Renungan Harian - Saturday, 23 March 2024

ALLAH YANG MEMPERSATUKAN KITA


Sabtu, 23 Maret 2024

Yehezkiel 37:21-28

Yeremia 31:10.11-12ab.13

Yohanes 11:45-56


“…tetapi juga untuk mengumpulkan dan mempersatukan anak-anak Allah yang tercerai-berai.” --- Yohanes 11:52b


APA YANG Tuhan Allah janjikan, akan Dia genapi. Menjadikan satu bangsa, adalah janji Allah Bapa melalui nubuatan nabi Yehezkiel. Dimana Allah mengatakan akan mengumpulkan dari segala penjuru dan menjadikan satu bangsa. Dan melalui raja Daud, Israel menjadi satu bangsa yang taat dan setia akan peraturan dan ketetapan-ketetapan Allah. Begitupun dari kitab Yeremia, Tuhan  tetap mengumpulkan kembali bahkan ditambahkan bahwa Ia akan menjaganya seperti gembala terhadap kawanan dombanya!

Dari Injil Yohanes, Allah Bapa memenuhi janji-Nya melalui Sang Putra. Melalui karya-karya yang Yesus lakukan hingga wafat-Nya di kayu salib. Dikatakan : banyak orang Yahudi yang menyaksikan itu menjadi percaya kepada-Nya (Yoh 11:45). Yesus  yang melakukan banyak mukjizat, termasuk membangkitkan Lazarus yang telah mati selama empat hari, pengajaran-pengajaran-Nya yang menarik dan memiliki kuasa, menjadikan banyak orang menjadi percaya. Tentunya hal itu menjadikan orang-orang Farisi dan para pemimpin agama pada masa itu  menjadi khawatir (ayat 47-48). Dimana mereka menggunakan alasan agama dan kepercayaan untuk menghasut orang banyak untuk menentang Yesus, namun sesungguhnya yang mereka khawatirkan bukanlah agama, namun tentang diri mereka sendiri. Status dan jabatan mereka terancam dengan banyaknya orang yang menjadi percaya pada Yesus. Saat merasa keamanan mereka terusik maka mereka akan melakukan berbagai cara untuk mempertahankan apa yang mereka miliki. Yesus dengan ajaran-ajaran-Nya membawa kepada persatuan namun orang-orang Farisi membuat perpecahan dengan berusaha menghasut banyak orang dengan berbagai tipu muslihat agar mereka tetap memegang kekuasaan.

Dimana kita tahu, pada akhirnya Yesus wafat di kayu salib, sebagai Domba Allah yang dikorbankan untuk menghapus dosa kita. Wafat-Nya di kayu salib, yang pada masa itu dilakukan untuk mempermalukan Tuhan kita, mencerai-beraikan para murid dan pengikut Yesus, namun akhirnya menjadi sumber persatuan. Dimana wafat-Nya membawa pada kebangkitan dan kemenangan atas maut. Jika sebelumnya, Yesus menghidupkan kembali Lazarus dan juga beberapa kisah yang bisa kita baca, seperti Yesus membangkitkan pemuda yang meninggal di desa Nain (Lukas 7:11-17), Yesus membangkitkan putri Yairus (Lukas 8:40-56) namun setelah wafat di kayu salib, pada hari ketiga, Yesus sendiri bangkit dan mengalahkan maut kematian (bisa dibaca dari Markus 16:1-8, Yohanes 20:1-10, Matius 28:1-10) dan menjadikan banyak orang percaya.

Karya kasih Allah tidak pernah setengah-setengah. Tuhan merencanakan segala sesuatu dengan sempurna. Nubuat melalui para nabi hingga melalui Sang Putra, membuktikan janji-Nya selalu akan ditepati. Janji Tuhan selalu Ya dan Amin. Lalu bagaimana dengan kita, yang mengatakan mencintai Tuhan Allah kita? Apakah kita mencintai dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati seperti Bapa mengasihi kita? Ataukah kita hanya mencintai Allah saat doa-doa kita dijawab? Apakah kita setia dan taat pada peraturan dan ketetapan-ketetapan-Nya ataukah kita lebih sering mengikuti apa yang menjadi kehendak pribadi kita? Tetap setia saat doa kita tidak dijawab, saat badai kehidupan menerpa ? Apakah kita tetap berpegang pada janji-Nya saat posisi kita terancam seperti orang-orang Farisi ataukah kita tetap teguh dalam iman kita? Bukan kita yang memilih namun Bapa yang memilih untuk mencintai kita terlebih dahulu. Dan bukan Tuhan yang membutuhkan kita namun kita yang tidak akan bisa hidup tanpa kasih dan rahmat-Nya. Menjadikan kita anak-anak-Nya dan memberikan karya terbesar dan termulia, dengan wafat di kayu salib bagi kita, agar kita bisa hidup  layak. Satu bangsa, satu keluarga, keluarga Allah. (Beatrix)

 

 

DOA: “Terima kasih Tuhan Allah kami, yang selalu memberikan yang terbaik bagi kami, yang Engkau layakkan memanggil-Mu, Bapa. Bantulah kami, ya Yesus, untuk bisa dan berani meneladani semangat-Mu, berkorban bagi sesama kami. Lembutkan hati kami yang keras menjadi lembut dan siap dibentuk,. Bimbing kami, ingatkan kami, Roh yang kudus, agar kami tetap setia pada Bapa, Amin.”

JANJI: “Aku akan mengubah perkabungan mereka menjadi kegirangan, akan menhibur mereka dan menyukakan mereka sesudah kedukaan.” - Yeremia 31:13b

PUJIAN: Turibius dilahirkan pada tahun 1538 di Leon, Spanyol. Ia menjadi seorang professor di sebuah universitas dan kemudian menjadi seorang hakim yang terkenal. Ia adalah seorang Kristiani yang baik, terkenal sebagai seorang yang jujur dan bijak. Suatu hal luar biasa yang terjadi atasnya mengubah seluruh hidupnya. Secara tidak diduga Professor Turibius diminta Gereja untuk menjadi Uskup Agung Lima, Peru. Selama 25 tahun memimpin gereja Peru sebagai uskup Agung, Turibius berhasil menghantar kembali orang-orang Spanyol kepada tata cara hidup Kristiani. Demikian juga orang- orang Indian. Ia wafat pada tanggal 23 Maret 1606 dalam usia enam puluh delapan tahun. St Turibius dimaklumkan sebagai santo oleh Paus Benediktus XIII pada tahun 1726.

Penanggung Jawab RH: Komunitas MBA (Mari Baca Alkitab)


Bagikan :

Renungan Harian lainnya :

APAKAH ENGKAU MENGASIHI ALLAH?

Monday, 29 Apr 2024

MENEMPEL PADA POKOK ANGGUR

Sunday, 28 Apr 2024

PEKERJAAN YESUS

Saturday, 27 Apr 2024

JALAN KEHIDUPAN

Friday, 26 Apr 2024

AMANAT AGUNG

Thursday, 25 Apr 2024

YESUS SANG TERANG DALAM KEGELAPAN

Wednesday, 24 Apr 2024

KASIH YANG TAK TERPISAHKAN

Tuesday, 23 Apr 2024

GEMBALA PARA DOMBA

Monday, 22 Apr 2024

ANAK-ANAK ALLAH

Sunday, 21 Apr 2024

TETAP SETIA MENGIKUT YESUS

Saturday, 20 Apr 2024

DITARIK TUHAN

Thursday, 18 Apr 2024