Share Media :

Semakin Menyala-nyala Dalam Melayani Tuhan (Konvenas XI -Okt 2009)


Acara Pembukaan Konvenas XI  (yang diselengarakan pada tanggal 15-18 Oktober 2009)  di Bali dimulai dengan masuknya Perarakan Vandel. Paling awal vandel BPN Karismatik Katolik Indonesia, disusul vandel-vandel dari BPK-BPK yaitu Denpasar, Bali dan Lombok, Amboina, Atambua, Bandung, Banjarmasin, Bogor, Fakfak, Keuskupan Agung Jakarta, Ketapang, Kupang, Makassar, Malang, Manado, Maumere, Manokwari -Sorong, Medan, Padang, Palangkaraya, Palembang, Pangkalpinang, Pontianak, Ruteng, Samarinda, Sanggau, Keuskupan Agung Semarang, Sibolga, Singapura, Cikuna, Surabaya, Tanjungkarang, Tanjungselor, Timika, Timor Leste, Weetebula dan Mimika.

Misa Pembukaan
Setiap Perayaan Ekaristi dan setiap session di dalam pertemuan akbar ini didahului dengan memuji dan menyembah Tuhan dipimpin tim pijian.
Dihadiri oleh sekitar 760 orang dari seluruh Nusantara, Perayaan Ekaristi meriah pun dimulai dengan selebran utama Mgr. M. Angkur, OFM, konselebran Mgr. Silvester San, Pr., dan Rm. Antonius Gunardi, MSF beserta 48 imam lain di altar. 
Mgr. M. Angkur, OFM memberikan homili yang berisikan tiga topik, yaitu 1) Tahun Imam yang mewujudkan ajakan Paus yang minta kepada seluruh umat untuk menghargai kedudukan imam bukan demi kepentingan imam itu melainkan demi kepentingan perutusan dan kepentingan Gereja bagi seluruh umat. 2) Kegiatan Modernas sebagai  pertemuan Nasional para imam yang terkumpul dalam PKK. Beliau berkata: ”Demikianlah di hadapan kita ada banyak imam yang datang karena hormat kepada Roh Kudus, karena rasa hormatnya kepada Gereja, karena rasa sayangnya kepada umat dan juga untuk merasakan bahwa keluarga PKK adalah keluarga di dalam Gereja. Karena itu tak ada lagi keluhan bahwa para imam tidak menerima atau kurang berkenan pada PKK atau tak ada keluhan dari para umat seakan-akan para imam tidak memperhatikannya”. 3) Pesta iman Konvenas XI ini hendak merayakan kembali Pentakosta yang dialami para rasul agar kita dapat tetap mempertahankan jati diri dan janji permandian kita yaitu bahwa Roh diberikan kepada kita. 
Maka pertemuan kita dalam hari-hari mendatang merupakan suatu permintaan kepada Allah supaya Roh yang kita terima berkembang bertumbuh karena tanpa itu tak mungkin kita menawarkan pembaruan kepada Gereja. Maka  selalu merupakan penghangatan kembali, suatu tanda atau indikasi bahwa kita harus berjalan terus dalam pembaruan yang dinantikan  itu.
Keluarga PKK sudah tiga tahun lalu memikirkan tema apa yang paling tepat untuk kita lakukan tiga tahun mendatang. Maka kalau temanya adalah ‘Biarlah rohmu semakin menyala-nyala dalam melayani Tuhan’, mungkin karena ada indikasi bahwa ada kelompok PKK yang melempem atau suam-suam. Karena itu BPN dan seluruh jajarannya memohon agar Tuhan membakar kembali sehingga kelompok PKK yang menuntut perhatian dari Gerejanya. Orang katolik tanpa Roh tak mungkin diutus. Kehadiran para leaders di sini hendaknya membawa umat lebih dekat kepada Roh Kudus yang artinya juga lebih dekat kepada Bapa. Di dalam suasana religius yang dikemas dalam kultur agama Hindu di tempat ini, Roh itu harus dihadirkan juga secara Gereja Katolik.

Pembukaan Konvenas XI
Seusai Perayaan Ekaristi ada persembahan tarian Panjang Brami oleh Sanggar Widya.
Sesudahnya hadirin mendengarkan sambutan-sambutan dari Ketua Panita Hendrikus David Aditiaman, Koordinator BPN Joseph Tedjaindra, Co-Moderator BPN Rm. Antonius Gunardi, MSF, Uskup Denpasar, Mgr. Silvester San, Pr. 
Konvenas Xi resmi dibuka dengan pemukulan gong sebelas kali oleh Mgr. Silvester San, Pr.
Ada pula acara perkenalan yang kemudian disusul dengan persembahan atraksi dari BPK-BPK sebagai akhir hari pertama.

Ceramah dan Lokakarya
Pertemuan akbar ini diisi dengan ceramah dan lokakarya sejak hari kedua hingga hari keempat.
Ceramah Umum I: Aneka Wujud Pengutusan Gereja oleh Mgr. Silvester San, Pr.
Lokakarya I: Institusi dan Karisma oleh Rm. Adrian Adiredjo, OP; Memaknai Paraliturgi dalam Gereja oleh Ernest Maryanto; Bangga sebagai orang Katolik oleh Dr. Robert Reverger.
Ceramah Umum II: Dinamika dan Pranata Pembaruan Karismatik Katolik oleh Felix Ali dan George Wangsanegara.
Lokakarya II: Pemimpin yang Visioner oleh Endie Rahardja; Mengelola suatu Persekutuan Doa oleh Budi Sutedjo; Kehidupan Doa dan Karakter seorang pelayan oleh YvonneTaroreh.
Ceramah Umum III: Pembaruan Karismatik Katolik dan Keterlibatan Sosial oleh Rm. Andang Binawan, SJ dan Ali Rachman.
Lokakarya III: Kegiatan Sosial sebagai salah satu wujud Evangelisasi oleh Judy Nuradi; PKK tanggap terhadap gejala-gejala sosial oleh Rm. Subroto, SJ dan PD Elizabeth; Kebutuhan Dana dalam pelayanan oleh Agus Suherman.
Ceramah Umum IV: Roh Kudus pembimbing dan pemberi semangat dalam Pelayanan oleh Bob Canton, Rm. Antonius Gunardi, MSF dan JosephTedjaindra.
Lokakarya khusus untuk BPK-BPK  diberikan oleh Bob Canton.

Melayani seperti Kristus
Misa Penutup dipersem-bahkan oleh Mgr. Silvester San, Pr didampingi Mgr. Hieronimus Bumbun, Rm. Anton Gunardi, MSF, Rm. Hilman, Pr dan Rm. St. Sumardiyo, Pr.
Dalam homilinya Mgr. Silvester berdasarkan bacaan-bacaan hari itu mempertentangkan arti menjadi terkemuka di dunia  dan di Kerajaan Allah. 
Di dunia perdagangan, suatu perusahaan menjadi terkemuka bila pelayanannya bagus, memuaskan masyarakat dengan tujuan perusahaan mendapat keuntungan dan menjadi jaya.
Yesus menjawab keinginan ibu Yakobus dan Yohanes akan kemuliaan bagi anak-anaknya dengan bersabda: “Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti  Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang.” Maka di dalam misi perutusan Yesus, ukuran kehebatan serta kemuliaan seseorang bukan terletak pada kekuasaan dan jabatan yang dimiliki melainkan pada sikap dan semangatnya untuk melayani.  Kebesaran seseorang terletak pada pelayanan tanpa pamrih, melayani dengan berkurban tanpa mencari keuntungan atau kekuasaan melainkan dengan berkurban.
Yesus sendiri telah melakukan pelayanan seperti itu baik sebagai hamba yang menderita maupun sebagai Imam Agung.

Penutupan
Pesta iman yang berlangsung selama tiga hari ini diakhiri dengan penyerahan tanda bagi penyelenggaraan “The Next Konvenas” kepada BPPG Makassar dan pemberian kenang-kenangan kepada pembicara.
Joseph Tedjaindra memukul gong sebelas kali sebagai tanda bahwa Konvenas XI telah berakhir.*** 
TT


Share with :

Anda mempunyai pertanyaan / komentar / saran mengenai BPN PKK, silahkan email kami ke INFO@KARISMATIKKATOLIK.ORG
kami akan segera merespon pertanyaan / komentar / saran Anda secepatnya. IG: @KARISMATIKKATOLIK  YOUTUBE: KARISMATIK KATOLIK INDONESIA

Copyright © 2007-2024 Badan Pelayanan Nasional, Pembaruan Karismatik Katolik Indonesia (BPK PKK).
versi archive 2007 link : WWW.KARISMATIKKATOLIK.ORG/ARCHIVED/