 ; KALAU YESUS MAU DIPERMULIAKAN..SELESAIKAN SAMPAI AKHIR!
  2. Saat pekerjaan pelayanan tak ada yang memikirkannya. Kita seolah-olah bekerja sendiri, sehingga mudah mengeluh dan menggerutu. Saatnya kita tidak mempertahankan zona nyaman kita, karena memang panggilan kita sebagai hamba. Bukan saatnya para pemimpin berada dalam ego, mencari kenyamanan pribadi.
  3. Saat dicalonkan kembali menjadi pemimpin PD,BPK, dll, jawaban yang paling mudah adalah : SAYA tidak sempat, saya SIBUK, SAYA ini, SAYA itu…. Atau dengan mudah kita akan menolak dengan banyak alasan . Mari kita lihat apa yang dikatakan oleh St.Yohanes penginjil dalam Yohanes 21:18
  4. Tidak tahu PDKK/Komunitasnya mau dibawa kemana...
  5. Mudah jatuh dalam dosa mencobai Tuhan : kotbah tanpa persiapan. SHB yang tidak dipersiapkan dengan baik....dengan alas an sudah sering membawakan nya.
  6. Pelayanan kita menjadi tidak powerfull lagi. PEMIMPIN akan mudah jatuh dalam dosa dan bisa berakibat fatal bagi PDKK yang dipimpinnya



V. DOA – SABDA DAN EKARISTI

Bagi orang karismatik katolik, ada 3 unsur vertical yang sangat essential dalam hidup kita. Terlebih bagi seorang pemimpin yaitu : doa, sabda dan berpuncak pada Ekaristi yang sangat berdampak dalam pertumbuhan iman kita.

Pada saat kebangkitan Yesus, murid2 tidak mengenali Yesus pada mulanya.

  1. Maria magdalena, mengenal Yesus saat Yesus memanggil Namanya. (bdk.Yohanes 20:16) Saat dimana kita bergaul karib dengan Tuhan, kita tahu dan mengenal suara Dia yang memanggil kita. Seekor domba tahu suara sang gembala.(bdk. Yoh 10:1-14)
  2. Dua murid di Emaus mengenal Dia saat pemecahan roti-ekaristi . (bdk. Lukas 24:13-35)
  3. Dan di pantai danau tiberias, Yohanes mengenal Yesus lewat peristiwa ulang dari sabdaNya . Kata : tebarkanlah jalamu! (bdk. Yohanes 21:6)Mengingatkan Yohanes peristiwa dimana Yesus memanggil petrus di danau Galilea dalam Lukas 5:1-11. Itulah SABDA

Dengan demikian perjumpaan pribadi dengan Tuhan secara nyata kita temukan lewat DOA, Sabda dan EKARISTI. Itulah cara kita untuk semakin mengenal Dia.

Secara khusus saya akan menekankan tentang perjumpaan pribadi dengan Tuhan melalui Ekaristi karena itulah DOA tertinggi kita. Puncak kehidupan kita sebagai orang katolik.

Kalau kita membaca dalam Perjanjian lama :  Ada satu hal yang selalu dilakukan oleh seorang pemimpin yaitu : DOA. Bentuk yang paling lazim kita lihat adalah seorang pemimpin mendirikan “mezbah” bagi Tuhan. Dicatat sebanyak 292 kali dalam Perjanjian lama,termasuk dalam Deuterokanonika. Mulai dari Nabi : Nuh (kej 8:20), Abraham (kej 13:18), Ishak (Kej 26:25),Yakub (kej 35:1), Musa (Kel 17:25), Imam Harun (Kel 32:5), Yosua (Yos 8:30), zaman hakim-hakim Gideon (Hak 6:24), sampai Rajapun mendirikan mezbah : Saul (1Sam 14:35), Daud (1Taw 21:18), Salomo (1 Raja 7:48). Mezbah didirikan sebagai persembahan kepada Tuhan. Ada korban yang dipersembahkan baik domba ataupun lembu. Korban yang dipersembahkan sebagai penghormatan akan Yahweh yang hadir di tengah umatNya. Apa makna rohaninya bagi kita? Saat ini kita tidak perlu lagi mendirikan mezbah batu bagi TUHAN untuk mempersembahkan korban binatang bagi Dia, tetapi Tuhan sendiri sudah mendirikannya bagi kita ; suatu korban persemahan yang paling berkenan kepada Tuhan. Persembahan Yesus yang mati di kayu salib bagi kita. Itulah yang kita rayakan sebagai kurban tak berdarah setiap kali merayakan EKARISTI.  Untuk memperbaharui perjanjian kita dengan Tuhan, kita harus makan PASKAH sebagaimana orang Israel memperbaharui perjanjian mereka dengan Tuhan lewat makan PASKAH bersama ( bdk.Keluaran 12:8)

 

VI.KEMBALI KE CINTA MULA-MULA

Tidak mengherankan bila Tuhan mengingatkan kita untuk kembali ke kasih yang mula-mula. Kembali ke kasih mula-mula berarti saat kita pertama kali mengalami perjumpaan pribadi dengan Tuhan. Rasa haus yang tak terperi-kan, selalu mau bersamaNya dalam doa secara rutin dan teratur, berkobar-Kobar saat membaca surat cintaNya dan selalu mau menjadi terang bagi siapa saja yang kita jumpai.

Bukan suatu kebetulan bila thema Konvenas XII kita diambil dari wahyu 2:4 " Kobarkan KASIH mula-mula. Ini adalah teguran Tuhan kepada jemaat Efesus, yang dalam banyak hal sudah OK. Namun Tuhan mengatakan sesuatu yang sungguh mengagetkan : betapa dalamnya engkau sudah jatuh! Yang menarik disini adalah kitab wahyu ditulis tahun 97 sesudah Masehi. Sedangkan jemaat Efesus terbentuk lewat penginjilan Rasul Paulus tahun 52 sesudah Masehi. Ini berarti saat wahyu ini ditulis, usia kekristenan jemaat di Efesus sudah berumur 45 tahun. Berapa umur PKK saat ini? Pencurahan Roh Kudus di Duquesne thn 1967 dan sekarang thn 2012. Sudan 45 tahun. Sungguh Luar biasa. Bagaimana perjalanan PKK selama 45 tahun? Bagaimana perjalanan PDKK/Komunitas kita?

MARI KITA KEMBALI KE DASAR PANGGILAN KITA. BACK TO BASIC. KASIH YANG MENYALA AKAN PERJUMPAAN PRIBADI DENGAN TUHAN. Akhir kata , saya mengutip tulisan Paus Yohanes Paulus II : “Jadi, mengambil waktu untuk berdoa dan menyuburkan doa dan aktivitas melalui pembelajaran biblis, teologis dan doktrinal, dan hidup bersama Kristus dan rahmat-Nya dengan menerima sakramen rekonsiliasi dan Ekaristi dengan TEKUN : itulah dasar dari kehidupan Kristiani yang mendalam”

Selamat ber-KONVENSI dan adakan perjanjian dengan Tuhan pada hari ini di kedalaman hati kita.AMIN

 

Salam,

Timotius Tanto Wijoyo

Sumber : Dari Buku Konvenas XII ( September 2012)

LOKAKARYA KONVENAS XII



Share with :

Anda mempunyai pertanyaan / komentar / saran mengenai BPN PKK, silahkan email kami ke INFO@KARISMATIKKATOLIK.ORG
kami akan segera merespon pertanyaan / komentar / saran Anda secepatnya. IG: @KARISMATIKKATOLIK  YOUTUBE: KARISMATIK KATOLIK INDONESIA

Copyright © 2007-2024 Badan Pelayanan Nasional, Pembaruan Karismatik Katolik Indonesia (BPK PKK).
versi archive 2007 link : WWW.KARISMATIKKATOLIK.ORG/ARCHIVED/